15 - Lagi-Lagi Binar

59 10 6
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

。^‿^。

Sering kali diam menjadi alasan seseorang untuk memendam kemarahan ataupun kekecewaan.

···...

Pagi hari yang seharusnya biasa saja seperti sebelumnya, kini berubah saat Ara menemukan sepucuk surat di meja makan. Kenyataannya sepi yang Ara rasakan sekarang sudah seperti teman dikeabadian. Tuhan seakan membiarkan Ara tetap sendiri.

Sendiri dalam sunyi.

Dua hari Tante Mika tinggal di rumah bersama Ara setelah dari Bandung. Dan pagi ini Ara membaca surat dari Tante Mika yang berisikan wanita itu pamit pada Ara karena ada pertemuan mendadak dengan rekan bisnisnya. Tertulis di selembar kertas itu, kira-kira Tante Mika pergi selama tiga hari.

Menarik napas dalam lalu menghembuskan perlahan, Ara mencoba tersenyum dan meyakinkan diri sendiri. Tak apa, Ara pasti bisa. Karena Ara sudah terbiasa hidup dalam sepi. Meski di hati kecil Ara menginginkan tantenya di rumah lebih lama lagi. Setidaknya satu minggu cukup untuk melepas penat. Tapi apa boleh buat, tuntutan pekerjaan memang menyebalkan.

Setelah selesai sarapan dengan roti selai cokelat, Ara bergegas mengambil tasnya dan menunggu jemputan di teras rumah.

Deru knalpot motor Artur mulai masuk telinga Ara. Bahkan Ara sampai hafal bunyinya saking terbiasa diantar jemput oleh Artur. Entahlah, walau Artur tetap saja bersikap ketus saat bersamanya, Ara merasa yakin dirinya bisa meluluhkan Artur. Atau malah Ara yang luluh dengan Artur?

"Selamat pagi, ojek pribadi," sapa Ara riang bersamaaan mengunci gerbang rumahnya.

"Gak usah basa-basi! Gue lagi buru-buru, nih!" ucap Artur dari balik helmnya.

Tetap mempertahankan senyum, Ara langsung naik boncengan motor Artur. Padahal dalam hati ingin sekali Artur sedikit lebih ramah dengannya. Ara sudah berjuang keras berusaha ramah dan menebar senyuman saat berada disamping Artur, setidaknya itulah saran Kelly. Jika disamping Artur, wajah ketus dan galak berusaha disembunyikan oleh Ara. Tetapi memang nyatanya Artur yang sangat menyebalkan tidak membalas keramahannya itu.

Artur mendengus dan melirik tajam seseorang yang berjalan disampingnya. Sayangnya, yang dilirik tidak menyadarinya. Belum pernah Artur ditatap segitunya oleh beberapa siswa. Mungkin dikarenakan saat ini Artur tengah berjalan sejajar dengan Ara. Sekarang pun rasanya Artur ingin sekali mengacak-acak wajah sok cantik Ara. Tapi memang cantik, sih.

Pantas saja menjadi pusat perhatian di lorong koridor sekolah. Ternyata penyebabnya Ara. Dengan tingkat percaya diri yang tinggi, Ara melempar senyumnya pada beberapa siswa yang menyapanya. Bagi Ara semua ini tidak ada yang salah. Melempar senyum saat disapa merupakan cara Ara menghargai orang yang menyapanya. Tetapi mungkin Ara tidak tahu, Artur tidak nyaman karena itu.

"Sok cantik banget, sih," desis Artur yang terdengar seperti bisikan tajam di telinga Ara.

"Biarin, emang gue cantik." jawab Ara jutek.

Tanpa berkata lagi Artur berjalan mendahului Ara. Meninggalkan Ara yang menghentakkan kakinya kesal dibelakang sana. Ara ingin mengejar Artur tetapi niatnya urung karena seseorang menarik tangannya kuat dan menyeretnya entah kemana.

Sementara itu Artur menoleh ke belakang sejenak, sekadar memastikan Ara masih berdiri ditempatnya atau tidak. Tetapi Artur sama sekali tidak menemukan cewek itu, pandangannya sudah berkeliling kesana kemari pun Artur tidak menemukan Ara. Tak menyangkal Artur sedikit khawatir dengan Ara. Tapi kemudian dia berpikir positif, bisa saja Ara justru mengunjungi para pacarnya terlebih dahulu.

MY BAD GIRLFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang