Lembar kedua; Aku benci pacarmu

882 178 24
                                    


Bulan, masih ingat mantanmu yang bernama Terresa? Kabarnya dia sudah bertunangan dengan selingkuhannya yang dulu. Jika begitu, sepertinya teori 'berselingkuh tidak akan menemukan bahagia' itu tidak berlaku bagi Terresa. Mungkin dalam kasusnya, dia bukan berselingkuh, hanya bertemu orang yang tepat di waktu yang salah.

Omong - omong perihal Terresa, aku jadi ingat bagaimana reaksiku setelah tahu kamu sudah punya kekasih. Rasanya seperti semua harapan direnggut paksa, seperti aku dipaksa untuk berhenti padahal aku belum sempat memulai.

Kala itu, setelah aku tahu namamu, esoknya aku mencari angkatan berapa dirimu, apa akun media sosialmu, dan seperti apa dirimu itu. Namun, seperti yang sudah - sudah, aku tak mendapatkan apapun selain kamu adalah mahasiswa tingkat tiga yang memiliki suara emas.

Aku hampir menyerah, mengatakan memang sepertinya pertemuan kita hanya sekedar pertemuan biasa. Seperti aku yang tak sengaja bertemu orang asing di dalam bus atau tak sengaja memakai sepatu yang sama dengan orang lain. Namun, semesta memang ingin bermain - main denganku. Setelah menggantung diriku dengan rasa penasaran tentangmu, kini aku melihatmu lagi, sedang tertawa bersama teman - temanmu, berjalan dengan santai melewatiku yang sedang duduk di salah satu bangku halte. Seperti yang sudah - sudah, netraku tak pernah bisa lepas darimu. Sampai - sampai Airin harus menepuk pundakku agar atensiku beralih darimu.

'lihat apa, sih? Mas Bulan?' tanyanya yang hanya kujawab dengan deheman.

'Dia anak jurusan apa? Jarang lihat' tanyaku karena memang benar, aku tak mendapatkan informasi apapun setelah bertanya pada kakak tingkat atau panitia Neo Festival lainnya.

'dia anak seni murni. Banyak cewek yang suka dan ngejar, tapi sayang udah punya pawang' kata Airin sambil mengutak - atik ponselnya.

Ketika mendengar kamu sudah punya pawang, secara impulsif bahuku turun karena kecewa. Beberapa detik setelah aku memasang ekspresi kecewa, Airin menunjukkan padaku akun instagram Terresa, dan jujur aku langsung merasa minder. Aku tidak memiliki tubuh sebagus Terresa, tak secantik dan semodis dia. Mungkin perbandingannya adalah satu dengan seratus—sangat jauh.

Postingannya yang terakhir adalah fotomu dan fotonya, kalian berdua berdiri bersebelahan dengan tangannya yang bergelayut manja pada lenganmu, kalian berdua sama - sama memamerkan senyum dan seolah berkata padaku

'tidak ada tempat untukmu'

Ah, aku benar - benar tidak suka ketika melihat kalian bahagia. Ketika aku melihat sesi komentar, di antara semua komentar 'serasi' ada satu komentar yang benar - benar mengusikku.

'Terresa, hapus'

Komentar itu tidak hanya ada satu, ada tiga komentar lagi yang bermakna sama—meminta Terresa untuk menghapus foto mesra itu. Dengan iseng aku membuka akun itu, dan ternyata itu kamu—dengan nama akun 'Rembulangit'. Isi postinganmu hanyalah videomu yang sedang menyanyi dan beberapa lukisan yang ku tebak adalah karyamu.

Ketika aku membuka postingan terakhirmu yang berisi lukisan seorang gadis yang menutup wajahnya dengan kain, aku membaca caption-mu yang benar - benar membuatku bertanya - tanya.

'berhenti membual. Semoga dia adalah orang yang tepat'

.
.
.
.

Bulan,

Setelah enam jam memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa memisahkanmu dengan pacarmu, kini ketika aku sedang bekerja sebagai barista, aku bertemu denganmu—dan juga pacarmu. Kalian berdua terlihat sedang dalam perdebatan, alismu kembali memgernyit kesal sama seperti ketika jaketmu terkena air hujan satu minggu yang lalu.

'Resa, kita udah nggak ada hubungan apa - apa lagi' ucapmu dengan nada yang masih terdengar lembut.

'Tapi aku masih sayang sama kamu' sahut pacarmu—oh, atau mungkin mantan?

Suaranya begitu lembut, tapi sayang, hal itu malah membuatku muak.

'kalau kamu sayang, kamu nggak bakal selingkuh'

Setelah mendengar ucapanmu kala itu, aku benar - benar ingin menumpahkan ampas kopi pada kepala mantanmu itu. Bisa - bisanya ia selingkuh darimu, ketika kamu sudah memiliki semua yang perempuan inginkan.

Bulan, asal kamu tahu? Hari itu aku terus - terusan melirikmu, mengamati wajah kecewa dan marahmu yang berusaha kamu tahan bahkan setelah gadis itu pergi. Bulan, jika hari itu aku memiliki keberanian, aku akan menghampiri dan memelukmu dengan erat.

Bulan, maaf, dulu aku pernah benar - benar membenci pacarmu itu.

Oh iya, dia mantanmu. Karena setelah dia pergi, aku yang menggantikannya.

************
Thanks for reading!!!

Don't forget to vote and comment!!!

Byebye~

Salam manis,
Royalsjeno_

Lakuna | Moon Taeil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang