7. Perempuan itu dan skenario

380 48 0
                                    

Bagaimana memulai dan mengakhiri tak menentukan seberapa besar terbentuknya cinta itu sendiri.

****

Jaehyun menatap perempuan yang menghadang jalannya ketika selesai mengantar Rose pulang.

"Apa maksudmu menurunkan ku di sana?!" Tanya perempuan itu, Jaehyun tak menghiraukan perkataan perempuan tersebut dia kemudian pergi dari sana. Perempuan itu menyeringai melihat Jaehyun pergi. Dia menata gedung di depannya dan masuk ke arah gedung tersebut. Tanpa disadari, perempuan itu berniat buruk untuk sesuatu.

***

Rose menatap televisinya, disana dia merebahkan tubuhnya sembari melihat lalu lalang berita di depannya. Kejadian di pantai tadi kembali terngiang di kepalanya.

Rose dan Jaehyun bercengkrama di pinggir pantai. Mereka saling bertukar cerita untuk saling mengetahui. Rose melihat seorang perempuan berbaju hitam yang tak jauh dari hadapannya sedang berlari menuju tengah pantai. Pantai itu tidak begitu dalam ketika kau berjalan 5 meter ataupun 6 meter. Namun, perempuan itu berjalan melewati batasannya.

Rose berlari tanpa menghiraukan Jaehyun, dia mendekati perempuan yang sudah diperebutkan oleh ombak tersebut. Jaehyun mengejar Rose, dia mencekal tangan Rose.

"Bahaya! Kau tak lihat ombaknya?!" Ucap Jaehyun, perempuan di pantai itu memutar badannya. Rose menatap jelas wajah perempuan itu dengan senyuman licik disana. "Tunggulah disini!"

Ketika Jaehyun berlari ke arah perempuan itu, Rose menangkap jelas perempuan itu mundur dari tengah pantai. Entah apa yang ia inginkan, jauh satu meter dari Jaehyun berlari. Perempuan itu ambruk begitu saja, Rose terkekeh geli menatapnya.

"Kau tak perlu akting." Gumam Rose, Jaehyun tergopoh-gopoh membawa perempuan itu ke pinggir pantai. Rose tak mendekati Jaehyun. Dia tetap berdiri di tempatnya. Jaehyun pergi begitu saja, dia meninggalkan Rose yang kini masih menatapnya dengan intens.

Rose kemudian tersenyum, dia kembali duduk di tepi pantai tersebut. Menikmati keindahan pantai dengan kesendirian.

"Dan bagian terbaik dalam hidup adalah kesendirian." Ucap Rose.

***

"Kau membelanya?!" Sentak perempuan itu, Eunha dengan ketakutan menggeleng. Dia bahkan tidak berani melawan perempuan di depannya.

"Dia perusak kebahagiaan ku! Dia merebut segalanya dariku!" Ucapnya, Eunha masih dengan wajah tertunduk. "Bersikaplah seperti adik yang menuruti perkataan kakaknya."

Perempuan itu pergi dari sana, Eunha kemudian menarik nafasnya. Di balik pintu Umji mendekat dan menatap Eunha.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Umji, Eunha menggeleng. Dia kemudian tersenyum.

"Tidak ada apa-apa Umji, pergilah untuk rekaman." Ucap Eunha meninggalkan Umji. Eunha mengejar perempuan berambut panjang yang sudah tidak terlihat di depan matanya. Saat ia hendak berlari mencari tahu keberadaannya. Seseorang menariknya dan mendorong dirinya hingga jatuh ke lantai.

Seseorang itu mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Eunha.

"Pengkhianat seperti kau sepantasnya tidak ada di sini."

**

Rose menatap perempuan yang lagi-lagi muncul di depannya. Dia tersenyum dan menatap Rose nyalang. Rose tidak membalas tatapan itu, dia hendak melangkah pergi. Namun, sebuah kaki menahannya dengan menghadang Rose dan membuat dia terjatuh.

"Lihatlah, kau bahkan tidak bisa jadi apa-apa tanpa dia." Ucap perempuan itu, Rose berdiri kemudian menatap perempuan tersebut.

"Berhentilah berakting, kau sedang tidak berada di kawasan penuh kamera." Ucap Rose, perempuan itu tersenyum dan mendekati Rose.

"Karena ini menyenangkan." Ucap perempuan itu.

"Apa yang kalian lakukan disana?" Tanya Sungjae, Rose menatap Sungjae dan mendekatinya.

"Oppa, kau sudah lama disini?" Tanya Rose, Sungjae menggelengkan kepalanya.

"Segeralah masuk, Jaehwan sudah menunggu sedari tadi." Ucap Sungjae, Rose mengangguk dan masuk ke dalam. Disana dia melihat Jihyo dan juga Jaehwan yang sedang menunggu nya.

"Kau datang? Dimana dia?" Tanya Jaehwan, Rose duduk di samping Jihyo.

"Sungjae Oppa? Dia masih di depan pintu." Ucap Rose.

"Bukan, bukan dia. Yuju, dimana dia?" Tanya Jaehwan lagi, Rose menatap Jaehwan untuk memastikan.

"Yuju?" Tanya Rose, Jaehwan mengangguk sambil memainkan gitarnya.

"Kemarin dia bilang akan bergabung dengan kita." Ucap Jihyo, Rose menghela nafasnya kasar. Apalagi akal busuk yang akan dia lakukan?

Sungjae masuk ke dalam ruangan tersebut dengan Yuju yang menatap mengejek ke arah Rose yang sedang memainkan piano. Dia kemudian duduk di dekat Jaehwan yang sedang bermain dengan gitarnya. Melihat itu Rose mendecih, kemudian memainkan kembali pianonya.

"Rose kau sangat pandai bermain piano." Puji Yuju, Rose tak menghiraukan perkataannya.

"Segeralah berlatih Yuju." Ucap Jihyo, Yuju mengangguk kemudian mendekati Rose membisikkan sesuatu disana.

"Kau tidak pandai dalam berakting Rose."

***

Jaehyun selesai berlatih vokalnya, dia kemudian duduk di sebuah sofa panjang disana bersama Doyoung.

"Bagaimana kabarmu dengan Sejeong?" Tanya Jaehyun, Doyoung menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Aku akan melakukan projek baru bersamanya, dan itu membuat ku semakin mencintainya." Ucap Doyoung.

"Setidaknya mereka akan menganggapmu hanya mencari kemistri, dan kau tidak perlu takut untuk itu." Papar Jaehyun.

"Kau sedang ada masalah?" Tanya Doyoung sembari menatap Jaehyun yang mengusap wajahnya kasar. "Kaubmasih berusaha mendekatinya?"

"Aku menemukan seseorang yang jauh ingin aku dekati saat ini." Ucap Jaehyun kemudian tersenyum.

"Kau tak pernah bercerita kepadaku! Siapa itu? Fans kita? Atau sama-sama idol seperti kita." Tanya Doyoung, Jaehyun melihat ekspresi penuh tanya Doyoung tertawa kecil.

"Dia hanya temanku tidak lebih." Ucap Jaehyun.

"Tidak mungkin kau mendekatinya hanya ingin menjadi temannya, kau sudah gila?" Ucap Doyoung.

"Apa salahnya berteman?" Jawab Jaehyun kembali bertanya kepada Doyoung.

"Seberapa persenpun itu pasti akan ada salah satu diantara kalian yang timbul perasaan cinta." Ucap Doyoung.

"Kita murni teman." Ucap Jaehyun.

"Ingat satu hal Jaehyun, semua hubungan berawal dari pertemanan." Doyoung menatap Jaehyun. "Aku harap kau hati-hati dengan langkahmu. Kamera begitu tajam ketika ingin mengorek sesuatu."

"Ya, aku tau itu."

"Apakah kalian gay?" Tanya Haechan yang baru masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat Doyoung yang sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Jaehyun. "Sedari tadi kalian tidak keluar dari ruangan ini, kalian gay Hyeong?"

"Ya aku gay!" Ucap Doyoung sembari memeluk Jaehyun, Jaehyun tertawa melihat muka Haechan yang menatap mereka malas.

"Mimpi apa aku bertemu dengan kalian."

****

Next?
TBC

O SEE AN  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang