PART 15: PLAYING GAME

220 24 0
                                    

Annyeonghaseyo guys, aku kembali lagi, setelah seabad tidak update, maafkan aku yaa, karena kesibukan yang sedang mendera diriku jadi belum bisa update cerita ini dengan cepat, mohon di maklumi yaa..

semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa vote dan comment nya yaa, dan maafkan typo yang betebaran

 Selamat membaca guys...




18.00 KST

Klik

Suara pintu terbuka, Joohyun baru saja pulang bekerja, irisnya menelisik ke berbagai penjuru apartment-nya namun nihil, dia tidak menemukan Jeon Jungkook disana. Bahkan lelaki itu tidak meghubunginya jika mau pergi, tangannya mengambil ponsel yang terselip di tas tentengnya. Dan menekan tombol panggil pada nama lelakinya itu. Berkali-kali dia mencoba namun tidak ada jawaban.

"Kau dimana sih Jung, suka sekali membuatku khawatir."

Ponselnya masih menempel di telinga, dan mencoba lagi menelepon Jungkook, sepersekian detik berikutnya yang di cari muncul dari balik pintu membawa dua kantong belanjaan berisi bahan makanan dan beer.

Tanpa aba-aba, tubuh tegap Jungkook di terjang oleh tubuh mungil Joohyun yang membuat tubuh keduanya terhuyung ke belakang, untung saja di belakang tubuh Jungkook masih ada dinding jadi mereka tidak jatuh, hanya belanjaannya sudah tergeletak tidak beraturan di lantai.

"Kau kenapa, noona?"

Wajah perempuan yang di tanyai masih menempel di dada bidang Jungkook. 'Ah mungkin dia rindu padaku' batin Jungkook.

"Aku kira kau ada di sini ternyata pergi keluar, kau senang sekali sih membuatku khawatir, hm." Joohyun berucap dengan nada sedikit tinggi di balik dada Jungkook.

"Hehehe, mian. Aku kan kelaparan, jadi aku pergi keluar sebentar untuk mencari bahan makanan, dan aku tidak tahu kalau kau pulang lebih awal, aku kira kau lembur."

"Aku tadi ada masalah di kantor, katanya aku hendak di pindah ke cabang Busan, sehingga bosku memintaku untuk tidak bekerja lembur."

Mata Jungkook membulat mendengar penuturan Joohyun, apa katanya pindah ke Busan?

"Lalu kau setuju pindah ke Busan?"

Joohyun menggeleng lemah, dia tidak mau jauh-jauh dari Jungkook-nya, dan pasti tanggung jawabnya semakin berat karena karirnya mengalami kenaikan jabatan.

"Aku masih mempertimbangkannya Jung, dan rasanya berat sekali meninggalkanmu."

Joohyun sudah hampir meneteskan air matanya, dia begitu cengeng jika harus berjauhan dengan Jungkook. Walau sering bertengkar namun tidak akan bertahan lama, dan mereka akan lebih sering berbagi kasih sayang ketimbang bertengkar.

Jungkook yang sadar Joohyun mulai berkaca-kaca, lalu mendekatinya dan merengkuh tubuh mungil nan ramping itu kedalam pelukannya. "Jangan menangis, kau bisa pikirkan dulu dengan kepala dingin, pasti akan ada jalan terbaik."

"Tapi aku tidak mau jauh darimu Jung, lalu aku harus bagaimana?"

"Pikirkan nanti lagi, ayo main game saja denganku." Telapak tangan Jungkook mendarat di pipi Joohyun untuk mengusap air mata yang jatuh di pipi sang kekasih.

Raut wajah Joohyun sedikit bingung karena dia merasa bahwa dia tidak bisa bermain game, bagaimana kalau nanti dia kalah.

Jungkook menarik tangan Joohyun ke dalam ruang khusus tempat Jungkook mengerjakan segala hobi-nya. Di tempat ini Jungkook meletakkan semua barang kesayangannya, mulai dari computer, kamera, alat music, hingga peralatannya untuk mendesain bangunan.

FOREVERMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang