Berhenti untuk berkata baik-baik saja, katakan kepada dunia yang sebenarnya. Berpura-pura tak selamanya dapat menutup luka.
***
Tempat yang paling aku sukai adalah lautan, sepi tak berpenghuni. Gulungan ombak dan juga tekstur pasir yang menggelitik kaki. Itu membuat tubuh yang lelah menjadi ringan seketika. Seperti sekarang ini, bulan yang terang bersama bintang memunculkan dirinya. Menghiasi langit malam dan beradu dengan indahnya awan hitam.
Aku sudah lama tidak menikmati pemandangan indah ini, hawa sunyi bahkan kesendirian. Hidupku terlalu sibuk dengan membahagiakan orang lain, hingga aku tak sadar. Aku juga perlu bahagia.
"Aigoo kamjagiya!"
Aku membalikkan tubuhku, menatap seseorang yang berpakaian tertutup dengan mantel tebalnya terdiam menatapku.
"O, Jaehyun?" Tanyanya, Aku mendengus kesal kemudian berdiri dan berjalan menghampiri dirinya.
"Sedang apa?" Tanyaku, dia menggeleng kemudian menunjuk ke arah lautan.
"Aku hanya ingin melihat lautan di malam hari." Ucapnya penuh pembelaan. "Kamu hadir seperti hantu, dengan pakaian serba putih seperti itu."
"Dengan siapa kamu kemari?" Tanyaku sembari melihat sekeliling. Dia menggelengkan kepalanya dan menyesap kopi hangat di tangannya.
"Aku sendiri, hari ini tidak ada jadwal jadi aku kema—" belum sempat dia menyelesaikan bicaranya aku pergi kembali ke tempatku. Berjalan dengan kaki telanjang di antara jutaan pasir. Sedikit terdengar bagaimana dia mengumpat kesal kepadaku, namun apa peduliku?
***
Lihatlah betapa angkuhnya seseorang di depanku ini. Beberapa kali aku mencoba bertanya dan dia hanya diam saja? Ah yang benar saja!
"Ya, Jehyun. Kau tidak kedinginan?" Tanyaku, namun Jaehyun tetaplah Jaehyun.
"Kamu tuli?" Dia tersenyum kecil, aku menimpuk kepalanya kecil. Dia kemudian mengerang kesakitan.
"Yak! Sakit!" Jaehyun bangkit dari tidurnya, kemudian menatap lautan lepas.
"Kamu juga bisa sedih?" Tanyaku melihatnya terdiam, dia kemudian menatapku.
"Kamu tidak bisa sedih?" Mendengar itu aku mencibir dia pelan.
"Aku harus senang, untuk melihat penggemarku senang." Ucapku, dia tersenyum. Senyumnya manis, dengan lesung pipi diwajahnya.
"Kamu terlalu banyak acting!" Dia mengambil penutup telinga yang aku gunakan kemudian memakainya.
"Mau bagaimana lagi, ini hidup yang aku pilih." Ucapku pasrah, menjadi seorang idol adalah cita-cita ku sejak kecil, dan sekarang ketika semuanya terwujud itu adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepadaku.
Jaehyun menggenggam tanganku, menyalurkan kekuatan dan juga kehangatan disana. Kita menikmati lautan malam yang dingin. Bulan dan bintang-bintang mengiringi kesedihan keduanya, menggiring menuju tempat paling bahagia di dunia. Kesabaran.
***
Jaehyun memasuki dorm nya, dia menatap beberapa orang sedang bermain di ruang tengah.
"Hyeong,kau berubah menjadi kelinci?" Tanya Haechan, Jaehyun mengernyitkan keningnya.
"Apa yang kau maksud aku berubah menjadi kelinci?" Tanya Jaehyun. Haechan kemudian tertawa menunjuk penutup telinga dengan kuping yang menjulang tinggi di atasnya. Dia melepaskan penutup telinga tersebut dan menyimpannya.
"Darimana saja kau?" Tanya Taeil yang sedang asik bermain video game bersama Haechan.
"Dari luar." Ucap Jaehyun sembari berjalan ke arah kamarnya. Taeil menatap Jaehyun kesal, kemudian mencibirnya.
"Semua orang juga tahu kau pergi keluar." Ucap Taeil, Haechan kemudian menatap kamar Jaehyun.
"Tapi, darimana dia mendapat kelinci itu?" Tanya Haechan, Taeil menggeleng kemudian melanjutkan gamenya.
"Mungkinkah Jaehyun Hyeong berkencan dengan seseorang?" Tanya Haechan lagi, Taeil mengusap wajah Haechan.
"Kau pikir siapa yang mau dengan orang pendiam seperti dirinya?"
****
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
O SEE AN [On Going]
Random"Semuanya adalah tentang bagaimana kita beretika di depan kamera." -Rose "Dan hidup sudah di setting sebegitu indahnya, untuk saling memilik, menjatuhkan, bahkan menyakiti." -Jaehyun since, 18 July 2020