Prolog

1.1K 69 5
                                    

"Bogo shipda ireoke malhanikka deo bogo shipda" senandung Jeongwoo, mengikuti alunan lagu berjudul Spring day yang menemaninya di ruangan bernuansa nude tersebut. Jeongwoo sedang menyiapkan berbagai barang yang akan menemaninya untuk kembali. Kembali ke masa lalunya. Kembali ke Korea.

"Setelah tiga tahun berkelana, pada akhirnya aku tetap akan kembali kesana," monolog Jeongwoo. Sudah tiga tahun Jeongwoo meninggalkan negeri Ginseng tersebut dan menetap di Singapura. Akan tetapi saat ini Jeongwoo berkesempatan untuk kembali kesana, mengenyam pendidikan di Seoul National University.

Setelah memasukkan beberapa potong pakaiannya ke dalam koper, ia mengambil foto serta kalung berliontin jam mini yang berada di meja kayunya. Foto itu menunjukkan seorang gadis yang dirangkul oleh dirinya dan Nick di lapangan basket sekolah. Tasya, gadis asal Indonesia yang memiliki kulit sawo matang dan badan tinggi semampai. Gadis yang mengajaknya berkenalan pertama kali saat masuk sekolah. Gadis yang dengan seenaknya menyebut dirinya dan Nick sebagai sahabatnya. Gadis yang berhasil membuat pikiran Jeongwoo terpusat padanya.

"I cannot do a long distance relationship, Jeongwoo" ucap Tasya saat Jeongwoo menyatakan perasaannya, tepat sebelum burung besi membawa gadis itu kembali ke tanah airnya. Salahkan Jeongwoo yang baru memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya ketika Tasya akan kembali ke Indonesia.

"Keep this necklace, Jeongwoo," ucap Tasya sambil memberikan kalung berliontin jam mini tersebut. "This necklace can help you to repair your regrets. If you are serious about me, give this necklace back to me when you have completed your studies in Korea."

Jeongwoo tersenyum sambil memandang kalung tersebut, "Kuharap kau bisa bersabar menungguku, Tasya". Ia lalu menggunakan kalung tersebut dan memasukkan fotonya bersama Nick dan Tasya ke dalam koper. Ketika ia memasukkan barang-barang lainnya, ia menemukan foto 12 remaja laki-laki yang berdiri di depan papan tulis kelas. Jeongwoo teringat bagaimana Jihoon hyung memaksa mereka semua untuk berfoto bersama dan bagaimana Asahi hyung berpura-pura sakit perut agar tidak ikut foto, dimana aksi bohongnya tidak akan pernah bisa menipu mata Jaehyuk hyung.

"Eomma juga kangen dengan mereka," ucap ibunya tepat di samping Jeongwoo. Jeongwoo yang tidak tahu bahwa ibunya berada di sampingnya sendari tadi langsung kaget.

"Eomma, sejak kapan ada di kamar Jeongwoo?" ucap Jeongwoo kaget.

"Sejak kamu terdiam memandangi foto itu,"

Jeongwoo langsung manggut-manggut mendengarnya.

"Sebentar lagi kan kamu akan kembali ke Korea. Reuni saja dengan mereka," ucap eomma pada Jeongwoo.

"Akankah kami masih bisa berkumpul lagi seperti dulu?" batin Jeongwoo.

"Eh, anak eomma kenapa diam begini?" ucap eomma sambil mencubiti pipi Jeongwoo. Menyadarkan lamunan anaknya yang menggemaskan tersebut.

"Semoga bisa bertemu mereka, eomma." ucap Jeongwoo.

"Ya, Jeongwoo usaha dong. Cari mereka kalau sudah sampai di Korea," ucap eomma sambil mengusap rambut anak manisnya tesebut. Jeongwoo pun hanya tersenyum. Ia kembali memandang foto tersebut sambil bergumam dalam hati, "Kuharap kalian baik-baik saja saat kita bertemu di Korea, agar aku tidak menyesal meninggalkan kalian."





Cerita ini akan mengandung beberapa scene adegan-adegan yang tidak baik. Harap pembaca menikmati story ini dengan kemampuan untuk memilah kelakuan mana patut atau tidak patut dicontoh. Enjoy reading 

-Onlyonedream

Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang