❝Tanpa henti aku mengulangi kata - kata ini "aku masih mencintaimu", tapi pada akhirnya, aku tak bisa mengatakannya. Seharusnya aku tak membiarkanmu pergi❞
Special song; Timeless oleh NCT U
Hai, Sadewa Bulan Atmajaya.Apa kabar? Aku harap kabarmu lebih dari baik.
Aku menulis ini tepat di pukul delapan lebih dua puluh satu menit, satu jam setengah sebelum waktu janjian kita.
Ingin tahu kenapa ku tulis di lembar terakhir? Karena setelah ini 'kita' dan segala harapannya benar - benar berakhir—tidak akan ada lagi kesempatan. Setelah ini, aku akan memasuki rumah yang tak ku sadari hadirnya. Rumah yang seharusnya tempatku, tapi pernah ku biarkan orang lain untuk menempatinya
Bulan, terkadang aku tergelak ketika teringat bagaimana dulu aku berusaha mengobati lebam dan biru yang telah kamu ciptakan. Padahal, lebam itu fana. Luka dan robek itu bukan salahmu, tapi salahku karena terlalu tinggi menaruh harap padamu.
Bulan, ada puluhan malam yang ku habiskan untuk menangisimu dan mengharapkanmu memintaku kembali. Namun, lagi - lagi semesta memainkan perannya dengan begitu baik—Dia sama sekali tak membuatmu bergerak menemuiku, tapi Dia membuat Theonald menumpahkan es jeruknya pada buku milikku
—Dan sejak saat itulah kami dekat
Bulan, di akhir - akhir seperti ini rasanya ingatanku kembali dengan sempurna, seperti menciptakan sebuah film yang hanya aku dan kamu sebagai penonton dan yang memahami alur cerita. Bayangan aku memperhatikanmu di luar perpustakaan, aku yang menabrakmu di tengah - tengah persiapan festival, aku yang mengajakmu berkenalan, kamu yang menyanyikan beberapa lagu untukku di tiap malam, semua bayangan itu muncul tanpa sebab dan tanpa diminta. Rasanya begitu lucu, bukan? Bagaimana semesta mempertemukan kita dengan cara yang luar biasa, lalu memisahkan kita dengan cara yang tak terduga.
Bulan, aku harap setelah ini kita berjalan di jalan masing - masing dengan bahagia yang menyertai. Aku harap, kamu sudah belajar bagaimana cara menerima diri sendiri.
Bulan, aku sudah menemukan bahagiaku. Aku harap, kamu juga sudah menemukan bahagiamu.
Bulan, sekarang aku tersadar. Sedari awal kita tidak berasal dari kisah yang sama, tapi kita adalah dua tokoh dari cerita berbeda yang berusaha menyatukan diri. Kini, kita sudah kembali pada buku masing - masing, kembali ke cerita masing - masing, dan kembali pada lembar masing - masing.
Mari kita bahagia dengan cerita kita. Dengan siapapun nanti akhirnya, mari hidup bahagia.
Semoga, kita hidup dengan bahagia.
Amanda Larasati,
Semarang
Bulan menutup buku bersampul coklat yang sejak tadi ia pegang. Kepalanya terbenam di kemudi mobil, semua rasa penyesalan tiba - tiba saja mampir di batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna | Moon Taeil
Storie breviUntukmu Sadewa Bulan Atmajaya, sejauh ini yang kuminta hanya satu; kamu bahagia dengan apa adanya dirimu. Buku ini aku persembahkan untuk Tuan yang namanya seirama dengan hiasan langit, Bulan. Tentang bagaimana semesta mempertemukan kita dengan cara...