Tekan bintang ⭐ sebelum membaca
Happy reading
。^‿^。
Masa depan memang harus disiapkan. Namun jangan lupa tetap bersenang-senang menikmati masa putih abu-abu yang tidak akan terulang dua kali selama hidup.
···...
Bagi Artur, satu-satunya hal yang menyebalkan dihidupnya sekarang adalah harus mengikuti les privat atas perintah mamanya. Artur sebenarnya bukan tipe orang yang mudah diatur, namun setelah bujukan mamanya dengan alasan masa depan. Barulah Artur mau mengikuti les privat itu, walau tidak sepenuh hati. Tapi melihat mama tersenyum puas dan lega melihat Artur belajar, sudah cukup bagi Artur untuk membalas usaha mama mendatangkan guru les privat itu.
Sesekali Artur bahkan tak habis pikir dengan mamanya. Kalau demi kebaikan masa depannya, bukannya mendatangkan guru les terbaik, malah mamanya itu mendatangkan siswa seusianya untuk mengajar. Mungkin lebih baik Artur belajar sendiri kalau begitu.
Namanya Luna, kata mama Artur dia siswa dengan peringkat terbaik di sekolahnya. Pertama kali bertemu, Artur agak tidak yakin dengan Luna. Gelar siswa dengan peringkat terbaik di sekolah, modelan anak pintar seperti Luna, otomatis otak Artur membayangkan cewek culun berkacamata minus bahkan rambut kepang dua. Nyatanya bukan seperti itu, Luna jauh dari bayangan Artur.
Rok menggantung di bawah lutut, seragam yang rapi, rambut hitam sebahu, matanya yang indah serta satu lesung pipit di pipi sebelah kanan, sukses membuat Artur kelihangan ekspektasinya pada Luna. Tapi tetap saja Artur adalah Artur yang ingin bebas dan tidak suka diatur-atur. Meski akhirnya Artur memilih mengalah dan mengikuti jalan mamanya.
Seperti sore ini, otak Artur bahkan tidak diizinkan beristirahat walau hanya satu jam. Setelah pulang sekolah, Luna beserta buku-bukunya sudah menyambut di ruang keluarga rumah Artur. Sekarang Artur menyesal, mengapa tadi tidak ikut saja dengan Alden, Juan, dan Kenzo yang mengajaknya main game di rumah Alden. Padahal niat Artur ingin tidur di rumah, dan sialnya dia lupa sekarang jadwal les privatnya.
"Darimana, Tur? Kok baru pulang?" tanya mama Artur yang berjalan mendekat sembari membawa nampan berisi camilan dan minuman untuk Luna.
"Biasanya kan juga Artur pulang jam segini, Ma," balas Artur.
"Tapi ini lebih 45 menit dari biasanya, loh,"
Artur memutar bola matanya samar, agak sedikit kesal saat mamanya mode posesif dan mengatur seperti sekarang. Artur bersyukur mempunyai mama yang perhatian dengannya, tapi apa perlu Artur lapor pada mamanya mengenai setiap kegiatan yang dilakukannya seharian? Oh, ayolah Artur sudah remaja dan bisa mengatur dirinya sendiri.
"Kasihan kan Luna nunggu kamu." sambung mama Artur.
Sementara yang disebut namanya menoleh, tak sengaja iris matanya bertabrakan dengan Artur. Luna hanya tersenyum singkat melihat wajah tampan yang menatap sedatar papan milik Artur.
"Iyadeh, Artur ganti baju dulu," pasrah Artur lalu menaiki tangga menuju kamarnya. Disamping badannya yang capek serta kepala pusing, Artur masih menuruti ucapan mamanya. Atau bisa dikatakan sedikit menghargai usaha Luna yang menyempatkan diri datang untuk mengajar seperti biasa. Hm tidak juga, Luna dibayar untuk itu, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BAD GIRLFRIEND
Genç Kurgu"Setiap cowok akan berengsek pada waktunya." Setidaknya begitulah isi pikiran seorang Azellia Kaisara Arashi yang membuatnya bermain-main atas perasaan setiap cowok yang dekat dengannya. Kelly sudah capek dengan sikap sahabatnya yang hobi sekali go...