Lembar keempat; Nomor ponsel

479 150 37
                                    

Jika ternyata di akhir cerita, bukan kau yang Tuhan tunjukkan untukku,

Paling tidak kau adalah masa - masa yang tak akan pernah aku sesali dalam menjalaninya.

- Brian Khrisna

****************Pagi, Bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****************
Pagi, Bulan.

Pesan - pesanku hari ini masih saja bercentang abu - abu, apa kamu tidak memiliki niatan untuk membalas? Hm?

Omong - omong, masih ingat hari dimana aku tiba - tiba mengirim pesan padamu dengan alasan bertanya perihal tiket festival seni yang jurusanmu adakan? Hahaha, sebenarnya kala itu aku tidak benar - benar ingin mengunjungi pameran seni dan melihat - lihat mahakarya yang kalian buat, aku hanya ingin mengobrol denganmu—maaf.

Cerita awalnya begini, setelah berkenalan denganmu, sesampainya di kost-an aku benar - benar uring - uringan untuk mendapatkan nomor ponselmu. Di dalam kepalaku, terancang berbagai rencana untuk meminta nomormu. Namun sayang, aku langsung kehilangan semangat kala mengingat kamu mengabaikanku di instagram—kamu tidak balik mengikutiku padahal aku sudah menunggu selama dua jam.

Beruntungnya aku mempunyai teman seperti Airin, dia memberikanku poster 'Paradise Art Festive' yang diposting oleh akun kampus. Dia memberi tahuku jika kamu yang bertanggung jawab sebagai contact person, alhasil secepat kilat aku menyimpan nomor ponselmu dan mengirimkan pesan dengan dalih bertanya perihal pemesanan tiket.

Masih ingat pesan apa yang pertama kali aku kirim? Ya, hanya ucapan;

'Permisi, mas Bulan'

Aku menunggu balasanmu dengan sabar, sepuluh menit berlalu dan pesanku hanya berakhir dengan satu centang abu - abu. Kamu tahu? Kala itu aku benar - benar menyumpahimu dengan kata - kata kasar.  Karena apa? Karena aku tak habis pikir, bagaimana bisa kamu dipilih sebagai penanggung jawab contact person padahal kamu jarang aktif menggunakan ponselmu.

Setelah menunggu selama berjam - jam, akhirnya pesanku terbalas pukul setengah sebelas. Bulan, sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan waktu itu? Sampai - sampai kamu harus mematikan data ponselmu.

'Iya? Maaf baru membalas, ada perlu apa?'

Balasanmu datang tanpa terduga, membuatku berjinggat kaget karena tiba - tiba ponselku berbunyi di waktu semalam itu.

'Saya mau bertanya perihal pemesanan Paradise Art Festive'

Lagi - lagi pesanku tidak langsung kamu baca. Harus menunggu sekitar sepuluh menit agar centang dua abu - abu itu berubah warna menjadi biru dan keterangan online di pojok kiri itu berubah menjadi mengetik.

'Kamu bisa pesan lewat web getixet.com atau datang langsung ke sekretariat HIMA seni rupa. Kamu juga bisa pesan tiket melalui saya, pembayaran bisa dilakukan melalui transfer bank. Rekeningnya tertera di instagram ParadiseFestive'

Ingin tahu bagaimana reaksiku ketika membaca pesanmu? Biasa saja. Karena yah, balasanmu cukup lugas—seperti kala aku mengajakmu berkenalan.

'Saya pesan lewat mas Bulan aja'

Baru setengah menit aku mengirim pesan itu, balasanmu datang dengan cepat.

'Pesan berapa tiket?' Tanyamu yang kubalas tak kalah cepat denganmu.

'satu'

'Atas nama?'

Aku bisa disebut gila jika menceritakan ini pada Airin, tapi memang nyata, jantungku berdegup kencang ketika membaca pesanmu yang terakhir—dan aku tak tahu apa alasannya. Mungkin aku hanya takut kamu merasa risih denganku, mungkin aku takut kamu akan menyadari jika aku hanya mencari kesempatan untuk dekat denganmu.

'Amanda'

'Amanda? Amanda jurusan Biologi angkatan 2018?'

Aku menggigit bantalku kuat - kuat. Benar, tebakanmu tepat sasaran, Bulan. Iya, yang mengirimimu pesan ini adalah gadis yang tadi dengan randomnya mengajakmu berkenalan.

'iya, mas'

'Kamu bisa cek paradisefestive, nomor rekeningnya ada di sana'

Beberapa detik setelah aku membaca pesanmu, aku terkejut bukan main. Mau tahu alasannya? KARENA TIBA - TIBA PROFIL KOSONGMU ITU BERUBAH MENJADI FOTOMU! Mau tahu alasan lain? Karena tiba - tiba saja info nomormu yang awalnya kosong, berubah menjadi 'moonchild'.

Bulan, sepertinya Tuhan merestuiku untuk dekat denganmu. Karena apa? Karena tentu saja Dia menggerakkan hatimu untuk menyimpan nomorku tanpa diminta.

*************
Thanks for reading!!!

Don't forget to vote and comment!!!

Byebye~

Salam manis,
Royalsjeno_

Lakuna | Moon Taeil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang