"Gal kita mau ngapain kesini?" Tanya Alanda bingung, pasalnya mereka baru tiba di halaman sebuah gedung yg sudah terpakir banyak mobil, bukan hanya itu Alanda sekarang mengenakan dress selutut berwarna biru dongker pemberian Galih dan Galih pun sekarang mengenakan tuxedo berwarna sama dengan Alanda.
Sebenarnya sepanjang perjalanan di mobil tadi Alanda sudah bolak balik bertanya pada Galih yg membawa nya kemana namun sedari tadi juga Galih hanya diam tak merespon yg membuat Alanda jengkel sendiri.
"Kalo lo gak jawab gue balik aj—"
"Mama gue hari ini nikah" potong Galih dingin yg masih memandang lurus kedepan.
"Sebenernya gue males dateng ke acara ini, kalo gak mama yg maksa dan kalo gak lo yg mau nemeni gue" Lanjut Galih.
"Kok lo ga bilang dari tadi sih Gal, kan lo jadi terlambat datang" ucap Alanda merasa bersalah.
"Ini cuma bahagia nya Mama doang, dia gak pernah mikiri perasaan gue gimana"
Alanda memegang punggung tangan Galih sebelah kiri untuk menguatkan nya "Yaudah, kita masuk ya, Pasti mama lo dan yg lain juga udah pada nunggu". Sebenernya Alanda tak mengerti permasalahannya dan banyak yg ia ingin tanyakan tetapi ia pun juga berfikir untuk tak kepo dengan privasi orang.
Galih mengangguk lalu keluar dari mobilnya disusul Alanda.
Saat memasuki gedung, Alanda melihat seisi gedung dengan kagum, acara ini benar benar sangat mewah dan sempurna.
"Bang Alih!" Panggil seorang anak perempuan berlari menghampiri Galih dan Alanda, yg usianya kira kira 8 tahunan, ia juga mengenakan Dress berwarna sama dengan yg di kenakan Alanda.
"Bang Alih kok baru dateng sih? Putri udah nunggu dari tadi tauk" ucap anak perempuan yg bernama Putri dengan kesal namun tetap menggemaskan.
Galih yg dipanggil pun jongkok mensejajarkan tingginya dengan Putri.
"Bang Alih tadi jemput kakak ini" ucap Galih sambil menunjuk Alanda.
"Ini kak siapa?" Tanya anak itu yg bernama Putri.
Alanda pun ikut mensejajarkan tingginya dengan Putri di samping Galih "Kakak namanya kak Landa, kamu namanya siapa?"
"Aku Putri kak, kakak pacarnya bang Alih?" Mendengar pertanyaan Putri, Alanda langsung menggeleng cepat.
"Bukan, kakak cuma temen bang Alih" mendengar Alanda menyebut namanya dengan sebutan 'Alih' juga Galih pun tersenyum.
"Eh Alih, kok baru dateng sih? Kamu gak nyaksikan akad mama mu jadinya" ucap perempuan paruh baya dengan berjalan pelan pelan menghampiri Galih.
Galih bangkit dari jongkoknya "Mau Alih nyaksikan atau enggak kan gak ngaruh juga Oma" cetus Galih.
"Gak baik kamu berkata seperti itu di hari bahagia mama mu, ka— eh ini siapa Lih?"
"O iya Oma ini Alanda, Lan ini Oma" ucap Galih memperkenalkan.
"Saya Alanda Oma temen nya Galih" ucap Alanda sopan sambil mencium punggung tangan Oma Galih, ia berkata seperti itu karena takut Oma nya berfikir sama seperti Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alanda's Destiny
Teen FictionAlanda Ziva Aulia adalah seorang gadis yg cantik, pintar dan cuek (beda cerita kalau lagi sama keluarga juga para sahabat nya). Karena kedua orang tuanya meninggal akibat kecalakaan, Alanda diangkat menjadi anak di keluarga Mario Saputra yaitu Abang...