Evelyn terlelap di kamar tidurnya yang empuk, dengan dekorasi Halloween yang sama seperti dulu. Adrian dan Alexandra tak pernah mengubah isi kamar Evelyn, mereka ingin tetap seperti itu meski Eve tak lagi tinggal bersamanya. Itu membuat mereka berdua merasakan kehadiran Eve setiap hari, seolah Putri kecil mereka masih berada di rumah.
Wanita cantik itu tersenyum seraya memejamkan mata, setidaknya ada secercah kasih sayang dari kedua orang tuanya di saat semua orang yang ia kenal adalah psikopat dan pembunuh sadis. Di saat semua hal terasa rumit dan berat untuk dilalui, bahkan seorang keturunan Night Hunter hampir kewalahan mengimbangi Adam Rig dan sifat misterius pria itu.
Sejenak, Eve dapat menyingkirkan segala pemikiran yang berkecamuk di kepalanya tentang pria itu. Ia hanya ingin istirahat sebelum mentalnya benar-benar terganggu karena terus memikirkan pola pikir Adam Rig yang rumit, belum lagi pria itu mulai ringan tangan terhadap Eve. Mengabaikan perkataan pria itu yang dulu pernah berkata bahwa ia tidak akan menyakiti Evelyn sepertu halnya Adrian menyakiti Alexandra.
Dan kini terbukti itu semua hanya kebohongan, atau lebih tepatnya manipulasi.
Belum lama Evelyn terlelap, belum sampai dirinya mencapai alam mimpi. Tiba-tiba terdengar suara keributan dari luar sana, sontak Evelyn membuka kedua matanya. Rumah ini selalu terlihat sepi, karena Adrian tidak menyukai kegaduhan.
Dan Jason pun tidak sedang berada di rumah. Penasaran dengan sebuah keributan yang tak dapat ia intip dari kaca jendela, Evelyn memutuskan untuk bangkit dari ranjangnya yang empuk dan menunda tidur nyenyaknya sebentar. Karena ia khawatir meski hal itu tidak perlu ia lakukan karena Adrian akan selalu melindungi anggota keluarganya.
Dengan bertelanjang kaki, Evelyn melangkah keluar dan membuka kenop pintu. Keributan seketika menghilang seolah tak terjadi apapun, ia memanggil Ibu dan Ayahnya namun tak kunjung ada sahutan. Biasanya Alexandra selalu bergegas jika anak-anaknya membutuhkan dirinya, namun sekarang seolah suasana rumah terasa sepi dan dingin. Dinginnya bahkan melebihi berhadapan dengan Adrian.
Sebuah penglihatan berhasil membuat jantung Evelyn mulai berdetak kencang, percikan berwarna merah menghiasi dinding rumah. Sontak membuat Eve panik dan terus memanggil Ayah dan Ibunya, menuruni tangga kedua kaki Eve hampir tak bisa berjalan karena terlalu takut untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Meskipun dirinya telah terbiasa melihat darah dan pembunuhan, tapi bukan untuk keluarganya.
Panik, di sepanjang dinding di dekat tangga terdapat noda darah yang tergesek. Seolah sebuah tangan memegangi dinding dan berjalan tertatih dengan telapak tangan berlumuran darah, bahkan lantai juga terdapat banyak noda darah menuju dapur utama.
Evelyn terus berdoa dalam hati, berharap bukan sesuatu yang ia takutkan terjadi di rumah ini.
Namun saat kedua matanya tertuju ke arah dapur, dari balik tirai yang terpasang indah di antara pintu dapur. Evelyn melihat kumpulan asap dengan aroma yang khas.
"Oh, tidak..." Eve berlari ke arah dapur, berharap bukan Adam Rig yang melakukan semua ini hanya karena Adrian mengambil istrinya secara paksa.
Tapi ternyata benar, seketika tubuh Evelyn lemas. Lututnya tak lagi mampu menampung tubuhnya sendiri dan akhirnya merosot ke atas lantai.
Melihat kedua orang tuanya tergantung di dapur dengan tali tambang melilit di sekujur tubuh mereka, darah melumuri pakaian yang mereka kenakan dan menetes ke lantai.
Bahkan, Evelyn juga melihat Jason terduduk di meja makan dengan wajah terbenam di sebuah mangkuk sup yang besar. Semuanya terlihat tak bernyawa, anehnya tubuh mereka semua telah membiru. Seolah mereka telah mati berjam-jam yang lalu, padahal beberapa menit yang lalu Eve sempat bersenda gurau dengan Ibunya.
Asap yang menyembul berasal dari pan penggorengan, terdapat sepotong daging di atas pan tersebut lengkap dengan bumbu pelengkap.
Dapat Evelyn simpulkan semua ini adalah perbuatan orang yang sama, daging panggang dan tali adalah ciri khas utama Mr. Rig. Namun orang tersebut tak kunjung menunjukan batang hidungnya ke hadapan Evelyn.
Membuatnya terpikirkan sesuatu dan menyadari sebuah hal...
Evelyn langsung berlari kembali ke lantai atas dengan tergesa-gesa dan kedua mata memerah hampir menangis, tak perduli jika kedua telapak kakinya berlumuran darah yang membanjiri lantai rumah. Ia menaiki tangga dan menuju kamar paling ujung yang ada di lorong tersebut.
Membukanya secara paksa dan...
Brak!
Lagi-lagi, Eve dibuat terkejut dan lemas di saat yang bersamaan. Melihat putri kecilnya yang berusia lima tahun, dengan rambut hitam legam nan panjang serta netra mata yang indah sebiru laut kini berdiri berhadapan dengan Ayahnya.
Jika Evelyn harus bersujud di hadapan pria itu akan ia lakukan, demi Airii...
"Adam.... kumohon..." rintih Evelyn ketika bulir bening mulai membanjiri kedua pipinya, sementara wajah yang kini sangat ia benci menatapnya dengan penuh kemenangan seolah berkata, 'seharusnya kau tidak menantangku, Eve!'. Namun sudah terlambat, Adam memberikan sebuah belati di jemari mungil gadis kecil itu dan disaksikan sendiri oleh Evelyn.
Ada sebuah alasan mengapa Airii tidak tinggal bersama Adam dan Evelyn, dan malah diasuh oleh Adrian dan Alexandra.
Karena Adam memiliki sifat Psikopat yang sadis melebihi sadis, aneh melebihi aneh, tanpa empati dan tanpa memandang bulu. Yang artinya Adam dapat membunuh siapa saja termasuk anak kecil atau pun seorang wanita hamil.
Dan itulah yang terjadi ketika Evelyn melahirkan seorang anak perempuan, sementara Adam Rig menginginkan seorang anak laki-laki yang dapat melanjutkan komunitas Night Hunter yang selalu ia banggakan. Adam Rig ingin melenyapkan Airii Rig yang ia anggap sebagai anak yang tidak berguna, dan ketakutan Evelyn selama ini terjadi juga.
Tanpa berbuat apapun Adam Rig dapat mengelabui seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri, membuat orang lain mengakhiri hidupnya sendiri hanya dengan sedikit bumbu manipulasi dan permainan kata. Adam hanya tinggal menyaksikan adegan yang membuat jiwa sadisnya tertawa dan puas, melihat seonggok daging yang sangat ia benci setengah mati menyayat pergelangan tangannya sendiri sampai mengeluarkan darah segar.
Evelyn berteriak seraya mengacak rambutnya sementara Adam Rig hanya tertawa ke arah Evelyn.
Adam Rig membuat Putrinya sendiri melakukan tindakan bunuh diri...
....
Seketika Evelyn terbangun dari mimpi buruknya, merasakan hawa dingin di seluruh tubuh serta keringat yang membanjiri wajah dan sekitar leher. Memegangi dahinya sendiri, Evelyn merasa mimpinya begitu nyata.
Ia lalu berjalan keluar dari kamar, melihat ke arah tangga tidak ada apapun di sana. Tidak ada noda darah sedikitpun, Eve lalu menuju kamar Airii, membuka pintunya dan mendapati gadis kecil tersebut tengah terlelap di atas ranjangnya yang empuk.
Ia menghela nafas panjang, mimpi buruk tersebut seolah memperingatkan Evelyn tentang Adam Rig yang mulai kehilangan kendali.
***
To be continue
5 September 2020
***
Diingatkan kembali bahwa di novel TMIJ part terakhir Adam menantikan kehadiran seorang bayi.
Dan di story ini terjawab sudah jika anak dari Adam dan Eve adalah perempuan, dan Adam menginginkan anak laki² guna menjadi penerus dirinya.
Well, kalo punya buku atau sudah baca ebook TMIJ pasti paham.
Memang baca novel TMIJ, Adam Rig dan Mr Mrs Rig harus teliti.Kalaupun ada yg kurang paham, bisa tulis pertanyaan di kolom komentar. Pasti author jawab, meskipun slow respon,
Asal jangan tanya Author udah punya pacar atau belum, heheheheHappy reading 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. and Mrs. RIG
Mystery / ThrillerSudah terbit! The Man in Jail sekuel Mature Content!!!