.
.
.
"Kim San""Paman Seokjin"
San berlari kala melihat pamannya datang. Paman Seokjin adalah orang kedua yang sayang pada San, dia ini adalah sepupu dari Kim Taehyung, Papanya.
"Lihat, Paman bawa apa untuk mu"
Mata San berbinar senang kala mendapat mobil remotkontrol. San sayang pada pamannya ini, bahkan kalau bisa San ingin yang jadi Papanya itu paman Seokjin saja.
"San suka?"
San mengangguk lantas memberi pelukan sebagai ucapan terima kasih.
"Suka sekali paman"
Seokjin membalas pelukan kecil itu dengan sayang.
"Oh Hyung , kau sudah datang"
Seokjin bisa merasakan tubuh San dalam pelukannya tiba-tiba kaku. San terburu melepas pelukan itu, dan bersembunyi dibelakang Seokjin.
"Paman , San masuk kamar dulu"
San berlari tergesa sambil membawa mainan mobil barunya kedalam kamar, bahkan mengabaikan sosok sang Papa yang tak dapat perhatian sama sekali.
"Kalian ini canggung sekali untuk ukuran ayah dan anak"
Seokjin berbicara sambil merangkul bahu adik sepupunya itu. Mereka berjalan menuju ruang kerja Taehyung.
"Kau tau aku tak pernah bisa dekat dengan anak-anak"
Taehyung menjatuhkan diri disofa panjang ruang kerjanya diikuti Seokjin yang duduk disopa sebrang.
"Setidaknya dekatlah dengan San. Diakan anakmu"
Itu terdengar mudah ketika didengarkan tapi Taehyung selalu punya rasa dimana dia dan anaknya San memiliki tembok besar dan tinggi sehingga masing-masing sulit untuk mendekat.
"Hyung, kau tau anak itu ulang tahun minggu depan?"
Seokjin menggangguk tau, karena dulu Seokjin lah yang mengurus segala berkas pemindahan nama San dalam kartu keluarga Kim.
"Taulah. Aku sudah menganggap San seperti anak ku sendiri. Memangnya kenapa?"
"Entahlah. Menurut hyung, hadiah apa yang bagus untuk nya?"
.
.
.
Diluar sedang hujan gerimis, San sempat kecewa karena tadi dia sudah berniat untuk bermain mobil barunya dihalaman belakang. Mobil remot itu kini melaju mengitari kasurnya sedangkan San duduk dipinggir kasur sambil sesekali mencabik kesal kala mobilnya tersangkut bajunya yang berserakan dilantai."San, simpan baju kotornya dikeranjang cucian"
San teringat ucapan Mamanya soal baju kotor. Mamanya selalu memperingatkan San untuk menyimpan baju kotor dikeranjang cucian, bukan malah dibiarkan berserakan.
Dengan perasaan yang tiba-tiba sedih San memunguti baju-bajunya dan memasukannya dalam keranjang.
"Mama"
San rindu Mamanya. Setiap hari selalu rindu.
Bahkan mainan bagus dan banyak ini tak membuat rasa rindu itu hilang, walau mungkin San sedikit teralihkan.
"Karena Mama sayang dengan San. Makanya Mama mau San tinggal disini sama Papa juga Kakek dan Nenek"
San berjongkok menangis sambil meremat bagian depan baju tidurnya.
"Mama"
Panggilnya lagi dengan rasa rindu yang amat sangat.
"Jangan menangis, kalau San menangis itu akan membuat hati Mama terluka"
San dengan cepat menghapus jejak-jejak air matanya. Tidak boleh menangis, Mama akan sedih kalau tau San menangis.
Tok
Tok
San terburu bangkit dia berlari kearah meja belajarnya, membuka buku gambarnya cepat. Dia harus berpura-pura sedang mengerjakan PR.
Setelah suara ketuka itu hilang, suara pintu terbukapun terdengar.
"Boleh aku masuk?"
Suara berat yang San benci tiba-tiba terdengar.
Mau apa dia kemari?
"Sedang apa?"
Orang itu bertanya lagi.
San mendengus pelan, kenapa dia peduli? Mau apa dia dengan San?
"Sedang menggambar"
Walau enggan San tetap menjawab.
"Apa itu PR?"
"Ya"
Setelah percakapan itu, rasa canggung begitu kentara. Baik sidewasa dan sikecil bingung harus melakuka apa selanjutnya.
"Kim San"
San menengakkan tubuhnya. Laki-laki itu memanggil namanya dengan lengkap untuk pertama kali.
"Kau ingin apa untuk hadiah ulang tahun?"
San pura-pura tidak peduli dia kembali menyibukan diri dengan mewarnai gambarnya, padahal dalam hati San terus berdoa agar Papanya segera pergi keluar dari kamar.
"Aku akan mengabulkan apa saja yang kamu inginkan"
San terdiam.
Apa saja?
Dengan cepat dia memutar badan. Menatap mata sang Papa dengan pandangan lekat.
Taehyung sedikit terkejut kala melihat mata sikecil tampak memerah ,apa dia habis menangis?
"Anda akan mengabulkan apa saja? Serius?"
Taehyung kini seakan melihat dirinya dulu, mata tajam itu, juga ekspresi tak kenal takut itu.
"Ya, apapun"
San terdiam sebentar sebelum melanjutkan.
"Aku mau Mama"
San berbicara tegas dengan sorot mata yakin.
"San mau pulang, dan bertemu Mama"
.
.
.Dibilang dibuang sayangkan 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun 🌻 Taehyung x Wendy
Short Storythere's a Sun in every flower 🌻 Taehyung x Wendy Wenv