Chapter 22 : Forgiveness

280 43 20
                                    

Tidak ada hal yang paling indah dari memaafkan

●◊●●◊●●◊●●◊●●◊●


Mendengar pengakuan dari Asahi, Jaehyuk lantas menarik paksa Asahi untuk berdiri dan memukul wajah pemuda tersebut dengan keras. Cukup keras untuk membuat Asahi terhuyung jatuh ke lantai. Mashiho yang melihat itu semua sungguh terkejut. Beralih dari Asahi, Jaehyuk mendekati Mashiho dan menampar keras pipinya. Mashiho yang memegang pipi merahnya terkejut karena Jaehyuk berlinang air mata.

"Jaeꟷ" ucap Mashiho dan Jaehyuk mengusap air matanya dengan kasar.

Semua member, kecuali Jeongwoo, terbangun akibat keributan yang ditinggalkan ketiga pemuda tersebut.

"Jaehyuk, Mashiho, Asahi, ada apa dengan kalian?" ucap Junkyu panik melihat betapa kacaunya keadaan sahabat-sahabatnya tersebut.

Asahi dan Mashiho tidak mengeluarkan sepatah katapun. Jaehyuk lantas pergi dari ruangan itu tanpa membalas pertanyaan Junkyu. Merasa ada yang tidak beres, kali ini Jihoon yang berjalan mengikuti Jaehyuk keluar.

Jaehyuk berjalan dengan perlahan. Jihoon hanya mengikuti Jaehyuk dengan setia dari belakang. Ketika mereka sudah sampai di tempat drink vending machine, Jaehyuk hanya mematung tanpa ada niatan untuk mengambil minuman apapun. Jihoon lantas menekan pilihan cola, mengambil cola yang terpilih dari mesin dan meletakkannya di tangan Jaehyuk.

"Minumlah," ucap Jihoon dimana Jaehyuk menatapnya dengan sendu.

Sambil memegang cola tersebut, Jaehyuk memeluk Jihoon dengan erat. Jihoon yang sadar bahwa kondisi Jaehyuk sangat kacau, menepuk punggung dongsaeng-nya tersebut dengan lembut. Butuh beberapa menit sampai Jaehyuk melepaskan pelukannya dan mendaratkan tubuhnya di kursi dekat vending machine. Jihoon lantas memposisikan diri di samping Jaehyuk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Akuꟷ aku terluka tetapi sangat lega," ucap Jaehyuk sambil memainkan jarinya di permukaan kaleng cola tanpa ada niat untuk membuka kaleng tersebut.

Jihoon hanya diam tanpa menginterupsi.

"Aku sudah berjanji padanya untuk memaafkan mereka," ucap Jaehyuk kembali dimana memorinya kembali ke masa kelam tersebut.


Jaehyuk yang gemetar, menghampiri tubuh adiknya yang tergeletak dengan darah yang terus mengalir deras.

"Ireneꟷ" ucap Jaehyuk tertahan dan dapat dilihat saudara satu-satunya itu masih dapat merasakan kehadirannya.

"Kak, jangan menangis," ucap Irene ketika melihat sosok kakak tercintanya mendekati dirinya.

"Kak, berjanjilah padaku," ucap Irene di tengah-tengah sisa tenaganya. Ia juga berusaha menggenggam tangan Jaehyuk yang gemetar. "Tolong maafkan dia. Aku tahu dia sama sekali tidak berniat menyakitiku."

"Ireneꟷ" ucap Jaehyuk masih dengan linangan air mata yang mengalir deras.

"Kakak, ingatlah apa saja yang sudah ia perbuat padaku. Jangan sampai semua hal itu sirna akibat kejadian ini," ucap Irene yang kemudian menutup matanya sambil tersenyum. Jaehyuk yang melihat ini semua berteriak sekencang-kencangnya, tetapi teriakan tersebut lenyap oleh derasnya hujan hari itu.


Jihoon menatap Jaehyuk dengan sendu.

"Irene mengatakan semua itu sebagai permintaan terakhirnya karena tahu siapa pelaku tabrak lari tersebut. Asahiꟷ ia selalu menggunakan mobil yang sama," ucap Jaehyuk sambil menundukkan kepalanya. Jihoon lantas mendekati Jaehyuk dan memeluk anak tersebut dengan erat.

Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang