02 | 二

2.7K 497 52
                                    

Wajah (Name) berubah ungu mendengar perintah pria di depannya. Apa maksudnya dia harus menciumnya?! Menelan ludahnya kasar, (Name) berjongkok lalu menutup kedua telinga serta matanya.

"Ini bohong, ini mimpi. Ayo bangun, (Name)."

Terkejut dengan gerakan (Name) yang terlihat ketakutan seperti anak kecil itu membuat dia memberikan sedikit ruang pada gadis yang sudah menyembuhkan luka pada kakinya. Dia mengacak rambut hitam berantakannya lalu tangannya turun ke leher dimana dia merasakan ada kalung hewan yang sulit dilepas.

Menggerutu kesal dengan kalung yang ada di lehernya, dia kembali melihat (Name) masih dalam posisi yang sama. Menghela nafas, dia ikut berjongkok dan menyamakan tinggi mereka.

"Ini bukan mimpi, koneko-chan. Sekarang cepat cium aku," ucapnya dengan nada mengancam.

Mengangkat kepalanya, (Name) memekik dan semakin menyudutkan diri ke dinding kamarnya. Pupilnya bergetar karena takut dan gugup. Kenapa dia terus berkata harus menciumnya?!

"A-aku t-t-tidak mau! L-lagipula siapa k-ka―"

Sebelum (Name) menyelesaikan perkataannya, pria di depannya sudah menempelkan bibirnya dengan milik (Name). Tubuhnya membeku tak bisa bergerak karena dia sekarang tengah dicium oleh orang asing! Bagaimana kata Daichi nanti jika dia mengetahuinya? Habislah (Name)!

Pria itu melepas tautan bibir mereka karena dia hanya menempel bibir mereka. Menunggu beberapa saat namun tidak terjadi apa-apa.

"Huh? Kenapa tidak berhasil?" gumamnya pada dirinya sendiri setelah memegang kucing telinganya yang ada di kepalanya dan dia masih bisa merasakan ekor kucingnya di belakang.

Terdengar suara jatuh dan dia melihat gadis di depannya pingsan.

Dia memandang gadis itu dengan tatapan 'yang benar saja?!'.

Setelah menempatkan kembali gadis itu di atas futon. Dia mengecek badannya yang hanya tertutup selimut, meski hanya bagian bawahnya saja. Dia pergi ke arah lemari berharap ada baju yang pas untuk dia pakai sementara. Mencoba menghindari pakaian dalam gadis itu, dia menemukan celana pendek dan kaos putih yang kelihatan dari ukurannya ini cocok untuknya.

Tidak banyak basa-basi, dia memakai baju tersebut lalu saat dia memakai celana dia ingat kalau masih ada ekornya. Pada akhirnya, dia mengeluarkan ekornya karena jika terjepit celananya nanti dia akan merasakan sakit.

Mendengar suara erangan, telinganya berkedut. Dia mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya dengan kedua tangan dilipat di depan dada.

"Uh.. hanya mimpi," ucap (Name) pelan lalu dia memposisikan badannya duduk dan mengecek ruangan kamarnya dan ketika maniknya menangkap pria yang menciumnya membuat (Name) kembali berteriak.

Telinga kucing pria itu menutup, "berhenti berteriak, koneko-chan. Aku ingin memberikan penjelasan masuk akal padamu," ucapnya.

"M-masuk akal?" ulang (Name) dengan suara lemah dan takut.

Dia menyeringai melihat (Name) yang terasa terintimidasi dengannya, dia mengangguk pelan. "Benar, namaku Kuroo Tetsurou dan aku adalah kucing yang kau rawat semalam," jelasnya.

Menurut (Name), itu tidak masuk akal.

Melihat ekspresi tidak percaya dari wajah (Name), Kuroo melanjutkan ceritanya. "Bagimu ini tidak masuk akal, tapi seperti inilah kenyataannya. Cara supaya aku bisa kembali ke wujud manusiaku adalah, aku harus mencium gadis yang tulus mencintaiku."

Wajah (Name) memerah malu mendengarnya, "t-tapi aku tidak... punya perasaan seperti itu padamu?" ucap (Name) dengan nada bertanya.

"Siapa yang tahu nanti ke depannya 'kan?" godanya sambil mendekatkan wajahnya dan telinga kucingnya bergerak ceria.

𝐁𝐚𝐬𝐨𝐫𝐞𝐱𝐢𝐚 | K. TETSUROUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang