19 - Penyelamat

66 12 2
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

。^‿^。

Saat depresi, seringnya hal-hal yang tidak masuk akal lebih mendominasi pikiran. Namun apapun yang terjadi, menahan diri lebih baik daripada menuruti hal tidak masuk akal itu.

···...

"Gue pemenangnya!"

"Lo itu beneran brengsek ternyata!"

"Semua cowok sama aja!"

"Kelly harus tau ini! Dia kalah!"

Artur nyaris tidak bisa fokus dibalik kemudinya. Teriakan dan racauan Ara sangat menganggunya. Artur sungguh tidak mengerti apa maksud setiap ucapan Ara.

Ia melirik sekilas, menghembuskan napas kasar saat tubuh Ara sedikit merosot dari jok mobil. Artur segera menepikan mobil dan memperbaiki tempat duduk Ara agar cewek itu nyaman kembali.

Tubuh lemas Ara benar-benar pasrah. Dengan sabar Artur merapikan jaketnya yang tersampir dibahu Ara. Sekilas melirik, Ara benar-benar sudah tidak ada daya. Namun setitik kesadaran Ara masih tersisa saat Artur merapikan roknya yang sedikit terangkat.

"Jangan pegang-pegang!" Ara jelas menyingkirkan tangan Artur secara kasar.

"Rok lo keangkat! Gue cuma mau benerin!" seru Artur dengan kesabaran yang mulai menipis menghadapi Ara ditengah ambang kesadarannya.

Cewek ini benar-benar menyusahkan sekali.

Tanpa disangka, Ara justru melesatkan lima jarinya pada pipi Artur. Sangat tiba-tiba. Kepala Artur menoleh paksa, memaku karena terkejut tindakan Ara barusan. Tangan Artur sontak memegang pipi kirinya yang terasa panas dan berdenyut ngilu.

"Brengsek!"

Satu kata yang keluar dari mulut Ara, setelah ia menampar Artur. Tidak peduli bagaimana keadaan Artur sekarang, dengan santainya Ara bersandar nyaman pada jok mobil seraya perlahan menutup mata. Entahlah, kepalanya semakin terasa berat dan pusing.

Artur mendengus kesal melihat Ara yang tak merasa bersalah sedikitpun. Ingin membalas, namun Artur sadar itu semua percuma. Tidak ada gunanya memarahi seseorang yang bahkan memulihkan kesadarannya saja belum bisa.

Akhirnya dengan gemuruh kesal yang setia menyumpal dada, Artur lanjut melajukan mobil menuju rumah Ara.

Hanya keheningan yang tersisa didalam mobil itu. Ara mungkin sudah menaungi mimpi didalam lelapnya. Sementara Artur benar-benar fokus mengemudi, ia harus ekstra hati-hati karena lumayan lama tidak bepergian menggunakan mobil.

Dulu Artur sempat diajari mengemudi mobil oleh Papanya. Sempat trauma sebentar karena tidak sengaja menabrak tembok pagar rumahnya, saat latihan dulu. Dan Artur memutuskan untuk tidak mengendarai mobil, padahal dia cukup berani dilepas di jalan raya. Untuk sekarang Artur lebih nyaman menggunakan motor besar miliknya.

MY BAD GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang