25. Perasaan Aneh

32 15 0
                                    

Belum ada 10 menit Alanda tertidur tiba tiba ada seseorang yg menggendong nya dan berjalan keluar UKS. Sadar akan tubuhnya yg terhayung, Alanda mencoba membuka matanya untuk melihat siapa sosok yg telah mengusik tidurnya.

"Gal! Kamu apa apaansih! Turunin cepetan!!" Berontak Alanda kepada Galih yg tengah menggendongnya.

"Galih!!! Turunin!!!" Ucap Alanda lagi karena seolah Galih mentulikan pendengarannya.

Brukh

"Aw" pekik Alanda karena Galih melemparkan Alanda di kursi samping pengemudi. Alanda mencoba bangkit namun Galih menghalangi jalanannya, tangan kiri Galih memegangi pintu dan tangan kanannya memegang sisi lain yg membuat Alanda terkurung disana.

"Kalo kamu turun, aku bakal cium kamu, bukan di jidat lagi, tapi bibir" ancam Galih yg membuat Alanda bergedik ngeri lalu kembali duduk di kursinya.

Galih tersenyum puas "Goodgirl" ucap nya sambil mengacak rambut Alanda lalu menutupkan pintu dan memutari mobil untuk duduk di kursi pengemudi.

"Gal kita mau kemana? Aku gamau bolos" ucap Alanda saat mesin mobilnya sudah dihidupkan.

"Aku gak bakal biarin kamu sekolah dengan keadaan kayak gini" ucap Galih sambil terus menatap lurus kedepan, bahkan ia dapat dengan mudah melewati satpam yg menjaga di gerbang sekolah dan malah ia sempat membuka kaca dan mengklakson satpam nya setelah sang satpam membuka pintu gerbang. Menganehkan pikir Alanda.

"Kayak gini gimana? Aku gak kenapa kenapa gal, cuma pingsan doang, tiduran bentar udah sembuh—"

Ciittt
Galih pijak pedal rem secara tiba tiba dan kembali fokusnya ke Alanda.

"Aku gak bodoh lan, mau kamu sendiri yg cerita atau aku yg cari tau siapa orangnya?" Tanya Galih yg membuat Alanda terdiam dan menunduk.

"Oke, aku bakal cari tau sendiri dan kalau udah ketemu orangnya gak akan aku kasih ampun karena udah berani ganggu apa yg udah jadi milik aku" ucap Galih penuh penekanan lalu kembali melajukan mobilnya.

Alanda sudah berada di kamar tamu dirumah Galih, ia juga sudah mengganti pakaian nya yg lembab dengan kaos oblong kebesaran milik Galih yg dipadukan dengan celana jeans selutut.

"Gimana? Masih pusing?" Tanya Galih yg baru saja datang dengan membawa nampan berisi sup, air putih dan obat.

"Masih, tapi gak sepusing tadi disekolah" jawab Alanda lalu ikut duduk dengan Galih di tepi ranjang.

"Yaudah sekarang makan ya" ucap Galih lembut.

"Tapikan tadi disekolah aku udah makan Gal"

"Kamu di sekolah makannya juga cuma 2 suap tadi"

"Aku ga-"

"Aku gak terima penolakan, sekarang buka mulut biar aku suapin"

"Gal-"

"Lan" Potong Galih dengan suara lebih tegas.

Alanda menghela nafas, ia tau gak akan habisnya berhadapan dengan Galih, jangankan untuk menang, untuk imbang aja Alanda gak bisa. Alanda memilih menurut walau lidahnya masih terasa pahit dan perutnya terasa mual.

Sesendok demi sesendok Galih menyuapi makanan itu ke Alanda hingga sampai pada suapan terakhir.

"Nah sekarang kamu minum obatnya" ucap Galih sambil memberikan obat ke Alanda.

Alanda menatap Galih dengan tatapan ragu.

Galih yg merasa diperhatikan pun menatap Alanda "Tenang, itu bukan racun, itu obat yg biasa nyokap kasih kalo aku lagi pusing sama demam, lagian gak mungkin aku ngeracunin pacar sendiri lan" jelas Galih, lalu Alanda meminum obatnya.

Alanda's DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang