Melihat figur (Name) yang perlahan pergi itu, Kuroo berbalik lalu pergi menuju dapur. Sebagai rasa terima kasihnya pada (Name) yang sudah membiarkannya tinggal di apartemennya, Kuroo membereskan apartemen tempat mereka itu dengan senang hati. Kalau bukan (Name), dia tidak kapan bisa kembali ke wujud manusianya meski masih ada bagian tubuh kucing yang menempel.
Menyapu, membersihkan piring, mengepel. Kuroo mengerjakan semuanya. Manik emasnya kembali meneliti setiap ruangan takutnya ada yang belum dia kerjakan. Mengangguk pada dirinya sendiri karena beres. Kuroo memutuskan untuk menelusuri kota supaya dia bisa mencari pekerjaan yang pas untuknya.
(Name) memberitahu padanya kalau dia memiliki kakak yang sering mengiriminya uang tambahan selain orang tuanya setiap bulan. Jika keluarganya mencurigai penurunan uang (Name) yang cepat ini, identitasnya akan terbongkar dan tujuannya untuk membuat (Name) jatuh hati padanya akan gagal. Makanya, Kuroo akan membantu kebutuhan finansial (Name) dengan pekerjaannya dan.. baju baru untuknya.
Kembali ke wujud kucingnya. Kuroo melompat ke jendela lalu dia mencari jalannya untuk turun. Tidak takut akan ketinggian atau rasa sakit kakinya ketika berpijakan ketika lompat, berterima kasihlah pada tubuh kucing yang kuat ini.
Mencoba menjauhi keramaian, Kuroo berjalan pelan dan kedua manik kucing emasnya melihat jendela toko jika ada yang menurutnya cocok.
Menjadi pelayan cafe? Terlalu banyak kontak dengan orang-orang. Kebanyakan pekerjaan yang dibutuhkan adalah seorang pelayan. Kuroo menghela nafasnya pasrah karena sudah puluhan toko dia lewati dan tidak ada yang menurutnya terbaik dengan keadaannya sekarang.
Suara klakson mobil membuat Kuroo kaget dan mendesis kesal. Dia mengerti sekarang kenapa kucing mudah kaget. Melanjutkan lagi perjalanannya, empat kakinya terhenti ketika melihat poster lowongan kerja yang menarik perhatiannya.
Menyeringai dalam wujud kucing, Kuroo segera pulang ke apartemen untuk berubah ke wujud manusianya dan berpakaian. Dia sudah mendapatkan pekerjaannya.
•°. *࿐
(Name) akhirnya bisa bernafas lega karena tugas atau lebih tepatnya hukuman dari dosennya itu mendapatkan respon yang baik. Iris (eye color)nya melirik ke jam yang ada di tangan kirinya, masih terlalu siang untuk pulang jadi (Name) pikir dia akan makan siang di salah satu restoran cepat saji saja.
"Oh... bagaimana dengan Kuroo-san?" gumam (Name).
Benar, bagaimana dengan Kuroo? Apa dia harus kembali ke apartemen dan mengajaknya makan seperti kemarin? Mengingat lagi yang disebut 'kencan' oleh Kuroo itu membuat wajah (Name) memanas malu. Menggelengkan kepalanya cepat untuk menepis pikirannya itu.
"Aku bisa pesan satu burger untuknya dan aku makan bersamanya."
Tidak jauh dari kampusnya, (Name) melihat nama restoran cepat saji yang cukup terkenal itu. Meski dompet (Name) berteriak minta diisi, dia masih memiliki uang tabungan. Sekali-kali, (Name) ingin membuat perutnya senang dengan makanan yang dia suka.
Memasuki restoran itu, (Name) segera mendekati meja pesan dan melihat ke daftar menunya. Memesan dua burger dibungkus dan dua minuman dingin. Selagi menunggu pesanannya, (Name) mengecek ponselnya jika ada Daichi yang biasa menelponnya dijam makan siang ini.
"Onii-san― ack!"
"Maaf! Aku tidak sengaja."
(Name) menatap kaget ketika kedua maniknya bertemu dengan dua bola mata emas itu, beberapa detik menyadari siapa yang di depannya, Kuroo menyeringai.
"Heh, koneko-chan makan di sini?"
"Ap-apa? B-bagaimana bisa?" tanya (Name) terbata-bata, dia melihat Kuroo yang sudah berpakaian pelayan di restoran ini.
"Bukannya aku sudah bilang, aku akan mencari pekerjaan untuk membantumu. Tenang saja, aku jadi tukang antar di sini," jelas Kuroo sambil mengangkat pesanan yang ada di tangannya.
"Nona ini pesanannya."
"Oh, terima kasih." (Name) mengambil makanannya lalu membayarnya dengan uang pas. "Aku membelikan Kuroo-san untuk kita makan bersama nanti," ucap (Name) pelan dan pipinya merona.
Kuroo tersentuh mendengar perkataan (Name) yang ternyata mengingat dirinya. Mengusap pelan rambutnya Kuroo membalas, "simpan saja di rumah, aku akan pulang jam delapan malam, koneko-chan."
Mendengar Kuroo yang akan pulang lumayan malam membuat (Name) khawatir. Melihat tatapan (Name) yang terlihat sedih itu, Kuroo sekali lagi mengusap rambut gadis berambut (hair color) itu.
"Tunggu aku di rumah oke?"
(Name) menurut lalu Kuroo segera melakukan pekerjaannya untuk mengantar pesanan makanan. Dia memakai topi dan ada jaket yang sewarna dengan seragam pelayannya melingkar di pinggangnya. Supaya ekor hitamnya tidak terlihat orang lain.
Tidak ingin berlama-lama di sana, (Name) pulang ke apartemennya. Di tengah perjalanan, ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk. Melihat ID pemanggilnya adalah kakaknya, (Name) menggeser ikon hijau untuk mengangkat.
"(Name)-chan, bagaimana kabarmu hari ini?"
"Baik seperti biasa, bagaimana dengan, onii-san?" tanya (Name) balik lalu melanjutkan kembali langkahnya untuk pulang.
"Sama sepertimu. Aku punya kabar baik untukmu, (Name)-chan."
"Benarkah? Apa itu?"
"Aku dan Sugawara akan menjengukmu, besok (Name)-chan tidak masuk kuliah 'kan?"
Terasa tersambar petir, mulut (Name) menganga kaget dan langkahnya terhenti. Telinganya tuli tidak mendengar suara kakaknya yang memanggilnya beberapa kali. Apa yang harus dilakukan (Name)?! Ada Kuroo yang sama tinggal dengannya dan bagaimana juga dia menjelaskan kakaknya kalau ternyata ada lelaki yang tinggal seatap dengan adiknya ini?! Habislah, (Name).
"OI, (NAME)-CHAN DENGAR TIDAK?!"
"AH! MAAF, ADA HAL YANG HARUS KUURUSI. NANTI AKU KIRIM PESAN. AKU SAYANG ONII-SAN, DAH!"
つづく
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐚𝐬𝐨𝐫𝐞𝐱𝐢𝐚 | K. TETSUROU
Fanfic✧ Jangan mengada-ada! Aku tidak mungkin mencium kucing yang kuselamatkan itu yang sekarang... berubah menjadi manusia tampan?! Apa aku sudah gila?!! ✧ start → july 8 2020 end →