Ini sudah hari ketiga Aksa terbebas dari sel yang menurutnya menjijikkan itu, dan selama itu pula ia sudah tidak melihat ataupun mendengar (Namakamu). Terakhir kali ketika ia masih mendekap di penjara. Rasa cinta dan sayangnya untuk (Namakamu) masih tersimpan rapih dalam hatinya. Ia merindukan wanita itu, ia merindukan senyum wanita itu, ia merindukan semua yang ada dalam diri wanita itu. Ambisinya untuk memiliki (Namakamu) kini musnah seketika karena kecerobohannya, sudah tidak ada lagi harapan untuknya agar bisa merebut (namakamu) dari iqbaal.
Apakah ia harus mengingkari janjinya pada (namakamu)?
Apakah ia harus kembali merusak rumah tangga mereka untuk kedua kalinya?
Ck, Aksa menggeleng cepat. Ia adalah pria gentle man! Dan pria gentle man itu tidak pernah mengingkari janjinya pada siapapun, tak terkecuali wanita yang dia cintai.
Tapi....
Aksa mencintai (Namakamu)! Ia ingin memiliki wanita itu! Tidak ada wanita lain yang mampu menaklukan hatinya selain (Namakamu). Hanya (Namakamu) yang mampu membuat Aksa kehilangan Akal sehat dan frustasi seperti sekarang!
Ya tuhan! Apakah tidak ada seorangpun yang memahami perasaannya sekarang? Wanita yang ia cintai saja tidak memahami perasaannya, Apalagi oranglain!
"Aku sangat mencintai kamu sayang, Tolong pahamilah," Aksa terduduk di lantai kamarnya dengan penampilan yang terlihat sangat kacau. Macam gembel saja. Bayangkan saja saat ini hanya memakai baju tidur dan rambut yang sangat acak-acakkan
Kedua mata yang terlihat sangat kelelahan itu kini mengedar kesetiap sudut kamarnya. Ia tersenyum kecil dengan raut frustasinya. "Rumah ini tampak sepi tanpa kehadiran kamu sayang,"
"Buat apa saya hidup, Buat apa saya terus bekerja jika orang yang sangat ingin saya bahagiakan saja pergi meninggalkan saya,"
Aksa mengusap wajahnya gusar, "Untuk apa saja hidup!"
"UNTUK APA SAYA HIDUP HAH!? HAHAHAHAHHAAH!!!!"
Kini Aksa tersenyum menyedihkan kesatu arah, ia menunjuk pada titik itu. "Kamu tega sudah membuat saya gila (nam), Kamu tega. KAMU TEGA!!!! AARRRGHHH!!!" Mungkin, ia sedang berhalusinasi jika dalam penglihatannya dihadapannya kali ini muncul wajah (Namakamu)
Clek!
"T-tuan,"
Aksa menoleh dengan tatapan tajamnya pada Ira. Membuat asistennya itu meringis ketakutan
"Tuan waktunya makan---"
Mendengar itu Aksa segera mengalihkan tatapannya kearah lain, "Saya tidak lapar,"
"T-tapi tuan---"
"SAYA BILANG SAYA TIDAK LAPAR! PERGIIII!!!!"
"T-tuan--"
"PERGIIII!!!!!! AARRGHHH!!!" Aksa bangkit dari duduknya lalu ia mengambil barang apapun yang ia lihat lalu ia lempar kearah Ira membuat asistennya itu segera pergi keluar
BRAK!
BRAK!!
"BRENGSEK!!! SEMUA ORANG BRENGSEK!" Pekik Aksa sembari terus melempar semua barang yang ada didalam kamarnya, Hingga guci atau apapun yang berhubungan dengan barang mudah pecahpun ia lempar
"BUNUH SAYA SAJA! BUNUH SAYA SAJAAAA!!!!"
"Duhh-- wati! Wati!!!" Ira menghampiri wati yang sedang memasukkan beberapa pakaian kedalam mesin cuci untuk dikeringkan. Kedatangan ira yang secara terbirit-birit ini membuatnya terkejut bukan main
"Ck, mba Ira apaan sih mba! Ngagetin aku aja!"
"Tuan Aksa wat, Tuan aksa! Duh-- aku takut banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐙𝐚𝐡𝐢𝐭𝐭𝐚 𝐂𝐢𝐚 𝐙𝐚𝐡𝐢𝐭𝐭𝐚 𝐐𝐢𝐟𝐚𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐧 𝐈𝐪𝐛𝐚𝐚𝐥 𝐐𝐢𝐟𝐚𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐧 "𝐘𝐚𝐲𝐚...