Lembar ke delapan; Semarang, padamu aku bercerita

366 138 11
                                    

Semarang, padamu aku bercerita, perihal dia dan segala sikap tak terduganya.

************Bulan,  bagiku dulu Semarang tak lebih dari panas, macet, kampus, dan burjo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


************
Bulan,  bagiku dulu Semarang tak lebih dari panas, macet, kampus, dan burjo. Namun, setelah aku mengenalmu, Semarangku menjelma menjadi banyak hal. Semarangku yang kecil itu berubah menjadi  panas, macet, burjo, lampu merah tugumuda, kota lama, dan juga janji - janji palsu.
Ah, Semarangku yang monoton tapi nyaman itu kini berubah menjadi Semarangku yang penuh dengan kenangan dan patah hati.

Setelah mengenal kamu, janji - janji palsu yang dulu tak pernah ku temui di semarang lamaku, perlahan muncul. Dan sialnya, janji - janji itu keluar dari mulut manismu.

Dulu, aku tak pernah menganggap berdiam diri terjebak lampu merah di Tugumuda bisa begitu menyenangkan, tapi setelah mengenalmu pandanganku pada semarang seketika berubah. Setelah mengenalmu, aku melihat ada banyak cara menikmati hangatnya Semarang. Ketika banyak orang mengeluh perihal panasnya Semarang yang dibilang mirip simulasi neraka, kamu malah tersenyum dan dengan sabar menunggu lampu merah Tugumuda berganti warna menjadi hijau—yang lamanya tak kalah lama dengan setengah durasi satu matkul kuliah. Ketika banyak orang memilih mengambil swafoto dengan bangunan - bangunan tua kota lama, kamu lebih memilih duduk bersantai sambil mendengarkan tampilan musik keroncong di depan gang gereja.

Setelah bertemu denganmu, berkeliling Semarang menjadi rutinitas, mungkin ada saatnya batu bata tua bangunan kota lama  terpingkal kala melihat aku yang berusaha tak salah tingkah setelah mendengar ucapan manismu, atau bangunan megah matahari mall di Simpang Lima terkikik geli ketika melihat jemarimu yang perlahan mengisi ruang kosong jemariku.

Bulan, kamu pernah bilang, bahwa Semarang bagimu lebih dari sekedar tempat tinggal. Di Semarang kamu tumbuh menjadi dewasa, di Semarang kamu mendapat pelajaran perihal datang dan pergi, di Semarang kamu belajar perihal arti 'ikhlas' yang sesungguhnya, dan di Semarang juga kamu bertemu dengan gadis secantik diriku.

Bulan, seingatku kamu pernah menulis hal itu juga di lukisan Terresa.

'Aku lahir di Semarang, besar di Semarang, kuliah di Semarang, dan dapat jodoh orang Surabaya' katamu sambil memandang bangunan tua lawang sewu dari jarak jauh.

'hah?' tanyaku karena tiba - tiba saja kamu membahas tentang jodoh yang jelas - jelas itu rahasia Tuhan.

'iya, kamu orang Surabaya 'kan?' sahutmu, dan seketika semesta terpingkal mendengar ucapanmu.

Kala itu aku tak menjawab, memilih tersenyum tipis sembari berusaha tak bersikap salah tingkah.

Bulan, bagaimana bisa dengan begitu mudahnya kamu mengatakan itu? Apakah kamu juga pernah mengatakan hal seperti itu pada mantan - mantanmu?

Bulan, kamu pernah bilang bahwa Semarang sudah seperti kawan kecil bagimu. Jadi, biarkan aku bercerita pada kawan kecilmu itu perihal kamu yang tak terduga, perihal kamu yang terkadang manis terkadang dingin, perihal kamu yang terkadang dekat terkadang jauh.

Biarkan aku bercerita pada Semarang, bagaimana dengan mudahnya kawannya itu memporak - porandakan hati seorang gadis.

Bulan, pada Semarang aku bercerita, perihal Semarangku yang berubah menjadi tawa, tangis, rindu, dan juga janji - janjimu yang tak kunjung terpenuhi. Padanya aku bercerita tentang hal - hal yang tak pernah ku temui sebelum aku bertemu denganmu. Di setiap malam, di sudut kamar sembari menatap ke luar jendela, aku selalu berbisik;

Semarang, padamu aku bercerita perihal salah satu wargamu yang berhasil menciptakan tenang, senang, dan juga runyam di hatiku.

Semarang, padamu aku bercerita, tentang pria yang walaupun pernah menjelma menjadi luka, kehadirannya tetap ku nanti - nanti. Seorang pria yang bernama Sadewa Bulan Atmajaya.

***********
Hello!!!

Thanks for reading!!!

Don't forget to vote and comment!!!

Byebye~

Salam manis,
Royalsjeno_

Lakuna | Moon Taeil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang