Lembut

1.6K 159 19
                                    

Gue up 3 kali krna gue mau cepet2 namatin ini story gapapà ya. ❤






"Sekolah yang bener ya? Jangan bolos lagi, oke?"

"Iya ayah, Cia janji."

Iqbaal menatap bingung pada Puterinya ini. Cia terlihat sangat bersemangat dan ceria pagi ini, padahal baik kemarin ataupun tadi pada saat mereka sarapan, ia tidak memberikan sebuah kado atau berjanji pada Cia untuk pergi kesuatu tempat, Lantas apa yang membuat Puterinya seceria ini?

"Yaudah Ayah, Cia masuk kelas ya."

Iqbaal melebarkan kedua matanya tatkala Cia mendaratkan kecupan singkat dipipi kirinya, Hal itu memang hal yang biasa ia dapatkan dari Cia, Dulu ketika suasana tidak serunyam sekarang. Ya seperti yang kalian tahu, Ketika ia mengusir (Namakamu)... Cia tidak pernah lagi melakukan hal semanis dulu, tapi sekarang? Ntah ada hujan angin Sikap Cia jadi manis dari awal mereka memulai aktifitas

"I-iiya Sayang, Semangat b-belajarnya."

"Oke ayah, Babaiii.."

Kedua mata iqbaal masih tak terlepas dari Cia yang sudah pergi dari Mobilnya. Ia masih kebingungan tentang sikap Cia, "Dia kenapa ya?" Iqbaal mengangkat kedua bahunya, "Well, Anda gausah terlalu memikirkan hal itu pak iqbaal," Ia terkekeh pelan, Tangan kanannya terarah untuk menyalakan Mobil, "Justru itu bagus, Cia bisa kembali seperti dulu,"






"Hai, Sabrina."

Sabrina--teman Sebangku Cia tersenyum kearahnya dengan Permen yang ada didalam mulutnya. "Mau gak Kamu?"

Cia menggeleng seraya mengeluarkan Alat Tulisnya keatas meja setelah itu ia kembali menatap pada Gadis kecil blasteran Indo-Jerman itu, "Ohiya Sabrina, Aku mau cerita deh sama kamu."

Bukannya menjawab, Sabrina justru sibuk untuk membuka bungkus permennya, hal itu membuat Cia mendengus kesal. Biasalah gais, Anak kecil kan suka kayak gitu.

"Ih, Sabrina! Kamu dengerin aku gak sih?"

"Apa sih Cia? Aku mau makan permennya tau!" Sahut Gadis kecil itu diakhiri melahap Permen berbentuk Bulat berwarna Merah Muda

Cia menghela nafasnya, Temannya ini memang seperti ini. Sibuk dengan Apa yang dia sukai. Maklumlah umur Cia dan Sabrina terpaut 1 tahun, Cia lebih tua dari Sabrina. Jadi wajar saja Sifat kekanakan Sabrina masih ada, Ciapun sama tapi Ia ingat apa kata Bundanya

"Cia harus jadi anak yang mandiri, Anak yang baik, Anak ynag mengerti akan situasi apapun."

Cia tersenyum kecil tatkala mengingat petuah dari sang Bunda. Huh, Ia jadi merindukan Sosok Bundanya itu. Kedua matanya terarah kembali pada Sabrina. "Kamu tau gak? Nanti aku mau main sama Bunda aku,"

Sabrina terdiam sejenak, kedua alisnya menyatu. Tangan kanannya tak tinggal diam untuk memainkam rambutnya yang terikat disebelah kanan, "Bunda kamu yang cantik itu kan? Yang baik itu kan?"

Cia mengangguk cepat disertai senyuman bangganya, "Bunda aku kan emang cantik, Aku sayang sama Bunda,"

"Emangnya..." Sabrina mengeluarkan permen yang ada dimulutnya lalu ia pegang ia meliriknya sekilas lalu ia lahap kembali membuat Cia terpekik

"Sabrina Jorok ihhh! Tangan kamu 'kan kotor tau!"

"Biarin, wlee..." Cia menatap malas pada Sabrina,

"Ohiya Cia, aku boleh ikut gaa?"

Cia terlihat sedang berfikir, "eumm--- Aku gak tau Sabrina, Nanti aku tanyain Bunda aja ya?"

Sabrina tersenyum seraya menunjukkan Kedua jempolnya, "Oke!"



"BUNDA!!!!!!"

"CIAAA?!!!"

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐮𝐭 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang