Masochist

7.1K 385 31
                                        

Musik klasik mengalun indah di sebuah ruangan, mendengung hingga setiap sudut bangunan mewah yang sepi seperti tak berpenguni. Lorong demi lorong bersih tanpa noda, perabotan antik tertata rapi tanpa debu sedikitpun. Warna putih pucat mendominasi cat dinding dan lampu berwarna senada membuat pandangan siapapun yang melaluinya menjadi silau.

Tapi tidak bagi si pemilik rumah...

Ia menyukai warna tersebut.
Putih tanpa noda yang mengganggu penglihatan dan datar seperti tanpa ekspresi.

Lantunan musik seriosa ibarat seseorang yang tengah menjerit namun menikmati jeritannya, mengalun indah membuat pendengarnya mengernyit ngeri sekaligus takjub. Kekaguman akan sebuah karya seni dipadukan hal mengerikan, maka terciptalah sebuah musik yang menarik bagi beberapa orang.

Hanya beberapa orang...

Yang mencintai seni dan kehidupan secara terbalik, yang mencintai setiap jeritan karena kesakitan. Dan yang menggilai nilai dari artistik sebuah seni.

Musik dengan nada tinggi membuatnya mencintai sesuatu secara berlebihan, memakaikannya sebuah stoking berwarna gelap untuk menutupi sesuatu hal yang sangat mulus dan berharga.

Mendandaninya bak sebuah boneka porselen namun wajahnya ia tutupi dengan topeng agar semua orang tak dapat melihat kecantikannya, dan tak lupa jemari lentik yang lembut juga tertutupi oleh sarung tangan berwarna senada dengan gaunnya malam hari ini.

Hitam... warna yang sangat kontras dengan kulit putih mulusnya. Hingga sentuhan terakhir demi menutupi identitasnya, ia memakaikan sebuah wig berwarna pirang yang berasal dari rambut manusia asli.

Adam berdiri di belakang Evelyn, tepat berhadapan dengan sebuah cermin besar. Sebelah tangannya berada di pinggul istrinya yang terlihat sangat cantik namun tertutupi oleh topeng. Sebuah mahakarya dari Adam Rig, malam hari ini mereka berdua sudah seperti sepasang kekasih yang berasal dari kehidupan lain.

Kehidupan para Psikopat...

"Kau siap sayang?" Tanya Adam kepada Eve dari pantulan cermin, wanita itu hanya mengangguk.

Jemari lentik yang tertutup sarung tangan mengalun di lengan Adam, lengan kokoh yang hangat sekaligus sangat dingin jika sedang membunuh. Lengan yang selama ini ada di sisinya dalam suka maupun duka.

Adam Rig dan Evelyna berjalan menuju sebuah ruangan, sepasang suami-istri yang sangat cocok bersanding. Saat pintu terbuka, mereka memasuki ruangan tersebut. Di dalam sana sudah banyak manusia yang menunggu, mengenakan topeng yang bermacam-macam sesuai kriteria dan karakter masing-masing.

Gaun, tuksedo, sepatu, heels dan aksesoris mahal. Golongan elit adalah para psikopat yang paling gila yang pernah ada di dalam sebuah komunitas Night Hunter, manusia-manusia tamak yang tidak mengerti bagaimana caranya untuk menghabiskan uang mereka. Merogoh kocek sangat dalam hanya demi menghibur diri merupakan sebuah kepuasan tersendiri.

Bukan hiburan malam seperti kepuasan seks atau sejenisnya, tapi hiburan demi memuaskan hasrat menyimpang mereka.

"Ha...ha...ha..." terdengar suara tawa dari kursi depan, itu adalah suara seorang presiden direktur yang memiliki banyak usaha di sektor industri mineral. Adam dapat mengetahuinya meski wajahnya tertutup topeng sekalipun, Adam juga sangat paham suara dan cara berbicara setiap anggotanya. Meski kini anggota Night Hunter tak terhitung jumlahnya seusai ia dan Adrian membuka kembali komunitas ini.

"Pria itu yang akan bermain malam ini?" Tanya Evelyn saat Adam menarik kursi untuk istrinya itu, Adam mengagguk pertanda meng-iyakan pertanyaan Eve. Seperti yang Adam duga, pria itu adalah Masokis sejati.

Penonton yang telah duduk manis menunggu adegan berdarah sudah tak sabar lagi, mereka sudah membayar mahal untuk hal ini. Kursi dan meja tersusun dengan rapi, seolah para penonton adalah tamu yang tengah menghadiri sebuah jamuan atau undangan makan malam yang elit. Makanan dan minuman mahal tersaji di meja masing-masing.

Mr. and Mrs. RIGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang