03

1.2K 192 8
                                    

.
.
.
Ini adalah harinya, hari dimana San berulang tahun. Dan pagi-pagi sekali, San mendapat kejutan dari Nenek juga Paman Seokjin. Kue ulang tahun lucu tersaji didepan San, kue ulang tahun pertamanya. Dulu San selalu merengek minta dibelikan kue ulang tahun, walaupun pada akhirnya yang dia dapat hanya cupcake kecil dengan lilin besar yang biasa dikapai ketika mati lampu, tapi San sangat senang walau hanya dengan itu karena Mama ada bersamanya , meniup lilin juga berdoa bersamanya.

"Ayo San, tiup lilinnya"

San tidak bisa untuk tidak tersenyum, apalagi hari ini apa yang Papanya janjikan akan dia wujudkan.

"Terima kasih, San sayang kalian semua"

Setelah mengucapkan itu San meniup lilin nya dan disambut tepuk tangan juga pelukan hangat dari Nenek juga Paman Seokjin, dari arah pintu kamar Kim Taehyun hanya bersandar sambil menyilang tangan didada tapi San tau, dia diam diam tersenyum sambil memperhatikan.

"Nah ini hadiah dari Paman"

San berdecak kagum ketika sebuah drone yang dia dapatkan. Dia berkedip-kedip lucu, saking kagetnya.

"Ini untuk San paman?"

Seokjin mengangguk, melihat San yang makin hari makin ceria membuat dia ingin selalu membahagiakan anak itu.

"Tentu, itu untuk San. Anak Tampan dari keluarga Kim"

Sementara Nyonya Kim, dia memandang San dengan mata berkaca, cucu laki-lakinya akhirnya mau tersenyum dengan tulus didepannya. Dan dia bersyukur San tumbuh dengan baik dan sehat.

"Dan ini dari Nenek"

Drone yang diberikan oleh Seokjin kini dia simpan terlebih dahulu. Hadiah dari Neneknya adalah sebuah kamera vintage lucu.

"Terima kasih Nek"

San memeluk kamera itu erat, dan kini beralih memeluk sang Nenek.

"San, sayang Nenek"

Nyonya Kim tak bisa membendung rasa bahagianya, dia menitikan air mata karena San kini benar-benar menganggapnya keluarga.

"Cepat, bersiap. Kita akan berangkat sekarang"

Suara dari Taehyung membuat tiga kepala itu berputar cepat. San yang sadar akan ucapan Papanya segera turun dan harus segera bersiap.

"San, kamu mau kemana?"

San hanya tersenyum pada Paman Seokjin dia berdesis pelan lantas berbisik.

"Itu rahasia"

San terkikik lalu berlari cepat menuju toilet.

"Apa ini? Kau mau membawa San kemana?"

Taehyungpun hanya mengangkat bahu.

"Itu rahasia"
.
.
.
San terus bersenandung senang, kakinya tak diam sama sekali. Jendela mobil yang dibiarkan terbuka dengan bebas mengibas rambut hitamnya, dan sesekali kamera vintage hadiah dari Nenek dia tekan untuk mengambil gambar.

"Nanti, mau kasih lihat ini sama Mama"

Dia sungguh tak sabar untuk segera bertemu dengan Mamanya. Rasa rindunya sudah tak terbendung lagi. San memeluk kamera itu erat.

Kim Taehyung yang sedari tadi fokus menyetir curi-curi pandang pada anak kecil yang sedari tadi tampak gembira. Senyumnya selalu terpatri tampan diwajah. Sekarang dia benar-benar yakin, San adalah anaknya. Senyum itu benar-benar menurun darinya.

Perjalan selama kurang lebih 4 jam itu tak membuat San lelah, dia bahkan semakin semangat kala tak lama lagi mobil itu akan segera sampai kerumahnya. Dia akan segera bertemu dengan Mama.

"Disana disana"

San dengan tak sabaran menunjuk kearah rumah kecil tepat dikaki gunung, jalan yang dilewatipun hanya jalan kecil, bahkan sejauh mata memandang hanya terhampar hijau pesawahan.

Setelah mobil itu berhenti, dengan terburu San turun dan berlari menuju rumah kecil itu, mendorong tergesa pagar rumah yang terbuat dari kayu yang telah lapuk.

"Mama, San pulang"
.
.
.
Son Seungwan, hanya bisa menangis kala mengingat hari ini adalah hari ulang tahun putranya San. Ulang tahun ketujuhnya yang tak bisa mereka lewati bersama. Setiap hari tak pernah sedikitpun Seungwan lupa pada San. Dia menyesal, dia marah pada diri sendiri, kenapa dia meninggalkan San dirumah itu seperti seorang ibu yang jahat. Seungawan yakin , San sekarang benci padanya.

"Mama, San pulang"

Seungwan terburu menghapus air matanya, dia berdiri dan lantas berjalan keluar.

Kenapa dia bisa mendengar suara San?

"Siapa?"

Seungwan keluar dan mendapati seorang anak laki-laki sedang berlari kearahnya.

"Mama!"

Satu lompatan itu, kini memeluk erat perut Seungwan. Seungwan terdiam, apa dia bermimpi? Kenapa San ada disini?

"Mama"

San menarik-narik ujuk kaos baju Seungwan.

"Ma.."

Panggil San sekali lagi.

Kini kaki Seungwan melemas.

"San.."

Dirabanya wajah putranya itu lembut.

"San"

Kini tangannya membawa tubuh mungil itu, dalam pelukan. San, putranya pulang.

"Mama, San rindu"

Seungwan hanya bisa mengangguk dan terus memeluk tubuh San erat. Dia juga, dia juga rindu dengan San. Rindu sekali. Tapi...

"Bagaimana bisa kamu kemari?"

Seungwan kini teringat, bagaimana San tiba disini? Tidak mungkin sendirian bukan? Jarak dari kota kesini sangatlah jauh.

"San kamu kesini sama siapa? Naik apa?"

Sekali lagi Seungwan bertanya dengan khawatir , dia menekan dua belah pipi gembil San yang kian membesar.

"Dengan dia"

San mencicit sambil menunjuk kearah seorang laki-laki dewasa yang sedang berdiri tak jauh dari mereka. Dia diam berdiri dengan sebelah tangan didalam saku.

"Tuan Kim"
.
.
.

























Dah lah bye bye 😴

Sun 🌻 Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang