"Itu yang disebut Masokis, ketika seseorang menyukai rasa sakit demi kepuasan sekaligus rasa penyesalan."
"Jika yang di dalam box kaca itu adalah aku, dan kau adalah seorang algojo.
Apa kau akan tetap menyiksaku Mr. Rig?!" Tanya Eve yang berhasil membuat Adam bungkam....
Adam hanya diam...
Menatap wajah istrinya tanpa ekspresi terkejut atau terlihat berpikir, menunggu jawaban pria itu sama saja menunggu sebuah teka-teki yang harus ia pecahkan sendiri. Dan dari kedua bola mata Adam, Eve mengerti jawaban pria itu. Bahwa Adam terlalu mencintai komunitasnya sendiri."Terkadang manusia harus dibuat takut terlebih dahulu untuk mengetahui isi kepala mereka." Kata Adam.
Eve sudah menduganya, pria itu tidak pernah memberikan jawaban langsung dan malah membuat pertanyaan Eve menjadi bercabang. Mungkin Adam berpikir jika Eve bisa menebak semua pernyataan Adam seperti saat dulu mereka bertemu. Ya, akan lebih mudah jika pria itu bukan pasangannya. Tapi sekarang Adam adalah suaminya, namun pria itu masih bermain permainan kata seolah Eve adalah orang lain.
"Mari, ikut aku!" Ujar Adam, pria itu beranjak lebih dulu dari duduknya sebelum akhirnya menarik pergelangan tangan Evelyn dan membawanya pergi dari sana. Eve sempat berpikir mereka akan keluar dari gedung tersebut dan Adam akan membacakan dongeng yang membuat Eve harus berpikir keras.
Tapi ternyata, pria itu membawanya ke belakang panggung pertunjukan dan semakin lama genggaman tangan Adam di jemari Eve semakin menguat. Eve sadar seharusnya ia tak perlu meragukan tingkat kesadisan suaminya itu, tapi ia tidak dapat menahan rasa penasaran yang terus berputar di kepalanya.
Berpikir seperti Adam Rig tidaklah mudah, kau harus menjadi gila terlebih dahulu jika ingin mengetahui maksud dari kalimatnya.
"Adam...." Eve menarik nafasnya terkejut, terlalu larut dalam lamunan sampai tak sadar jika Adam membawanya ke sebuah box kaca yang tak pernah Eve bayangkan sebelumnya untuk berada di sini.
Adam sibuk mengikat kedua tangan dan kaki Eve ke sebuah kursi, Eve mencoba berontak dan berteriak. Tapi selalu sadar jika sedari dulu Adam bukanlah tandingannya, meskipun Eve sedikit terkejut dengan tingkah Adam yang selalu berhasil membuatnya hampir terkena serangan jantung.
"Biasanya calon korban tidak mengenakan topeng seperti ini, tapi karena kau adalah istriku. Maka akan aku buat sebuah pengecualian, aku tidak ingin semua orang melihat wajah cantik ini." Ujar Adam seraya mengelus wajah Evelyn di balik topengnya.
Tak lama kemudian, Adam meninggalkannya sendiri di dalam box kaca yang gelap.
Untuk pertama kalinya Eve berada di dalam box kaca, perasaan akan kematian seolah sangat dekat dengannya. Semua pekerja dunia gelap tahu apa yang akan terjadi jika seseorang berada di dalamnya, mati... meskipun Ibunya dapat lolos dan hal tersebut menimbulkan konflik dan kerusuhan yang besar.
Beberapa menit kemudian, box kaca bergerak dengan sendirinya. Eve tahu kemana arah tujuan tempat ini selain menghibur para sadis di luar sana yang memiliki gangguan kejiwaan.
Saat box kaca berhenti, lampu terang menyala dengan sendirinya. Menyilaukan pandangan Evelyn yang baru saja menyadari jika ada seseorang yang duduk di sebelahnya, terikat namun hanya diam. Wajahnya pucat pasi dan pandangannya kosong ke arah depan, mungkin wanita di sebelahnya ini sudah paham jika ia akan segera berakhir dan lebih memilih bungkam karena perlawanan adalah hal yang sia-sia.
Dari balik topeng yang Eve kenakan, ia dapat melihat luka lebam di sudut bibir dan pelipisnya, serta rambut pirang yang kusut.
Seketika Eve terkejut mendengar suara alarm yang nyaring, pertanda algojo mulai memasuki box kaca. Nafas Eve naik turun, mendengar langkah berat dari belakang tubuhnya dan mengarah langsung ke hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. and Mrs. RIG
Mystery / ThrillerSudah terbit! The Man in Jail sekuel Mature Content!!!