14

921 154 174
                                    

.
.
.
"Dasar Pak Tua, tidak punya otakkkk!!!"

Nyonya Kim murka pada suami keras kepalanya. Dia marah dan memukul-mukul punggung tua itu dengan telapak tangannya kuat.

Semua ini gara-gara Pak Tua Kim gengsian, suaminya. Kalau saja dia tak melakukan hal sembrono seperti beberapa hari lalu, cucunya San tidak akan sakit seperti ini.

"Kakek macam apa kau ini hah?!"

Tuan besar Kim terus meringis kesakitan. Semua wibawanya hilang disaat sang istri marah besar. Dia termasuk suami-suami yang takut pada istri, kalau kalian mau tau.

"Sudah, sudah!"

Tuan Kim berteriak membalas ucapan sang istri tak kalah kencang.

"APA, HAH?! SEMUA GARA-GARA KAU PAK TUA GENGSIAN!!!!"

Jika saja suaminya ini bisa menurunkan gengsinya yang sebesar upil itu, mungkin keluarga mereka tidak akan kacau seperti ini.

"Nenek.."

San menghampiri sang Nenek dengan badan yang lemas.

"Apa sayang? San kenapa?"

Nyonya Kim langsung mendorong suaminya itu sampai tersingkir dan jatuh disofa saat San cucu kesayangannya menghampiri dengan wajah pucat, juga gerak badan yang terlihat sangat lemas.

"San pusing Nek.."

Kepala San seperti berputar.
Dia ingin muntah juga rasanya.

"Ya, ampun San. Badan kamu panas sekali, Nak"

Nyonya Kim panik, kala menyentuh dahi cucunya. Suhu badan San sangat panas.

"Nek, San mau Mama"

San berucap lemah sebelum tubuh kecilnya ambruk tak sadarkan diri.

"KIM SAN"
.
.
.
"Dokter tolong usahan hasilnya keluar hari ini juga"

Tuan dan Nyonya Lee kini sedang berada dirumah sakit bersama Wendy atau yang kita ketahui sebagai Seungwan.

Nyonya Lee sedari tadi tak melepas genggaman tangannya pada Seungwan. Dia tak mau lagi kehilangan putrinya yang berharga ini barang sedetikpun.

"Saya, akan usahakan Pak"

Setelah sampel rambut Seungwan juga Tuan dan Nyonya Lee sudah diambil, mereka hanya tinggal menunggu hasilnya pemeriksaannya walaupun mereka tau pasti Seungwan adalah Wendy putri mereka yang hilang.

"Nak, maafkan Mama ya. Mama kurang berusaha keras untuk menemukan mu. Mama bahkan membuatkan mu makam, padahal kamu masih hidup. Sekali lagi maafkan Mama Nak"

Seungwan menggeleng dalam pelukan Nyonya Lee Ibu kandungnya.

"Mama, tidak salah. Papa juga"

Sebelah tangan Seungwan mengusap lengan Tuan Lee Papanya dengan lembut, memberi menyamanan dan terus berkata tida apa-apa.

"Seungwan?"

Keluarga kecil itu memutar kepala saat suara seorang wanita memanggil nama Seungwan.

"Nyonya Kim"

Seungwan langsung berdiri menghampiri mantan majikannya itu. Hatinya tiba-tiba saja tidak enak. Apa mungkin terjadi sesuatu pada San atau pada Taehyung?

"Bagaimana bisa, anda berada disini?"

Tanya Seungwan dengan sedikit panik.

"Seungwan syukurlah"

Tubuh Seungwan menegang kala Nyonya Kim memeluk tubuhnya dengan erat tiba-tiba.

Nyonya Kim benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Seungwan disini. Hatinya sungguh lega, dan San pasti akan sangat senang.

Sun 🌻 Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang