Mari bertemu dalam kebahagiaan.
Hannam the HillJungkook membawa Yuna ke salah satu apartmen di kawasan Hannam The Hill untuk membicarakan perkembangan kasus bunuh diri Park Jihyo. Yuna hanya mengikuti sementara Jungkook juga diam tanpa kata, hanya suara langkah mereka berdua yang sesekali bersahutan secara lirih. Tidak ada pembicaraan lebih lanjut selain membahas tentang Daniel setelah keluar dari kafe. Ketika Yuna bertanya tentang gadis yang ditemuinya, Jungkook menjawab dengan tegas bahwa Yuna tidak boleh mengetahui identitasnya, membuat Yuna semakin penasaran.
Yuna mengikuti langkah Jungkook memasuki sebuah ruangan dengan desain interior mewah yang menyambutnya.
“Duduklah, aku ambil minuman dulu.” Jungkook meletakkan coatnya di sofa secara sembarangan, sehingga Yuna mengambilnya lalu merapikannya. Baru saja hendak mendudukkan dirinya, Yuna dibuat terkejut karena teriakan seseorang.
“HYA!! Jeon Jungkook!!” suara Namjun yang kaget karena keberadaan Jungkook.
“Oh, hyung. Ku kira kamu belum pulang.” Ucap Jungkook polos membuat Namjun semakin kesal.
“Yuna ada disini.” Sesaat kemudian Namjun terlihat gelagapan karena menyadari keberadaan Yuna. Munggkin dia malu karena hanya menggunakan bathrobe dengan rambut yang masih sedikit basah. Ia menyapa Yuna dengan sedikit kikuk kemudian berlalu meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa.
“Hobi hyung sana Suga hyung belum datang.” Jungkook menyerahkan satu botol minuman instan untuk Yuna.
“Siapa mereka? Kukira hanya sama Namjun oppa.” Yuna mengambil minuman dengan rasa kopi yang sudah dibuka oleh Jungkook..
“Jung Hoseok seorang dokter, tapi dia juga seorang hacker. Kami memanggilnya Hobi. Kemudian Min Yoongi atau Suga. Dia juga seorang hacker.” Yuna hanya mengangguk karena penjelasan singkat Jungkook. “ Mereka berdua bisa memudahkan kita memecahkan masalah ini.”
“Aku sangat berharap.”
_ _ _
“Maaf tapi untuk informasi dari RS Daesun sepertinya akan sangat sulit. Sekalipun aku kerja disana, aku tidak menemukan soft file dari pasien bernama Park Jihyo yang kita maksud. Jadi kemungkinan mereka menyimpan dalam bentuk hardnya.” Hobi menjelaskan bagiannya.
“Apakah kamu yakin melakukannya dengan benar, hyung?” Jungkook sedikit kesal karena hasil yang tidak memuaskan.
“Eoh. Apa perlu aku meretas data induknya? Tapi mungkin akan memakan waktu lama untuk mengecek datanya.” Whoa.. seorang Hobi yang sangat ceria sangat jauh dari gambaran hacker yang selama ini Yuna bayangkan. Jika Suga, ia masih sedikit bisa menerimanya, tapi tidak dengan Hobi. Sungguh kamuflase yang sempurna.
“Aku bisa membantu jika dibutuhkan. Aku tidak bisa hanya diam saja bukan?” kini Yuna menatap Jungkook dan Hobi secara bergantian.
“Boleh saja jika kamu tidak merepotkan kami.” Yuna menoleh sumber suara. Suga. Lawan yang tepat dari seorang Jeon Jungkook. Sama-sama berhati dingin. Yuna mengangkat satu sudut bibirnya.
“Kamu bisa membantuku.” Hobi menengahi seolah tahu jika Yuna dan Suga sedikit susah disatukan.
Namjun bergabung setelah menerima panggilan dari seseorang.
“Bagaimana perkembangannya?”
“Penyelidikan dihentikan atas kemauan dari keluarga.” Suga berbicara masih dengan wajah datarnya.
“Park Jimin?” Yuna antusias dengan informasi dari Suga.
“Kim Seokjin. Kudengar dia wali dari Park Jimin. Kita tidak bisa melakukan banyak hal jika keluarganya yang meminta.”
Sudah hampir enam bulan penyelidikan dilakukan, tapi belum ada titik terang yang membuktikan jika penyebab kematian Park Jihyo bukanlah karena bunuh diri.
“Aku akan mencari tahu alasan mereka meminta penyelidikan dihentikan.” Hanya itu satu-satunya hal yang ada dipikiran Yuna saat ini._ _ _
Yuna memasuki kawasan rumahnya bersama Jungkook.
“Kamu tidak perlu mengantarku sampai ke dalam.” Yuna menghentikan langkahnya.
“Kenapa? Ini akan sempurna jika mama mu juga menyetujui hubungan kita.”
“Itu bisa mengamankan gadismu, tapi tidak menjamin akan mengamankan Jimin oppa.”
“Oke. Masuklah, aku akan pergi setelah melihatmu masuk.” Yuna meninggalkan Jungkook yang berdiri disamping mobilnya. hari ini pikirannya sedikit kacau. Sudah satu tahun sejak Jimin meninggalkan kota Seoul. Tentu saja ada kerinduan dalam hatinya, terlebih dari itu, ia merasa sedikit kecewa karena belum menyelesaikan masalahnya.
Suasana rumah sangat tenang. Mungkin karena waktu sudah hampir tengah malam. Hanya beberapa maid yang masih berjaga. Kedua orangtuanya mungkin sudah tidur, atau masih sibuk dengan pekerjaannya. Entahlah.
Yuna berjalan menuju kamarnya dengan tidak semangat. Sesampainya dikamar ia langsung melemparkan dirinya keatas ranjang queen size-nya. Menatap langit-langit kamarnya yang redup karena lampu utama tidak ia nyalakan. Beberapa saat kemudian Yuna sudah terlelap dalam tidurnya. Napasnya yang semakin teratur menandakan jika ia semakin pulas dan berhenti berpikir untuk sejenak. Yuna tidak menyadari, diatas meja riasnya terdapat satu buket bunga marigold yang mungkin akan menghilangkan sedikit bebannya.
“Marigold melambangkan kebahagiaan. Artinya, suatu saat kita pasti akan bahagia. Jangan terlalu khawatir. Dan aku merindukanmu.”
-rabbit
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET __[JIMIN x SOWON]__
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Banyak hal yang harus kita bayar ketika kita menginginkan sesuatu yang lain." -Park Jimin. _ _ _ "Jadilah kuat, sehingga kamu cukup untuk menjadi kelemahanku." -Kim Yuna - - -