"Rasanya lebih enak dua kali lipat dari yang kubayangkan sebelumnya."
Kuroo mengelus perutnya yang kini sudah terisi dengan ramen yang dia makan. Menunggu (Name) yang sedang membayar makanan mereka. Dia harus segera mencari pekerjaan yang pas dengannya agar tidak menambah beban pada (Name), dia juga harus pintar memilih pekerjaan secara hati-hati agar identitasnya tidak diketahui orang-orang.
(Name) keluar dari kedai ramen dan menatap miris dompetnya. Dia ingin membicarakan kebutuhan finansialnya yang menipis pada Kuroo tetapi hatinya merasa tidak enak.
Badan (Name) terperanjat kaget saat dia merasakan tangan Kuroo yang melingkar di bahunya, ditambah wajah Kuroo yang dekat dengannya. "Jangan khawatir soal uangmu, koneko-chan. Aku pasti akan membayarnya kembali, setelah aku mendapatkan pekerjaan tentunya."
(Name) meneguk ludahnya susah dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. "T-tidak perlu, Kuroo-san."
Kuroo menggelengkan kepalanya lalu langkah kakinya bergerak meninggalkan kedai ramen itu, berjalan bersampingan. "Jangan terlalu baik hati, koneko-chan. Banyak orang yang bisa memanfaatkanmu nanti," saran Kuroo yang kini sudah memberi jarak diantara mereka.
(Name) menghela nafas pelan, "a-aku hanya i-ingin melakukan apa yang aku b-bisa untuk, Kuroo-san," balas (Name) dengan pipi merona.
Kuroo terkekeh mendengarnya lalu dia menunjukkan seringai jahil pada (Name). "Ah, aku semakin yakin, kau 'lah orang yang aku cari sebagai gadis yang mencintaiku dengan tulus," ucapnya dengan nada menggoda.
(Name) memekik mendengar suara Kuroo yang dekat sekali dengan telinganya lalu berjalan lebih duluan dari Kuroo. (Name) tidak tahan dengan serangan Kuroo yang seperti itu. Lebih baik, Kuroo kembali ke wujud kucingnya karena dia lebih lucu.
Tunggu.. lucu?
(Name) menggelengkan kepalanya cepat ketika pikirannya malah bisa berkata seperti itu. Menggumamkan beberapa kata di bawah nafasnya, dia tidak menyadari Kuroo yang melihat tingkahnya yang menghibur Kuroo. Mereka berjalan dengan jarak agak berjauhan. (Name) merasa lega karena Kuroo akhirnya memberikan dia ruang untuk bernafas.
"Koneko-chan. Aku ingin es krim," ucap Kuroo yang sekarang berjalan di sisinya.
"Es krim?" ulang (Name) bingung, dia melihat anggukan dari Kuroo dan kedua matanya terlihat polos seperti anak kecil. Jika tidak ada kupluk di kepalanya, dia bisa membayangkan kedua telinganya yang layu sedih seperti memohon.
Mengiyakan permintaan Kuroo. (Name) pergi ke minimarket yang kebetulan mereka lewati. (Name) membeli satu es krim karena dia sedang tidak ingin memakannya, dia tidak bisa memakan yang dingin jika malam tiba. Takutnya kena flu dan berakhir sakit. Malah menambah masalahnya.
Keluar dari minimarket dengan satu es krim kemasan ditangannya. (Name) memberikannya pada Kuroo yang sedang santai duduk di salah satu kursi di sisi jalan.
"Terima kasih, koneko-chan," ucap Kuroo lalu mengambil es krim yang diberi (Name).
"Sama-sama, setelah ini kita pulang, ya?" pinta (Name) karena dia harus segera menyelesaikan tugas hukuman dari dosennya.
Kuroo menganggukkan kepalanya lalu membuka bungkusan es krim itu, melirik ke arah (Name) yang tidak memegang es krim, Kuroo ingin membagi es krimnya dengan (Name), tapi bagaimana caranya?
Tidak lama menemukan ide, dia sudah mengetahuinya. Kuroo menggeserkan posisi duduknya untuk lebih dekat dengan (Name). Sementara itu, (Name) terkejut lagi karena Kuroo kembali menutup jarak mereka.
"Kenapa tidak beli satu lagi?"
"Aku tidak ingin kena flu, makan es krim dijam-jam sore seperti ini, Kuroo-san," jawab (Name) pelan, mencoba mengalihkan pandangannya kemanapun asal bukan Kuroo.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐚𝐬𝐨𝐫𝐞𝐱𝐢𝐚 | K. TETSUROU
Fanfic✧ Jangan mengada-ada! Aku tidak mungkin mencium kucing yang kuselamatkan itu yang sekarang... berubah menjadi manusia tampan?! Apa aku sudah gila?!! ✧ start → july 8 2020 end →