Pemakaman Harrison Floyd keesokan harinya berjalan dengan lancar, banyak sekali anggota PFL dan Border guard serta pemimpin mereka yang menghadiri pemakaman tersebut.
Bahkan seluruh masyarakat lightland city melakukan pengheningkan cipta selama 1 menit di seluruh bagian kota ketika terdengar tembakan peringatan yang di tembakan oleh Border guard di sekitar tembok perbatasan.
Bukan tanpa alasan, Harrison Floyd sudah sangat berjasa membangun Lightland city dari nol. Sejak perang dunia berakhir, dirinya ikut andil dalam membangun kembali peradaban di Asean.
berkat ilmu, pengalaman, harta, serta kerja kerasnya dibantu dengan mereka yang memiliki visi untuk masa depan dunia yang lebih baik, mereka berhasil membangun kembali sebuah negara baru yang berpusat di Megapolis ini, sebuah kota yang dahulu bernama jakarta.
Selama 4 hari sejak kematian Harrison, Kevin terus memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Ia begitu penasaran dengan semua ucapan terakhir yang diucapkan kepadanya. Bahkan yang lebih membuatnya tidak bisa menghilangkan sosok Harrison dari otaknya adalah, bagaimana bisa pria tua itu tau nama ibu kandungnya.
Saat ini, laki-laki itu sedang duduk termenung dipinggir tempat tidurnya, gadget itu berada didalam genggaman tangan kanannya yang menjadi fokus penglihatannya. Lalu ditangan kirinya ada sebuah kalung yang di bagian liontinnya terbuka menunjukkan foto sosok Annie.
'aku harus mencari tahu!, Mungkin ini bisa menjadi jawaban apa yang terjadi sebenarnya kepada mereka!'
Akhirnya Kevin memutuskan untuk pergi menuju kordinat yang diberikan Harrison itu kepadanya.
Tepat ketika ia keluar dari kamarnya dirinya melihat Vali yang sedang memasak makanan bekal untuknya.
'Orang itu tidak boleh tau' ucapnya dalam hati, Kevin berusaha untuk terlihat senatural mungkin karena ia tahu bahwa Vali adalah orang yang bisa melihat sebuah kebohongan meskipun itu terlihat hanya sekecil butiran pasir.
"Hei, aku berangkat dahulu ya" celetuk Kevin ketika dirinya berjalan kearah dapur untuk mengambil sepotong roti coklat yang dibuat Vali.
Vali melirik sebentar kearah Kevin yang sudah terlihat rapih dan siap berangkat menuju kampusnya.
"Tunggu sebentar, bekalmu sebentar lagi jadi!" Pinta Vali yang membuat Kevin memutuskan untuk duduk sebntar di kursi meja makan.
"Bagaimana kemarin?, Apa kau bisa menjawab semua?"
"Ya, aku menjawab dengan apa adanya kepada mereka" sahut Kevin sembari menghabiskan roti coklat yang ia ambil tadi.
Sehari sebelumnya Kevin dipanggil oleh PFL untuk dimintai keterangan tentang kematian Harrison karena Kevin lah orang yang terakhir kali berbicara dengan pria tua itu.
"Apa mereka menaruh rasa curiga kepadamu?" Tanya Vali yang penasaran dengan apa yang ditanyakan PFL kepada saudaranya itu.
"Terlihat menaruh curiga sih, cuman aku saja yang tidak terlalu perduli, aku menjawab semua yang mereka tanyakan, dan setelah menunggu selama 30 menit akhirnya mereka membiarkan ku untuk pulang" beritahu Kevin dengan apa adanya.
Bekal Kevin akhirnya jadi dan setelah memasukkan bekal kedalam tas Kevin pun pamit kepada Vali.
"Hei, aku lupa, nanti saat kau pulang aku nitip untuk belikan telur ya, stock kita sudah habis" pinta Vali yang dibalas dengan senyum miring oleh Kevin setelah itu Kevin berlalu meninggalkan Vali yang kembali sibuk didapur.
Kevin segera melaju motornya dengan kecepatan tinggi agar ia bisa segera sampai di tempat tujuannya. Butuh waktu 40 menit untuk Kevin sampai ditempat tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEADHAND : Rise Of The VIGILANTE (REVISI)
Acción(telah selesai revisi) Ketika takdir memilihmu menjadi seseorang yang memegang kunci dalam memberantas kriminalisme. Seseorang yang dibutuhkan kehadirannya walau resikonya adalah orang-orang terdekat akan menjadi sasaran kejahatan Kevin putra, seora...