Chapter 28 - Kevin vs Karin

17 1 1
                                    

8.15 pm.

"Apakah sudah ada kabar dari anak buahmu mengenai tanda-tanda kehadiran bocah itu, karin?"

Marco, pria yang mengenakan kemeja formal dengan dipadukan dasi berwarna biru itu saat ini sedang berada di ruangan kerjanya di lantai 50 gedung KIEScorp atau lebih tepatnya lantai paling atas.

"Sampai saat ini aku belum mendapatkan kabar lagi dari mereka, sepertinya dia memang belum datang" ucap Karin sembari memainkan pisau belati di tangannya.

Memainkan sebuah pisau ditangannya merupakan kegemaran dari perempuan yang memiliki tatapan mata psikopat itu untuk menghilangkan rasa bosan.

Marco segera berdiri dari sofa lalu berjalan mendekati jendela besar yang berada tepat didepannya. Keadaan kota begitu terlihat indah dengan city light dimana-dimana. Lalu tak jauh dari sana terlihat gedung yang menjadi pesaing utama perusahaan mereka yaitu YAMAcorp.

Karin, perempuan itu hanya menatap Marco dengan tatapan datar sejenak lalu mengalihkannya kepada orang lain yang berada Diruangan itu selain mereka berdua.

Matanya tertuju kepada seorang perempuan yang hanya mengenakan sport bra dan lenggings dengan meninggalkan banyak luka di tubuhnya. Perempuan itu masih tertunduk lesu, sejak satu jam yang lalu dirinya sudah sadarkan diri tapi tak sanggup untuk berbicara sepatah katapun karena tenaga ditubuhnya seperti hilang begitu saja berganti dengan perasaan sakit yang luar biasa dari seluruh bagian tubuhnya yang membuatnya enggan untuk bergerak terlalu banyak. Pendengarannya pun terasa begitu dengung karena kepalanya yang serasa seperti berputar.

Karin memberikan tatapan meremehkan kepada perempuan tersebut.

"bos, kau tidak takut Malik akan mengkhianatimu?, aku curiga dia akan balik melawan kita karena dari awal dia tidak setuju dengan rencana ini" tanya Karin tanpa menoleh kepada Marco.

Marco lalu berbalik dan berjalan menuju kursi dimana perempuan malang itu diikat. Dia lalu mengangkat dagu perempuan itu menggunakan jarinya, terlihat bahwa darah masih setetes demi setetes mengalir dari kening, hidung, dan bibirnya.

"aku tau bahwa Malik pasti cepat atau lambat akan balik melawanku, karena aku melukai adiknya ini"

"Karena itu sejak awal untuk mengantisipasi adanya kejadian itu aku sudah menempatkan sebuah chip kecil di dalam leher kalian berdua"

Seketika karin menoleh kearah marco. Ekspresi wajah perempuan itu terlihat begitu terkejut.

"Chip?, apa yang kau bicarakan?!"

Nada bicara perempuan itu terdengar begitu menekan dan penuh intimidasi menuntut maksud dari ucapan marco.

"Chip itu adalah sebuah peledak yang mampu menghancurkan bukan hanya leher kalian saja tapi seluruh tubuh kalian hingga tidak tersisa. jadi jika kalian berani membantah atau berkhianat, aku akan meledakkan kepala kalian berdua!"

Mendengar ucapan Marco membuat seluruh buluk kuduk Karin merinding. Sebab dirinya tidak mengetahui bahwa Marco melakukan itu tanpa sepengetahuannya. Perempuan itu memegangi lehernya dan mengusapkannya.

Perlahan tatapan tidak suka terlihat dari wajah perempuan itu.

"Sejak kapan kau melakukan itu?"

Marco yang menyadari jika perempuan blonde yang sedang bersamanya itu tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka, dirinya hanya membalas dengan senyuman miring.

"Aku tidak punya kewenangan untuk menjawab itu"

Karin semakin erat menggenggam pisau belati ditangannya karena merasa dipermainkan oleh laki-laki didepannya ini.

DEADHAND : Rise Of The VIGILANTE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang