Chapter 7 : Yoshi

282 48 5
                                    

Menjaga sesuatu yang berharga membutuhkan pengorbanan yang besar

●◊●●◊●●◊●●◊●●◊●


"Oppa, cepat pulang!!!!"

Terdengar rajukan anak kecil yang membuat tawa gemas customer yang akan membayar barang belanjaannya. Yoshi tidak sengaja menekan tombol speaker, mengakibatkan suara malaikat kecilnya terdengar jelas.

"Hayoung, tunggu sebentar lagi ya. Setelah kerja selesai, oppa akan langsung segera pulang."

"Hayoung mau makan kalau Yoshi oppa di rumah."

"Hayoung, oppa kan sudah bilang hari ini akan pulang terlambat. Hayoung makan dulu ya."

"Oppa tidak pernah ada waktu untuk Hayoung. Kerja terus. Hayoung benci oppa."

"Hayoung"

Dan sambungan telepon tersebut dimatikan secara sepihak. Tentunya pelaku bukanlah Yoshi, melainkan Hayoung, adik tercintanya.

"Dia bersikap seperti itu karena rindu padamu."

Yoshi yang sedang melayani customer tersebut tersenyum.

"Berapa umurnya?"

"4 tahun."

"Anak seumur itu sangat butuh teman bermain. Saya maklum kenapa dia merajuk seperti itu."

Yoshi kembali tersenyum. "Ini barang belanjaan anda dan kembalian uangnya. Silahkan datang kembali lain kali."

Wanita tersebut menerima barang yang dibeli dan meninggalkan toko. Yoshi menggoyang-goyangkan lengan dan leher, untuk meredakan rasa lelah. Jika tidak karena Keita, ia sudah kembali ke rumah dari pukul 15.30 hari ini.

Sembari menunggu customer lain yang datang, Yoshi mengecek handphonenya dan belum ada kabar dari Keita. Anak ini kemana ya? Apa dia baik-baik saja? gumam Yoshi dalam hati.

Merasa tidak akan ada pesan dari rekan kerjanya tersebut, Yoshi menatap luar toko dan dilihatnya beberapa siswa yang memakai seragam berjalan bersama. Terpancar kebahagiaan dari wajah siswa-siswa tersebut. Kebahagian yang Yoshi dapatkan beberapa tahun yang lalu.

.

.

"Duh, kenapa sih harus belajar segini banyaknya?" keluh Haruto sambil membenamkan kepalanya diantara tumpukan buku. Bersyukur perpustakaan sedang sepi, sehingga penjaga tidak terlalu ambil pusing dengan keluhan Haruto yang menggelegar.

"Supaya nilaimu bertambah bagus, Haruto," ucap Yoshi lembut.

"Sebenarnya supaya kamu tidak malu-maluin kami dengan nilaimu," ucap Asahi datar.

"Kamu itu sengaja tidak memperhatikan guru atau memang bego sih? Masa mendapat peringkat sekolah nomor satu dari bawah," ucap Jihoon sambil menggelengkan kepalanya.

"Terserah Jihoon hyung mau mengatakan Haruto apapun, tapi Haruto tidak ada semangat belajar hari ini. Junkyu hyung atau Jeongwoo tiba-tiba menolak menemani Haruto," gerutu Haruto.

"Sebenarnya kami yang melarang mereka untuk menemanimu," ucap Jihoon.

"Why??"

Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang