07 | 七

1.6K 341 50
                                    

Daichi dan Sugawara duduk di atas tatami. Daichi masih menatap tajam Kuroo yang sedang menyiapkan minuman dan makanan ringan. Sedangkan, Sugawara masih mewawancarai (Name) bagaimana bisa dia mendapatkan kekasih sambil mengeluarkan sedikit air mata.

"Sudah berapa lama hubungan kalian?" tanya Sugawara sambil tersenyum cerah tidak seperti Daichi yang ada di sampingnya, bisa dibayangkan ada awan petir dan badai di atas kepalanya.

"Umm sudah empat bulan," jawab (Name) dengan kedua pipi memerah.

"Sudah lumayan lama! Ceritakan bagaimana kalian bertemu dan kenapa (Name)-chan tidak memberitahuku?" tanya Sugawara beruntun.

"Seharusnya (Name)-chan memberitahu kakak kandungnya sebelum ke orang lain," koreksi Daichi yang akhirnya angkat bicara.

"Sama saja! (Name)-chan sudah aku anggap saudara perempuanku sendiri, iya 'kan?"

(Name) yang tidak ingin memperpanjang debat diantara mereka akhirnya mengangukkan kepalanya pelan. Sugawara berteriak senang dan Daichi menghela nafasnya.

"Sepertinya pembicaraannya sangat menyenangkan?" tanya Kuroo sambil membawa dua toples kue dan meletakkannya di atas meja.

"Iya sangat menyenangkan," sarkas Daichi dengan senyuman paksa.

"Oh! Aku lupa tidak berkenalan secara resmi dengan kakak ipar. Mari kita ulangi." Kuroo mengulurkan tangannya dan seringai tampannya dia tunjukkan. "Kuroo Tetsurou, calon suami adik manismu."

Daichi menerima uluran tangan Kuroo lalu menjabatnya sangat kuat. "Sawamura Daichi. Kakak kandung (Name)-chan."

Kuroo dan Daichi saling mengeratkan jabatan tangan mereka, (Name) yang ingin memutuskan kontes kekuatan tak langsung itu, memisahkan kedua tangan mereka.

"Sugawara Koushi! Aku kakak kandung keduanya (Name)-chan!" ucap Sugawara untuk membantu mencairkan suasana yang panas tadi.

"Jangan mengaku-ngaku menjadi kakak dari (Name)-chan!" protes Daichi.

Kuroo menoleh ke arah Sugawara lalu menjabatkan tangannya dengan Sugawara yang akhirnya terlihat normal. Setelah perkenalan itu, mereka membicarakan tentang hubungan Kuroo dan (Name). Dimulai dari pertama kali bertemu, kencan pertama mereka yang memakan di kedai ramen; itu sesuai fakta. Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan hubungan mereka.

"Daichi! Sepertinya Kuroo sangat cocok dengan adikmu," komentar Sugawara lalu memasukkan kue ke dalam mulutnya.

Daichi mengangguk karena dia tidak ingin memulai perkelahian dengan Kuroo. Dia harus bisa menahan emosinya demi (Name).

"Bagaimana dengan ciuman pertama kalian?"

Daichi tersedak makanan lalu terbatuk-batuk. (Name) kaget dengan pertanyaan Sugawara serta suara batuk dari Daichi yang tiba-tiba. Kuroo menyembunyikan tawanya dibalik tangannya. Sugawara yang kesal melihat Daichi kesulitan bernafas itu menepuk keras bagian lehernya hingga Daichi akhirnya bisa merasakan aliran oksigen kembali masuk.

"Apa maksudnya, Sugawara?!"

"Apanya yang apa?" tanya Sugawara balik lalu meminum gelas air dingin dengan santai dan alisnya terangkat bingung.

Kuroo membersihkan tenggorokannya untuk menarik perhatian Daichi dan Sugawara. "Untuk menjawab pertanyaan Sugawara itu, apa kalian yakin ingin mendengarnya?" tanya Kuroo sambil menyeringai.

(Name) ingin protes pada Kuroo tetapi ekor hitam milik Kuroo itu mengelus pelan bagian paha (Name) seperti mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Memangnya seperti apa ciuman kalian?" tanya Daichi dengan pandangan tajam menusuk ke iris emas milik Kuroo.

"Oh, aku menciumnya ketika koneko-chan tidak berdaya di depanku," ucap Kuroo tanpa melunturkan seringainya. "Mengurungnya diantara dua tanganku dan tembok di belakang punggungnya. Mencuri nafas koneko-chan hingga mengisinya kembali lewat bibir ya―"

𝐁𝐚𝐬𝐨𝐫𝐞𝐱𝐢𝐚 | K. TETSUROUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang