07

953 176 99
                                    

.
.
.
Dulu, dulu sekali ketika Taehyung masih remaja dia mengasingkan diri keluar Negeri karena tidak kuat dengan kekangan dari keluarga besar, terutama sang Ayah.

Taehyung remaja menghabiskan masa sekolah menengah nya dinegeri orang, bahkan saat masuk universitaspun dia enggan kembali kerumah. Sampai satu musim liburan dia memutuskan untuk pulang, karena mendapat terror dari Nyonya besar Kim yang rindu pada anak semata wayangnya.

Ketika sampai, rasanya banyak sekali yang berubah, bahkan banyak pula yang masih terlihat sama, seperti contohnya rumah besarnya ini.

"Bagaimana kabar mu, Nak?"

Pelukan hangat dari Sang Ibu jadi sambutan pertama yang Taehyung dapat ketika menginjakan kaki kembali dikediaman Kim.

"Aku baik, Bu"

Taehyung balas memeluk tak kalah erat. Taehyung tak dapat memungkiri dia juga rindu dengan sosok Ibunya ini. Rindu sekali.

"Masih ingat pulang hah? Ku kira kau sudah mati disana?"

Sambutan hangat lainnya Taehyung dapatkan, sambutan yang spesial dan langka dari Tuan besar Kim yang begitu manis terdengar.

"Ya, ya. Aku senang bertemu dengan Anda juga Tuan Kim"

Taehyung dan Tuan besar Kim saling bersitatap sengit. Melupakan fakta bahwa mereka ini adalah Ayah dan anak yang baru saja bertemu kembali setelah sekian lama.

Taehyung dan Ayahnya begitu mirip, saking miripnya keras kepala mereka juga sama-sama sekeras batu, untung saja dikeluarga ini ada Nyonya Kim yang lembutnya mengalahkan bulu jadi dua orang kepala batu itu selalu bisa takluk dalam genggamannya.

"Sudah-sudah, ayo masuk"

Lerai Nyonya Kim cepat, saat tau anak dan suaminya sudah siap saling beragumen.

"Oh iya, Seungwan tolong bawa dan bereskan koper anak saya kelantai atas ya?"

Titah Nyonya Kim pada salah satu pelayannya sebelum menyeret kedua kepala batu itu masuk kedalam rumah.

"Baik Nyonya"
.
.
.

"Seungwan."

Nama itu terus digumam pelan oleh Tuan muda Kim yang kini sedang bersila ditengah kasur besarnya. Tangannya dengan santai menopang pipi, juga mata setajam elang yang tak henti menyeledik tubuh mungil yang sedang membereskan isi koper yang dia bawa.

"Kau pelayan baru?"

Seungwan meneguk ludah, dan mengangguk pelan tanpa mengangkat wajah. Dia takut, sungguh. Anak majikannya ini memperhatikannya bagaikan harimau yang sedang memperhatikan rusa kecil yang akan siap dia tangkap dan dijadikannya santapan makan malam. Sungguh seram.

Suara derap kaki, melangkah mendekat. Seungwan makin tertunduk dalam.

"Tatap aku"

Dagu Seungwan diapit dan diangkatnya pelan. Memaksa untuk bersitatap.

Seungwan berkedip-kedip, mencari objek lain asalkan tak bersitatap dengan mata tajam dari majikan mudanya.

"Apa ini yang namanya lemak bayi?"

Seungwan tertegun kala tangan dari tuan muda Kim kini menekan dua belah pipi putih seungwan kuat. Dia memaikan tangannya disana, mengunyel-ngunyel pipi Seungwan bagaikan mainan squishy yang lembut juga empuk.

"H-hentikan..."

Protes Seungwan, kala pipinya mulai terasa sakit.

Tuan muda Kim itu tersenyum lantas melepaskan tangannya.

Sun 🌻 Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang