My Bestie

611 21 0
                                    

Happy Reading^^ ~N

___


Kala itu disaat hujan deras tengah mengguyur kota, ada seorang perempuan yang menangis ditaman dan jangan lupa hujan yang deras mengenai tubuhnya.

Perempuan itu menangis tersedu-sedu dibawah guyuran air hujan, menandakan bahwa dia sedang sangat sedih saat ini. Entah apa yang sedang terjadi kepadanya hingga terlihat sangat menyedihkan.

Dari kejauhan terlihat ada seorang laki-laki yang melihat perempuan itu, dia tidak sanggup melihat perempuan itu menangis. Hatinya ikut teriris saat perempuan itu berteriak sambil menangis meluapkan semua amarahnya.



Laki-laki itu adalah Ryan

Perlahan Ryan mendekat, dia sungguh tidak tega dengan perempuan itu. Yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.

"Hey, Na. Ayo kita ke rumahku dulu." Ucap Ryan sambil membantu Nana berdiri.

Nana pun hanya bisa mengikuti ajakan Ryan, sejak tadi pikirannya dipenuhi oleh kejadian hari ini.



Seperti inilah kondisi Nana. Mata sembab, hidung memerah, wajah pucat, dan jangan lupa rambutnya yang masih basah. Ryan merasa iba dengan sahabatnya itu, dia tidak heran karena dia sudah mengetahui semuanya dari awal.

"Diminum Na." Ucap Ryan.

Nana hanya diam, tidak membalas ucapan Ryan. Ternyata daritadi dia sedang melamun.

"Na." Panggil Ryan sambil menepuk pundak Nana.

Nana terkejut, lalu menoleh kearah Ryan yang tersenyum kepadanya.

"Diminum itu teh hangat nya, nanti kalau kelamaan jadi dingin." Ucap Ryan.

Nana mengangguk dan meminun teh hangat yang diberikan oleh Ryan. Tubuhnya terasa hangat saat teh itu masuk kedalam tubuhnya, rasa dingin yang tadi ia rasakan sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Nana sekarang berada dirumah Ryan, Nana juga sudah mengganti bajunya yang tadi basah. Untung saja masih ada baju yang tertinggal dirumah Ryan saat dia dulu menginap disini.

Ryan terus menatap Nana dengan pandangan khawatir.

"Na, kamu gapapa kan?" Tanya Ryan dengan raut wajah khawatir.

Nana menoleh dan tersenyum kepada Ryan.

"Aku gapapa kok." Ucap Nana menjeda ucapannya.

"Dan juga aku mau minta maaf ke kamu, karena aku ga percaya kamu waktu itu." Lanjutnya.

"Ah, gapapa kok. Aku malah bersyukur karena kamu sudah sadar sekarang." Ucap Ryan tersenyum.

Nana membalas dengan senyuman.

"Kamu sekarang lupain dia ya, jangan kamu ingat lagi kenangan-kenangan kalian yang menurut kamu indah itu." Ucap Ryan sedikit meledek.

"Ish, siapa bilang indah? Justru kenangan-kenangan itu yang bikin aku muak." Sanggah Nana.

"Ooww gitu ya, padahal kemarin-kemarin bilangnya itu kenangan yang indah." Goda Ryan.

Nana yang terus digoda oleh Ryan pun kesal, dia melempar bantal ke muka Ryan. Alhasil Ryan yang sekarang jadi kesal.


Bugh

"Apa-apaan sih Na!" Ucap Ryan kesal.

"Buahahaha." Nana tertawa terpingkal-pingkal, karena dia berhasil membuat Ryan kesal.

Kemudian Nana semakin gencar menjahili Ryan, karena menurut Nana wajah kesal Ryan terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Meskipun terkadang masih ada bayang-bayang yang membuatnya sedih, tetapi Nana akan berusaha keras untuk melupakan kejadian hari ini.

Sore ini rumah Ryan jadi ramai karena suara teriakan Ryan yang kesal dan juga suara tertawa Nana.

Diam-diam Ryan tersenyum, Dia merasa lega, karena Nana bisa melupakan semua yang baru terjadi, meskipun hanya sementara. Dia juga tahu kalau Nana nanti akan berusaha dengan keras untuk bisa melupakan kejadian hari ini yang menyakitkan.

Nana juga bersyukur mempunyai sahabat seperti Ryan yang selalu ada untuknya, disaat senang maupun sedih.

***

Gimana part hari ini? Pasti biasa aja kan ya? Aku tahu kok kalau itu🙃

Oh iya, mungkin aku sama kedua author yang lain bakal jarang update. Soalnya sekarang sudah masuk sekolah, jadi mungkin akan jadi lebih sibuk dari biasanya. Tolong dipahami yaa, dan juga akan kita usahakan untuk tetep update meskipun ga terlalu sering :')


Jangan lupa klik bintangnya yaps⭐

©Sriracha9

About Love (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang