Lembut

1.5K 144 7
                                    

"Nyonya.."

"Iya bi,"

(Namakamu) menoleh dan mendapati Ira yang datang menghampirinya, Ia tersenyum pada Asisten Rumah Tangga itu, kedua tangannya tergerak sedang menyiapkan Makanan kesukaan Aksa. Ya, (Namakamu) sengaja membuatkan makanan untuk Aksa, itu ia lakukan agar Aksa menerima Maaf darinya. Ia mengaku, apa yang ia lakukan kemarin membuat Hati Aksa tersakiti, Ia jadi tak enak hati pada Lelaki itu, Mau bagaimanapun Juga Aksa sahabatnya

"Nyonya lagi bikin makanan kesukaan Tuan ya nya?" Tebakkan Ira mengundang kekehan dari (Namakamu)

"Iya bi, Aku sengaja bikinin Aksa makanan kesukaannya, y-yaa supaya dia bisa maafin aku," Ujar (Namakamu) tersenyum manis kearah Ira

"Ohiya bi, Makasih ya udah mau Ngasih aku Resepnya,"

"Iya nya, sama-sama. Yasudah nyonya, Saya Bawa ke meja makan kalau begitu, Bagaimana?"

"Iya bi, tolong bantuin aku ya?"


"Silahkan tuan dinikmati,"

Aksa tersenyum lebar melihat makanan yang berada diatas Meja, terjejer rapih Makanan Kesukaannya. Iapun segera mendudukkan diri di kursi, Ia tak sabar untuk mencicipi makanan ini

"Tumben sekali kamu memasakan Makanan Kesukaan saya?" Ucapan Aksa membuat Ira yang sedang mengatur tata letak berbagai macam makanan terhenti

"M-maaf tuan, B-bukan saya yang memasak semua ini,"

Aksa hendak meraih Sepotong Daging Rendangpun terhenti, Ia menatap bingung pada ARTnya ini. "Lalu siapa?Wati?"

Ira yang akan angkat bicarapun terhenti Karena terdahului oleh (Namakamu), wanita itu datang dari belakang. "Aku yang memasak semua makana ini sa,"

Aksa memejamkan kedua matanya, Ia lantas menoleh pada (Namakamu) dengan tatapan Dinginnya. "Drama apa lagi yang akan kamu lakukan untuk aku (nam)?"

(Namakamu) menghela nafasnya, Ia melirik pada Ira yang masih berada disini, Aksa yang mengertipyn dengan segera menyuruh ARTnya itu pergi. Setelah pergi (namakamu) segera menjawab ucapan Aksa

"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu sa, Iya aku sadar. Aku emang udah kelewatan sama kamu," Kedua matanya terarah pada Aksa yang sama sekali tak menatapnya, "Tapi itu aku lakuin karena aku--"

Ucapan (Namakamu) terpotong karena segera Aksa bangkit dari duduknya, "Ehh-- kamu mau kemana sa?"

Aksa segera mengalihkan pandangannya pada Wanita itu, "Buat apa kamu minta maaf sama aku, kalau pada akhirnya kamu terus menerus mengelak hm?"

"Siapa yang mengelak sih sa? Aku cuman ngasih tau alasan aku melakukan hal itu, Cuman itu doang!" (Namakamu) benar-benar tak habis fikir atas ucapan Aksa, seolah-olah ia seperti disudutkan

"Dan kamu fikir aku percaya gitu? Mau kamu menjabarkan sepanjang apapun, Intinya kamu memang berusaha untuk kabur dari aku (namakamu), Meninggalkan aku!" Nafas Aksa terengah-engah, Ia benar-benar kecewa pada Wanita ini. Dan itu bisa (Namakamu) lihat dari sorotan matanya, Aksa kecewa padanya.

Kedua mata (Namakamu) berkaca-kaca. Ia menunduk sejenak, berusaha untuk menahan tangisannya. "Aku kabur juga, pada akhirnya aku akan kembali kerumah kamu kan sa?"

Aksa terdiam.

"Sejauh apapun aku pergi, kamu pasti akan terus mengikuti aku. Dan itu akan sia-sia untuk aku lakuin," Lanjutnya dengan Raut wajah Sendunya

"Ntah ini skenario dari tuhan atau memang..." (Namakamu) terdiam sejenak, Nafasnya tercekat. "Shh... M-memang sudah menjadi Takdir aku untuk pisah Dari iqbaal dan Hidup sama kamu,"

Aksa terlihat frustasi. Ia menggebrak keras meja makan dengan kepalan tangannya, Ia menatap pada wanita itu. "Sekaliiii saja hargai perasaan aku (nam)," ujarnya dengan menunjukkan jari telunjuknya

"Jika... Jika dengan Perlakuan Kasar kamu masih tidak menghargai perasaan aku, Apa dengan Perlakuan Halus kamu masih enggan untuk menghargai perasaan aku juga?"

"Kamu ingatkan, kalau Aku dan juga Iqbaal masih belum resmi bercerai?"

"Ck! (Nam), aku malas untuk bah---"

"Kamu ingat itu kan?"

Aksa mendengus dengan terpaksa ia mengangguk tipis

"Mungkin itu adalah salah satu alasan kenapa aku belum menghargai perasaan kamu sebagai seseorang yang hendak menjadi Suami aku nanti,"

"Kamu masih menghargai perasaan iqbaal yang sudah jelas-jelas akan menjadi mantan suami kamu? Cih, Aneh!"

"Aku masih sayang sama Iqbaal sa," Baiklah, Kalimat itu mampu membuat Hati Aksa tersayat-sayat. Bagai Panah yang dengan keras menancap tepat pada jantungnya

"Dan aku sayang sama kamu (nam), Buat apa kamu mencintai seseorang yang sudah tidak mencintai kamu hm? Untuk apa?" Ujar Aksa penuh penekanan

(Namakamu) menepis airmatanya, "Kamu juga sama." Aksa terdiam.

"Kamu mencintai aku yang jelas-jelas tidak mencintai kamu, Apa yang saat ini kamu lakukan itu TIDAK sama persis dengan apa yang sedang aku lakukan?"

"Jangan samakan aku dengan kamu (nam), Jelas itu sangat berbeda." Elak Aksa

"Kamu mencintai iqbaal yang sampai kapanpun tidak akan pernah kembali lagi untuk kamu, Tapi aku? Aku." Ia menujuk pada dirinya sendiri, "Yakin. Suatu saat nanti kamu akan bertekuk lutut sama aku,"





"(N-nam), (n-nam), kamu jangan kayak gini dong!" Aksa mencekal tangan kanan (namakamu) yang hendak meraih Koper yang terletak diatas Lemari

"Lepasin aku Aksa! LEPASSHHH!!!" Wanita itu hendak melepaskan cekalan Aksa namun tak bisa tenaga Lelaki itu lebih besar darinya

Karena tadi mereka berargumen dingin hingga sampai puncaknya sekarang, (Namakamu) sudah cukup muak dengan apa yang diucapkan Aksa, hingga membuat dirinya ingin pergi saja

Aksa semakin mengeratkan cekalannya, ia menatap tajam pada (namakamu), "Mau ngapain kamu ngambil koper hm?"

(Namakamu) memasang wajah amarahnya, Terasa cekalan Aksa melonggar membuatnya segera melepaskan cekalan Aksa, "aku mau pergi dari kamu!"

Aksa menggeleng cepat dengan wajah frustasinya, "Nggak!" Ia menunjuk pada (Namakamu), "Kamu gak boleh pergi dari sini! YOU MUST STAY HERE (NAMAKAMU)!!!"

"Buat apa aku tetap tinggal disini kalau kamu gak maafin aku sa!? BUAT APA?! Aku memang menumpang disini, dan karena kamu bersikap dingin kayak gini sama aku, itu semakin membuat aku gak nyaman untuk tinggal disini sa!"

Aksa mengusap wajahnya gusar, "Okay fine! Aku minta maaf (nam),"

(Namakamu) menggeleng dengan airmata yang masih menetes

Aksa menghembuskan nafasnya gusar, Kerutan didahinya muncul, menandakan ia benar-benar menyesal "aku serius (nam)! Aku benar-benar minta maaf! A-aku... A-aku tidak sengaja untuk bersikap dingin seperti tadi,"

"Hikssss... shhh.. hikssssssss,"

"Ck, ayolahhh! Jangan menangis seperti itu, Sayangg, please.."







Bersambung....

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang