Lembut

1.6K 156 6
                                    

Ntah mengapa dipart ini gue ngakak, Gaada marah2an kok. Aselii piiriiiding❤❤❤❤❤







Hari ini Aksa dan (Namakamu) sedang berada di sebuah restoran, Aksa sengaja mengajak wanita yang ia cintainya itu untuk makan bersama, tepatnya dinner-- oh bisa disebut Candle Light Dinner. Awalnya (Namakamu) menolaknya ajakannya karena ya... seperti yang kalian tahu, (Namakamu) barusaja mendapatkan surat panggilan perceraian dengan iqbaal, Masih dengan sikap tak percaya, Sedih dan ya seperti itulah.

(Namakamu) masih tidak percaya dengan apa iqbaal lakukan, Suami-- ralat! Mantan Suaminya itu dengan yakin menceraikannya. Bagaimana sikap Cia jika tahu Orangtuanya sah bercerai nanti? Ia tidak bisa membayangkan kesedihan dan tangisan yang akan ia lihat dari Cia. Mau bagaimanapun Cia pasti lambat laun akan mengetahui dan sudah dipastikan akan memahami hal ini.

Karena kesedihan yang masih ia alami membuat Selera makan (namakamu) menurun, Contohnya saat ini makanan yang ada dihadapannya hanya ia hiraukan saja, belum juga ia santap beda halnya dengan Aksa, pria itu terlihat menikmati makanannya, sesekali pula Aksa menghela nafasnya melihat (Namakamu) yang terdiam melamun

"Sayang?"

Panggilan Aksa tidak mampu menyadarkan (Namakamu) yang melamun, Hal itu membuat Aksa lagilagi mendecak. Bukan situasi Dingin dan hening seperti ini Candle light dinner yang ia harapkan, Sebegitu Efeknya kah surat perceraian itu? Sampai-sampai harus membuat (Namakamu) terlihat seperti Patung hidup? Padahal menurutnya itu bagus, karena dengan begitu ia bisa cepat menikahi (Namakamu). Buat apa juga (namakamu) masih mengharapkan iqbaal? Pria tak tau diuntung! Aksa tersenyum miring, Jika ia menjadi iqbaal. Sudah pasti ia tidak akan langsung menceraikan (Namakamu), Ia tidak sebodoh iqbaal yang langsung percaya dengan sebuah foto! Aksa mungkin akan mengambil jalur 'Mencari bukti' Terlebih dahulu.

"Iqbaal, iqbaal.." Aksa terkekeh sinis, "Dasar bodoh!"

Aksa berdehem, Ia meletakkan pisau serta garpu makannya diatas Piring. Tangan kanannya terulur untuk mengelus tangan kiri (Namakamu) membuat sang empu sedikit terkejut seraya menatapnya, Aksa tersenyum manis. "Kamu kenapa?"

"Hah?" (Namakamu) tersenyum tipis ia menarik tangan kirinya, "Ng--nggak apa-apa,"

"Nggak apa-apa ya? Oke!" Aksa meraih segelas wine berwarna Merah. Ia menyesapnya dengan kedua mata tertutup, menikmati aroma Minuman kesukaannya itu. (Namakamu) yang melihat itupun hanya terdiam tak bergeming, Tak lama kemudian Aksa membuka kedua matanya. "Kamu mau?"

"Nggak sa, Makasih." Jawab (Namakamu) sembari tersenyum kecil

Aksa mengangguk paham, ia menyeruput sejenak. "Kamu tenang aja, Ini non alkohol kok."

"A-aku... gak pernah minum minuman kayak gitu sa, maaf ya?"

"No! Dont say like that," Aksa meletakkan kembali gelas winenya itu, "Wajar aja seorang wanita gak terbiasa minum wine, no problem."

"Ohiya.. ada satu hal yang mau aku kasih tau sama kamu,"

"Apa itu?"

Aksa membasahi bibirnya sejenak, "Akhir bulan ini, Rencananya aku akan berdonasi ke.. y-yaa," Ia mengangkat kedua bahunya sekilas, "Ke panti asuhan, atau Panti jompo mungkin,"

(Namakamu) tersenyum manis mendengarnya, Ia tidak menyangka Aksa dengannsifat tempramen, Glamor dan terkesan Jutek ini ternyata memiliki sifat yang mampu membuatnya hatinya menghangat, ia jadi teringat iqbaal. Eh!

"Kamu ternyata suka sedekah juga ya sa? Aku barutau,"

Aksa senang melihat respons (Namakamu) yang sepertinya suka akan apa yang ia hendak lakukan ini. Ia semakin yakin, lambat laun (Namakamu) agar segera luluh padanya. "Kamu kenapa gak pernah cerita sama aku sa? Aku... Aku tersanjung sama apa yang kamu lakuin, Gak salah kan kalau aku berfikir kamu ini tempramen, emosian, dan terkesan hedon banget, Tapi ternyata kamu suka sedekah juga,"

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang