Chapter 16 : Together

230 47 0
                                    

Saling bergantung bukanlah sikap yang lemah, melainkan bahu-membahu mencapai kekuatan 

●◊●●◊●●◊●●◊●●◊●



Dan disinilah mereka. Jeongwoo, Junghwan, Junkyu, Haruto dan Jaehyuk berada di atap, melihat Hyunsuk yang akan mengakhiri hidupnya. Jaehyuk yang panik, segera ingin berlari menghampiri Hyunsuk tetapi dicegah oleh Jeongwoo. Ia melihat sebuah batu sedang dan melemparkannya ke tangan Hyunsuk. Syukurnya, batu tersebut tepat sasaran sehingga membuat Hyunsuk secara reflek melepaskan pisau tersebut. Jaehyuk maupun Haruto segera berlari untuk menahan Hyunsuk yang akan kembali mengambil pisau tersebut.

"Kenapa kalian menggangguku?" ucap Hyunsuk sambil mencoba melepaskan dirinya dari Jaehyuk maupun Haruto.

"Kami kesini untuk menyelamatkanmu. Apa yang kamu lakukan?" ucap Junkyu panik. Ia tidak menyangka Hyunsuk benar-benar ingin mengakhiri hidupnya.

"Aku muak melihatnya terus-menerus. Ia berjanji akan menghilang jika aku melakukan ini," ucap Hyunsuk.

"Siapa yang kamu lihat hyung? Jika kamu melakukan ini, tidak hanya dia yang akan menghilang. Kami, anggota Treasure lain, bahkan seluruh orang di muka bumi ini tidak akan bisa kamu lihat," ucap Junghwan menggebu-gebu. Hatinya cukup sakit melihat Hyunsuk hyung saat ini.

Hyunsuk pun terdiam. Ia tidak lagi meronta-ronta seperti beberapa waktu yang lalu. Hyunsuk menatap pisau yang tergeletak, tak jauh dari keberadaannya.

"Akuꟷaku benar-benar akan mengakhiri hidupku?" ucap Hyunsuk kembali.

"Sadarlah, Hyunsuk. Kamu tadi akan menghabisi nyawamu sendiri," teriak Junkyu di depan muka Hyunsuk. Hyunsuk serta-merta menatap Junkyu.

"Aku terbius akan ucapannya. Aku tidak menyadari bahwa itu semua akan merenggut nyawaku," ucap Hyunsuk lemas dan kemudian ia pingsan. Semua yang ada disitu serta merta membopong Hyunsuk kembali ke kamarnya.

Begitu mereka berhasil meletakkan Hyunsuk hyung di tempat tidurnya, Haruto bertanya kepada Jaehyuk hyung.

"Hyung, apa kamu tahu mengapa Hyunsuk bisa seperti ini?" ucap Haruto.

Jaehyuk menjawab dengan pandangannya yang tidak terlepas dari Hyunsuk, "Ia selalu mengatakan tubuhnya tidak bisa dikontrol. Kurasa karena seseorang di dalam pikirannya. Tapi sampai saat ini, aku tidak tahu siapa karen Hyunsuk hyung tidak pernah mau terbuka."

"Alasan kenapa ia ada disini benar-benar karena mantan pacarnya?" tanya Junkyu.

Jaehyuk menganggu, "Aku tidak tahu apakah ada alasan lain, tetapi perpisahannya dengan mantan adalah salah satu alasan kuat."

Junghwan menatap Hyunsuk hyung, "Aku merasa sedih ketika kita terpisah lama seperti ini. Masing-masing mencoba berusaha mengatasi masalah tanpa memiliki orang lain yang menopang. Sampai kita melebihi batas kekuatan kita."

"Bisakah kita bersama-sama lagi mulai dari sekarang? Jangan ada yang saling memisahkan diri. Saling bergantung bukanlah sikap yang lemah, melainkan bahu-membahu mencapai kekuatan," ucap Junkyu kembali.

Semua yang berada disitu mencerna setiap perkataan yang diucapkan Junkyu.

"Kita akan selalu bersama mulai saat ini, hyung," ucap Jeongwoo sambil memegang bahu Junkyu. Jaehyuk dan Haruto juga memegang bahu Junkyu. Junghwan menggenggam tangan Junkyu. Mereka semua mengulas senyum, mensyukuri kebersamaan mereka dan keselamatan Hyunsuk.

.

.

Sinar fajar menerobos ruangan, menerpa wajah Hyunsuk. Sontak pemuda tersebut membuka matanya dan beranjak bangun. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Junghwan, Jeongwoo, Haruto, Junkyu dan Jaehyuk tidur di lantai dengan saling berpelukan satu sama lain.

Hyunsuk serta merta jongkok di samping mereka dan menepuk lembut pipi Junkyu. Menimbulkan erangan dari pemuda yang ditepuk tersebut.

"Junkyu, ayo bangun. Astaga kenapa kalian tidur disini? Kalian bisa sakit nanti," ucap Hyunsuk sambil tetap menepuk pipi Junkyu.

Junkyu yang akhirnya membuka mata, langsung memeluk Hyunsuk. Hyunsuk cukup kaget dengan reaksi Junkyu, tetapi tetap membalas pelukan erat Junkyu.

"Hyunsuk, jangan tinggalkan kami," ucap Junkyu sambil tidak kuasa menahan tangis. Hyunsuk menepuk lembut Junkyu, berusaha menenangkan anak tersebut.

Tak lama, yang lainnya terbangun dan menatap sendu ke arah Hyunsuk. Hyunsuk benar-benar bingung akan sikap mereka.

"Hey, kenapa dengan kalian? Kenapa menatapku seperti itu?" ucap Hyunsuk kembali.

"Kamu melakukannya kembali kemarin, Hyunsuk hyung," ucap Jaehyuk.

Hyunsuk pun terdiam.

"Bisakah kamu menceritakan pada kami, hyung, semua keluh kesahmu? Selama ini kamu selalu mendengarkan kami, memberi kami semangat, tapi tidak pernah satu kalipun kamu menceritakan permasalahanmu pada kami. Sahabat saling menopang satu sama lain, bukankah seharusnya begitu?" ucap Haruto panjang lebar.

Hyunsuk menggenggam lengan Junkyu dan akhirnya segala keresahannya pun terucap dari bibirnya. Bagaiaman ibunya yang tega meninggalkannya kala kecil dan bagaimana ia menyaksikan kekasihnya bersama pria lain. Yang lain mendengarkan dengan serius dan memeluk Hyunsuk untuk memberi kekuatan.

"Terima kasih hyung sudah percaya pada kami untuk membagi keluh kesahmu," ucap Jeongwoo sambil menggenggam tangan Hyunsuk.

"Jangan terus-menerus terpaku pada mereka, hyung. Kamu memiliki kami, yang tidak akan pernah meninggalkanmu," ucap Junkyu.

"Terima kasih semuanya," ucap Hyunsuk penuh haru. Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena masih diberi sahabat-sahabat yang selalu mendukungnya.

"Jujur, aku sangat rindu menghabiskan waktu bersama kalian semua," ungkap Hyunsuk.

"Kenapa kita tidak liburan bersama saja?" ucap Junghwan.

"Setuju," ucap Junkyu bersemangat.

"Tapi aku tidak tahu dimana Asahi hyung dan Mashiho hyung," ungkap Jeongwoo.

"Aku masih kontak dengan mereka. Mereka pasti senang jika kita bisa kumpul bersama lagi," ucap Jaehyuk. Ia langsung mencoba menghubungi Mashiho dan Asahi, memberitahukan bahwa seluruh anggota Treasure merencanakan untuk kumpul bersama.

"Mereka mengatakan bisa. Ayo, kita rencanakan waktunya segera," ucap Jaehyuk ikut bersemangat. Akhirnya mereka pun merencanakan waktu untuk liburan bersama, dan menghubungi anggota lain yang tidak ada di rumah sakit untuk mencocokkan jadwal.

Jeongwoo sedikit bingung dengan keadaan mereka sekarang. Jika Asahi hyung baik-baik saja, apakah semua perkataan Jihoon hyung mengenainya salah? Atau kami merubah takdir? batin Jeongwoo.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

Ayah memeluknya dengan erat, "Ayah berterima kasih kamu mau balik ke rumah."

Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang