Teman tidak akan pernah lupa tentang sebuah pencapaian yang mereka lakukan.
***
Nctea telah selesai dengan tour konser album yang baru saja mereka rilis. Sebagai penutup yang tepat pada awal musim dingin, mereka semua merayakan hari ini dengan sedikit alkohol dan juga barbeque.
"Kau lihat tadi? Bagaimana lantai yang berada di panggung bisa selicin itu?!" Ucap Taeil, Johny dan beberapa orang lainnya mengangguk.
"Kita tidak bisa menyalahkan siapapun disini, bagaimanapun kondisinya kita tetap dituntut untuk menjadi profesional." Sahut Taeyong sembari membalik daging.
"Part terbaik adalah Jisung! Dia jatuh kemudian bangkit lagi!" Haechan bertepuk tangan dan menepuk pundak Jisung.
"Kerja bagus!" Ucap Johny.
"Ciki ciki pow pow ciki ciki pow pow, tereret reret rereet new thangs~" gumam Jungwoo. Semuanya tertawa mendengarnya.
"Apa yang kau maksud dengan ciki ciki pow pow?" Tanya Taeyong di sela tawanya.
"Bukankah itu openingnya?" Tanya Jungwoo polos, Mark tertawa dan menoyor kepala Jungwoo.
"Kalian semua sudah bekerja keras!" Ucap Taeyong ketika memberikan sebuah piring yang penuh dengan daging.
"Wah, Taeyong Hyeong terbaik!" Ucap Haechan sembari mengangkat jempolnya ke udara.
"Ah, sepertinya sangat enak menikmati daging panggang bersama kekasih." Ucap Taeil sembari melahap makanan di depannya.
"Di mimpimu!" Sahut Johny, Taeyong mendengarnya pun tertawa.
"Tapi, kenapa para penggemar kita tidak mengijinkan kita untuk mempunyai kekasih?" Tanya Jungwoo.
"Karena kita adalah seorang idol." Jawab Taeil.
"Tidak ada yang melarang untuk memiliki kekasih." Sahut Jaehyun. "Asal kau tidak tertangkap basah kamera."
Semuanya mendengus kesal, Jaehyun tertawa senang. Baginya, memiliki grupband seperti mereka sudah cukup baginya.
***
Hari ini adalah hari musik nasional, para idol dengan bakat mereka di undang pada salah satu acara untuk ikut memeriahkan peringatan atas hari musik nasional tersebut.
"Ya, aku mau berkunjung ke tenda Red Velvet, kalian mau ikut?" Tanya Jisoo kepada Jennie, Lisa, dan Rose.
"Aku ikut eonnie!" Ucap Lisa dan Rose, sementara Jennie diam di tempatnya menimang hendak ikut atau tidak.
"Jennie kau ikut?" Tanya Jisoo, Jennie dengan wajah melasnya menundukkan kepalanya. "Ayolah, toh bukan kau yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu."
"Baiklah, aku ikut." Ucapnya, kemudian mereka keluar dari tenda mereka dan berjalan menuju ruangan Red Velvet. Di perjalanan mereka berpapasan dengan EXO, Jennie menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengan Kai. Melihat itu, mereka yang hendak menyapa merasa canggung dan semuanya diam.
"Ah! Chanyeol Oppa! Bagaimana, kau sudah berlatih untuk akustik yang akan memukau penonton?" Tanya Rose, Chanyeol mengangguk.
"Apa jari mu sudah tidak kesemutan ketika berlama-lama bermain gitar?" Tanya Chanyeol, semua yang berada disana tertawa mendengar pertanyaan tersebut. Namun tidak dengan Jennie, dia menunduk menatap ubin di bawahnya.
"Baiklah, Aku mau ke tenda Red Velvet dahulu Hyeong, sampai jumpa di panggung!" Ucap Rose, lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju tenda Red Velvet.
"Eonnie kau baik-baik saja?" Tanya Lisa melihat Jennie yang semakin murung. Jennie menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mengangkat wajahnya dan tersenyum.
"Kai tadi tersenyum kepadaku!" Ucapnya tiba-tiba, mereka semua menatap Jennie heran.
"Pelan-pelan bicaramu, banyak kamera disini." Ucap Jisoo, Jennie kemudian kembali menciut dengan senyum bersinar.
Di depan mata Rose, dia melihat NCT yang hendak masuk ke dalam tenda. Dengan pelan dia berharap Jaehyun menghadap ke arahnya. Harapan itu datang, Jaehyun melihat Rose yang tengah tersenyum kepadanya.
"Jaehyun-aaa!" Sapa Rose, Jaehyun menatapnya dan mengangguk. Dia kemudian menampilkan senyum tipis kepada Rose.
"Wah, kau semakin dekat dengannya." Ucap Lisa, Rose yang baru saja disuguhi senyum menawan milik seorang Jaehyun menutup mukanya dengan hati gembira.
"Lihatlah, kau sudah seperti seorang lucky fans yang ter-notice oleh seorang idolanya." Ucap Jisoo seraya berjalan masuk ke dalam tenda Red Velvet.
"Irene!" Sapa Jennie kepada Irene, Irene menyapanya dan memeluknya.
"Wah, Jennie. Kau kesini?" Ucap Seulgi, Jennie tertawa dan menganggukkan kepalanya.
"Rose, bagaimana dengan kolaborasi mu dengan Chanyeol?" Tanya Yeri.
"Aku sudah bekerja keras untuk itu." Ucap Rose. Yeri tersenyum dan mengajaknya duduk untuk mengobrol sebelum mereka masuk ke dalam panggung.
***
Rose berjalan menuju panggung bersama Jihyo, Chanyeol dan sederet idol lainnya untuk berkolaborasi. Mereka semua sangat siap untuk memanjakan mata dan telinga semua orang yang hadir disana. Rose tersenyum memberi aba-aba untuk memulai penampilan mereka.
Selesai menampilkan kolaborasi tersebut, mereka turun dari panggung. Di perjalanan menuju tempat peristirahatannya Rose melihat Jaehyun yang hendak berjalan menuju Panggung. Jaehyun tersenyum kepada Rose.
"Kerja bagus." Ucap Jaehyun, Rose tersenyum. Kemudian Jaehyun melenggang pergi bersama teman-temannya. Rose masuk ke dalam tendanya dan memperbaiki riasannya.
Jaehyun tersenyum melihat wajah merah Rose ketika tadi ia sapa. Melihat itu Taeil mendekati Jaehyun.
"Ada apa denganmu?" Tanya Taeil, Jaehyun menggelengkan kepalanya. Kemudian mereka semua bersiap untuk menampilkan penampilan mereka.
"Jaehyun, kau tampak sangat bersemangat hari ini." Ucap Winwin. Jaehyun mengangguk, kemudian menatap seorang penata rias yang sedang memperbaiki riasannya.
"Noona apakah salah bila aku menyukai seseorang?" Tanya Jaehyun, Penata rias itu menatap Jaehyun penuh selidik.
"Kau sedang menyukai seseorang?" Tanyanya, Jaehyun menggeleng kemudian tersenyum.
"Perbaiki riasanku sehingga aku dapat memukau para penggemar." Ucap Jaehyun mengalihkan. Penata rias itu tersenyum jahil.
"Ya, itu terlihat jelas di senyummu! Kau sedang menyukai seseorang!" Ucapnya pelan. Jaehyun terkekeh.
"Aku mau membahagiakan ibuku!" Ucap Jaehyun.
"Tak apa untuk menyukai seseorang! Itu wajar jika aku berada di usiamu." Ucap penata rias tersebut. Jaehyun mengangguk kemudian berjalan menuju tangga ke panggung. Dalam penampilan mereka saat ini terselip seseorang yang sangat enerjik dengan semangat membara. Membakar hati dan juga pikirannya. Mekar seperti bunga mawar, harum, indah. Namun, dia tak sadar seindah apapun mawar duri tajam selalu menusuk siapapun yang tidak waspada.
***
TBC
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
O SEE AN [On Going]
Random"Semuanya adalah tentang bagaimana kita beretika di depan kamera." -Rose "Dan hidup sudah di setting sebegitu indahnya, untuk saling memilik, menjatuhkan, bahkan menyakiti." -Jaehyun since, 18 July 2020