05

1.1K 193 51
                                    

.
.
.
"Mama, minggu depan San kesini lagi ya"

Seungwan mengangguk disela usapan tangannya dipunggung sikecil.

Isak itu belum juga reda.

San terus menangis kala tau, dia harus pulang karena besok San harus bersekolah.

"Iya, iya. Kapanpun San ingin pulang kesini pintu rumah akan selalu terbuka"

Dibelai sayang dua belah pipi San saat mereka bertatapan. Mata dan hidung San sudah memerah karena terlalu lama menangis.

"Iya. Janji ya pintunya jangan dikunci"

Jari kelingking itu saling terikat, membuat janji untuk menjadi rumah bagi masing-masing.

"Mama, janji"

Kembali, tubuh itu masuk dalam pelukan Seungwan.

Berat rasanya.

Seungwan benar-benar ingin San tetap disini, dengan dia, disampingnya, tapi masa depan San lebih penting dari rasa egonya jadi Seungwan akan bersabar dan menunggu disini sampai San kembali kedalam peluknya lagi.

"Hati-hati ya. Jadi anak baik, jangan nakal. Turuti perintah Papa, nenek juga kakek. Makan dengan teratur jangan jajan sembarangan"

Setelah memberi petuah singkat itu Seungwan mendudukan San dibangku penumpang depan mobil.

"Iya, Mama"

Sekali lagi San memeluk erat leher Seungwan, dia benar-benar tidak ingin pulang. San ingin disini dengan Mama, dengan Papa juga.

"Ya, sudah"

Kecupan sayang Seungwan daratkan dikening San, dibelai rambut hitam itu lembut untuk terakhir kali.

"Seungwan"

Panggilan dari suara berat itu membuat Seungwan bangkit dan berbalik.

Kim Taehyung disana. Berdiri dengan kemeja hitam tempo hari juga tatanan rambut rapi yang kini diterpa angin lembut.

"Ya?"

Tubuh tinggi tegap itu, bergerak gelisah. Alis tebal itu menukik dengan kerutan halus didahi, dari wajahnya dia tampak sedang menimbang-nimbang sesuatu.

"Aku pergi dulu"

Pamitnya.

Seungwan tersenyum lantas mengangguk.

"Ya, hati-hati dijalan Tuan Kim"

Seungwan membungkuk pelan kala tangan itu meraih pipi kirinya lembut. Dengan mata melebar kini mereka bersitatap dengan pandangan yang sulit diartikan. Elusan lembut dari jemari hangat terasa menjalar keseluruh tubuh Seungwan.

Angin disore itu menerpa dengan lembut, matahari perlahan condong keufuk barat, senja menanti dengan jingganya saat siluet hitam itu mendekat dengan deru nafas teratur. Elusan terakhir itu dihadiahi dengan sebuah kecupan hangat dikening, membuat Seungwan beberapa detik kehilangan segala indranya.

"Aku akan kembali"
.
.
.
"San?"

"Iya, Papa?"

"Kenapa murung?"

Tanya Taehyung setelah beberapa lama San hanya terdiam dengan wajah ditekuk.

"San sedih ninggalin Mama sendiri, Papa"

Lagi, San akhirnya menangis lagi dengan memegang kamera pemberian Neneknya. Dia memeluk kamera itu erat karena disana ada foto Mama yang San ambil diam-diam.

"Jangan menangis"

Sebelah tangan Taehyung mengusap pelan ujung mata berair San.

"Minggu depan kita menginap lagi dirumah Mama, oke?"

Sun 🌻 Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang