Manik emas Kuroo memperhatikan (Name) yang sedang berbicara dengan pria bernama Takumi Ryo ini. Seingatnya, (Name) tidak pernah membicarakan nama ini sebelumnya. Kuroo jadi curiga jika Takumi ini adalah saingannya untuk mendapatkan (Name). Meskipun begitu, dia yakin seratus persen bisa membuat (Name) jatuh hati padanya.
"Oh.. Takumi-san ingin bertemu d-denganku?" tanya (Name) dengan suara gugup dan pandangannya menatap lantai dengan asyik.
"Umm.. mungkin bisa," pada akhirnya juga (Name) mengiyakan keinginan Takumi karena tidak enak hati jika menolak permintaannya.
Kuroo yang selesai menyimpan piring kotor bekas sarapan mereka itu, berjalan mendekati (Name) dan wajahnya menunjukkan ekspresi bingung. "Ada apa koneko-chan? Siapa Takumi ini?"
"Takumi-san itu kakak dari salah satu teman kelasku, tapi.." (Name) menggantungkan kalimatnya karena dia malu untuk mengakui. Mengambil nafas pelan, (Name) berkata dengan suara pelan. "Aku tidak tahu yang mana adiknya.. rasanya aku benar-benar menyedihkan tidak tahu, nama-nama teman kelasku."
Kuroo mengerti dengan sifat (Name) itu. Dia tidak bisa menyalahkan (Name) atas kesalahannya ini. Lagipula, hal penting yang harus dia urusi adalah Takumi Ryo. Jika mereka akan bertemu nanti, kesempatan baginya untuk mengetahui pria mana dia.
"Koneko-chan akan bertemunya kapan ditelpon tadi? Maaf kalau aku mendengarkan pembicaraan kalian."
(Name) menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, Kuroo-san. Takumi-san bilang jam delapan nanti. Aku tidak ada jadwal masuk kuliah hari ini," jawab (Name) lalu menaruh ponselnya kembali di atas meja.
Kuroo menyeringai mendengarnya, dia punya waktu sebelum shift kerjanya tiba. Jadi, dia putuskan akan ikut bersama (Name).
"Aku ikut denganmu, koneko-chan."
"H-huh?! T-tidak usah, Kuroo-san! Lebih baik Kuroo-san istirahat saja," protes (Name) lembut, dia tidak ingin mengambil waktu tidur Kuroo berkurang untuk menemaninya bertemu dengan Takumi.
"Santai saja, koneko-chan. Aku baik-baik saja. Lagipula, aku ini kekasihmu jadi aku tidak bisa membiarkan pria ini dekat denganmu. Koneko-chan baru akan bertemu dengannya hari ini 'kan?" Kuroo menaruh tangannya di pinggangnya, menunjukkan aura pemimpin di depan (Name), supaya gadis berambut (hair color) di depannya menurut.
"I-itu benar.. tapi, Kuroo-san ak― Hmmph!"
Sebelum (Name) menyelesaikan perkataannya, bibirnya terkunci dengan milik Kuroo. Kejadian dimana pertama kali mereka bertemu kembali berputar di dalam kepala (Name). Membuat seluruh wajahnya menghangat dan pipinya merona merah muda karena malu.
Kuroo yang tidak sampai di sana, memperdalam ciumannya dengan tangannya yang menekan belakang leher (Name) lembut, lalu jarinya mengusap dengan tempo lambat disekitar lehernya. Memberikan sensasi menggelitik pada badan (Name) dan perasaan lainnya yang sulit dijelaskan.
Merasakan gadisnya kesusahan bernafas, Kuroo dengan berat hati melepas ciuman panas mereka. (Name) langsung mengambil banyak oksigen dan wajahnya masih sama memerah, memberikan pandangan indah bagi mata Kuroo.
Sepertinya, Kuroo berlebihan. Sebab, dia menginginkan lebih dari (Name).
"Aku 'kan sudah bilang, aku ini kekasihmu. Aku juga mencintaimu, jadi hal yang wajar jika aku khawatir pada (Name)-chan jika terjadi sesuatu," ucap Kuroo memecah keheningan diantara mereka.
"Baiklah, maaf membuat Kuroo-san khawatir," cicit (Name) sambil menundukkan kepalanya.
Kuroo tersenyum lembut lalu dia membawa (Name) ke dalam dekapannya. Memberikan rambutnya usapan lembut. Kuroo masih was-was dengan perkataan dewa rubah semalam. Jika pria ini adalah orang yang dimaksud dewa itu. Kuroo harus mengambil tindakan.
Akaashi dan Bokuto menatap pasangan di depan mereka tanpa menganggu momen manis itu. Bokuto yang ingin berteriak ke arah Kuroo, Akaashi melarangnya dengan alasan, mereka membutuhkan ruang untuk berdua. Pada akhirnya, Kuroo dan (Name) lupa dengan dua burung hantu yang menonton ciuman mereka tadi.
•°. *࿐
Kuroo merapikan kembali pakaiannya dan memastikan, ekor, telinga kucing dan kalung lehernya itu tertutup. Dia agak kesal karena bajunya ini tidak sesuai dengan keinginannya. Setidaknya, dia ingin memakai kaos lengan pendek namun, untuk menutup beberapa bagian badan yang tidak normal itu, membuat Kuroo mendesah kesal.
(Name) bilang mereka akan bertemu dengan Takumi di salah satu kafe yang kebetulan dekat dengan kantor dia bekerja. Kuroo tidak paham kenapa Takumi ingin bertemu dengan (Name) saat dijam kerja?
Mereka berdua akhirnya sampai di tempat tujuan. Kafe yang dimaksud Takumi ini terlihat mewah namun interior designnya nyaman seperti kafe yang sering dilihat di sosial media. Memberikan kesan seperti dalam cerita fiksi.
"Mana yang namanya Takumi itu?" Kuroo melirik ke seluruh ruangan.
(Name) memainkan jarinya sambil mencari sosok Takumi. Meski mereka belum bertemu, Takumi bilang dia yang akan menghampirinya karena sudah tahu wajahnya. Terdengar... aneh dan mengerikan namun (Name) kesampingkan hal itu.
"Sawamura-chan!"
Mendengar suara yang terdengar tak asing itu, (Name) menoleh ke arah sumber suara dan dia melihat pria yang sepertinya seumuran dengan kakaknya. Berambut kuning tua namun kedua maniknya berwarna kuning seperti kelopak matahari. Aura disekitarnya menunjukkan kalau Takumi adalah pria yang ceria diumurnya yang terbilang sudah dewasa. Pakaian yang dia gunakan adalah seragam kerja; kemeja putih ditutup dengan jas berwarna merah tua dengan dasi yang sewarna dengan jasnya.
"Aku tidak percaya, Sawamura-chan benar-benar datang!" wajah Takumi yang ceria itu berubah menjadi bingung kala kedua matanya melihat Kuroo yang berdiri di samping (Name).
"Oh, Sawamura-chan siapa dia?"
(Name) mengambil nafas pelan lalu memperkenalkan Kuroo pada Takumi. "Takumi-san, ini Tetsurou-kun dia itu―"
Kuroo melingkarkan tangannya di pinggang (Name) dan seringai yang bisa membuat orang kesal itu muncul di wajahnya.
"Aku kekasihnya. Salam kenal, Takumi," ucap Kuroo memotong perkataan (Name).
Takumi mengedipkan kedua matanya lalu senyuman kembali terlihat di wajahnya. Dia mengulurkan tangannya ke arah Kuroo. "Senang bertemu dengamu, Kuroo," ucapnya.
Kuroo menerima jabatan tangan itu dan otomatis keduanya saling mengeratkan tangan. "Aku juga."
(Name) menatap ragu ke arah dua pria yang sama-sama melemparkan tatapan tajam. Kejadian ini mengingatkan (Name) saat Kuroo dan Daichi bertemu saat itu.
(Name) harap semuanya baik-baik saja.
つづく
jangan kaget kalau hika ngetik bagian ciumannya agak "hot". soalnya dari judulnya aja udah jelas, duh \( ̄▽ ̄)/
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐚𝐬𝐨𝐫𝐞𝐱𝐢𝐚 | K. TETSUROU
Fiksi Penggemar✧ Jangan mengada-ada! Aku tidak mungkin mencium kucing yang kuselamatkan itu yang sekarang... berubah menjadi manusia tampan?! Apa aku sudah gila?!! ✧ start → july 8 2020 end →