Kamu harus memasang potongan yang tepat untuk puzzelmu, dengan begitu semuanya akan sempurna.
~ ~
Hannam the Hill
Semua orang menjadi focus dalam pemikiran masing-masing. Selama ini mereka meremehkan Jang Runa. Menganggapnya seperti penjahat lainnya yang hanya melukai seorang korban karena ketidaksukaannya. Tapi ternyata dia lebih kejam daripada itu. Dia seorang iblis.
“Kita perlu menjebaknya secara langsung.” Suga dengan wajah datarnya membuat semua orang kembali bersatu.
“Hyung..”
“Ikuti rencanaku. Aku tidak tahan lagi dengan semua ini!”
“Bagaimana? Katakan seperti apa rencanamu dan aku akan memutuskan apakah kita akan melakukannya apa tidak.” Namjoon berusaha menjadi seorang penengah, ia tidak mau semuanya semakin runyam. Ia tahu, Suga tentu tidak akan sembarangan menyusun rencana. Tapi dia sama kejamnya dengan Jang Runa. Selama kenal dengannya, dia adalah dikenal sebagai hacker yang tidak punya hati nuranni. Selain membocorkan dan mengunci data untuk kliennya, dia tidak segan menghancurkan seseorang dengan mengunggah informasi yang dia miliki.
“Kita perlu membuatnya mengakui kejahatannya. Seokjin hyung, atau Yuna. Kalian harus melakukannya.”
Semua orang mendengarkan seksama bagaimana rencana Suga untuk menangkap Runa. Memikirkan lebih jauh tentang konsekuensi apa yang harus mereka hadapi dengan rencana itu. Mereka sadar siapa lawannya, karena itu membahas dengan detail mungkin bisa menguntungkan mereka.
“Jin hyung sudah angkat tangan dari kasus ini. Dan kupikir Jimin juga tidak tahu kita sudah sejauh ini.” Hobi dengan mode seriusnya selalu membuatnya tampak keren.
“Benar. Jin hyung tidak akan melakukan itu.”Namjoon dan Taehyung menanggapi perkataan Jungkook dengan anggukan.
“Apa aku perlu memintanya untuk itu?” Namjoon menatap satu per satu orang di dalam apartemennya.
“Tidak. Aku akan melakukannya.” Yuna serius dengan perkataannya. Tidak ada ketakutan disana, tapi..
“Aku tidak akan mengizinkanmu!!”
“Hya, Jungkook.. Kamu mengagetkanku.” Hobi yang berada disamping Jungkook mengelus dadanya pelan karena terkejut.
“Hanya aku yang bisa melakukannya.” Yuna berusaha meyakinkan semua orang, terutama Jungkook.
“Tapi itu terlalu berbahaya untukmu.”
“Ada kalian yang menjagaku. Bukankah begitu?” Semua orang menjadi diam. Tentu saja mereka akan menjaga Yuna, dia adalah bagian dari timnya dan dia juga sudah seperti keluarga bagi satu sama lain.
“Tetap saja itu..”
“Suga oppa, kamu berjanji akan terus mengawasiku bukan? Dimanapun dan kapanpun itu?”
“Tentu saja.” Ia tersenyum. Kali pertama dia menampilkan ekspresi hangatnya dibalik senyum tipisnya itu, membuat Yuna merasa aman.
“Oke, kalau begitu aku akan mengirimkan orang-orangku agar bisa berjaga didekatmu.”
“Jangan. Itu akan terlalu mecolok. Kirimkan saja satu atau dua yang terbaik, itu lebih sederhana.”
“Baiklah, kamu harus hati-hati.” Namjoon mengelus puncak kepala Yuna, dia sudah seperti adik kecil baginya.
_ _ _
Royal High Corp.
Yelena dan Jimin berjalan berdampingan menuju ruangannya. Sudah hampir satu bulan, ia kembali bekerja sebagai Pimpinan, dan Yelena berperan penting sebagai sekertarisnya. Mengajaknya ke Korea sepertinya bukan pilihan yang buruk, dia terbukti sangat kompeten dengan tugasnya, ia sangat membantu pekerjaan Jimin.
“Kamu tidak ada niatan untuk kembali ke Jerman atau ke Chicago?” tanya Jimin disela langkah lebarnya.
“Kamu mengusirku?”
“Tidak, bukan begitu. Aku hanya bertanya.”
“Aku suka disini. Bekerja dengan gaji yang besar dan juga, ada orang yang aku suka disini.”
“Hya, hentikan itu. Aku akan merasa bersalah.”
“Tentu saja kamu harus merasa bersalah. Itu akan adil bukan?” keduanya tertawa bersama layaknya sepasang kekasih yang tengah bercanda ria. Tanpa mereka ketahui, ada orang yang tengah mengabadikan momen mereka. Dia tertawa penuh kemenangan setelah mendapatkan fotonya lalu pergi begitu saja.
_ _ _
Gyeonggi do
Lagi dan lagi Yuna mendapatkan sebuah paket dari orang yang tidak dikenalnya. Sama seperti yang lainnya, ia kembali mendapat beberapa lembar foto yang menampilkan Jimin tengah bersama seseorang yang ia ketahui sebagai Yelena, teman dari Namjoon.
Jika sebelumnya mereka selalu dalam balutan pakaian casual, kali ini Jimin dan Yelena terlihat dalam balutan pakaian formal. Tetapi masih sama, mereka terlihat bahagia dengan senyum hangat yang menghiasi wajah cantik dan rupawan itu.
“Dia terlihat bahagia.” Ucap Yuna sambil mengamati foto-foto yang sengaja ia simpan. Entah motif apa dibalik kiriman paket ini, Yuna merasa bersyukur. Dengan ini dia bisa melihat Jimin bahagia. Sekalipun ia tidak bersamanya.
Ketukan pintu membuat Yuna tergesa merapikan foto dan menyimpannya.
“Nona, ada kiriman paket untukmu.” Ucap seseorang yang ia kenali dengan Kepala Pelayan.
Yuna berjalan menuju pintu untuk mengambil paket untuknya. Kali ini sedikit berbeda. Hanya sebuah amplop besar yang sangat ringan.
Setelah sampai di ranjang, ia segera membuka perlahan. Sebuah kertas putih dengan sedikit coretan disana, tapi Yuna berhasil membeku karenanya.- Who is Next? -
Let’s go to the next level, Yuna.
Tangan Yuna mengepal dengan keras, mengabaikan kukunya yang menancap semakin dalam ke telapak tangannya..
.
.
.
.
Morning everyone~
Happy sunday, semoga hari ini menyenangkan untuk kalian. Jangan lupa jaga kesehatan ya💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET __[JIMIN x SOWON]__
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Banyak hal yang harus kita bayar ketika kita menginginkan sesuatu yang lain." -Park Jimin. _ _ _ "Jadilah kuat, sehingga kamu cukup untuk menjadi kelemahanku." -Kim Yuna - - -