Bugh
"Argh-mmpphㅡ"
Minho membawa Hyunjin ke apartement nya. Ia menjatuhkan namja itu di ranjangnya. Mulai mencium namja itu dengan kasarnya. Sensasi yang begitu mendominasi, sungguh, ini pertama kalinya Hyunjin merasakannya.
Ya- kalau masalah mantan, jujur saja, mereka jauh di bawah Minho. Dan ya- Hyunjin terlena. Sungguh.
Perlahan ia membuka matanya dan menatap Minho yang tengah terpejam sambil terus mendominasi ciuman itu. Mata sayu Hyunjin melihat goresan luka di daerah tulang pipi Minho. Tangan kanannya terulur menyentuh luka itu.
"Ssh-"
Minho menghentikan kegiatan nya dan mendesis merasakan perihnya luka itu. Bohong jika itu bukan luka yang cukup dalam.
"Mi-mianhae hyung.. Apa- itu sakit?"
"Ah- gwaenchana. Ssh- ku rasa aku harus mengobati nya dulu sebelum iritasi,"
"Mau ku bantu?" Minho menatap Hyunjin.
"A-aku hanya menawarkan bantuan," ujar Hyunjin sambil menunduk.
Minho tidak menanggapi nya. Ia beranjak dan meraih obat luka dari kotak p3k di kamarnya. Perlahan ia mengoleskan obat itu pada lukanya. Perih, sungguh.
"Ssh- bocah-bocah itu terlalu licik. Ck," gumamnya.
Minho kembali berbalik dan menatap Hyunjin yang tertangkap basah tengah memperhatikan Minho. Hyunjin lalu mengalihkan pandangannya. Sedangkan, namja yang lebih tua darinya itu hanya menghela napasnya.
Ia melangkahkan kakinya dan duduk di pinggir ranjang. Mengambil ponselnya yang sedari tadi bergetar.
"Halo, apa?"
"..."
"Aku di apartemen,"
"..."
"Ah- aku sedang pusing sungguh. Kau urus saja,"
"..."
"Ayolah, Sanha!" Minho memegang kepala nya. Ia memijat pelipis nya. Dan- Hyunjin memperhatikan namja itu. Apa lagi setelah indra pendengarnya menangkap salah satu nama teman SHS nya dulu.
"..."
"Iya iya. Oh- hati-hati. Siapa tau mereka membawa senjata seperti tadi,"
"..."
"Kau bercanda? Luka goresan itu sangatlah perih. Aku tidak tahu sedalam apa lukanya,"
"..."
"Iya oke. Bye,"
Minho menghela napasnya berat. Ditaruh nya ponselnya di nakas.
"Tidurlah, ini sudah terlalu larut," ujarnya pada Hyunjin. Ia lalu melepas jaketnya dan menyisakan kaos hitamnya. Kakinya di langkahkan menuju balkon. Membiarkan dinginnya angin malam menusuk kulitnya.
Sedangkan Hyunjin hanya terus menatap pergerakan namja bermarga Lee itu. Ia memiringkan tubuhnya menghadap balkon.
Sialnya, Hyunjin ingin namja itu menyentuhnya. Ayolah Hyunjin, ingat Chan.
'Ah- omong-omong Chan, bagaimana nasibku besok? Ku harap tuan muda Lee itu tidak bicara macam-macam,' batinnya.
»»--⍟--««
Malam berlalu. Jam dinding masih menunjukkan pukul tiga pagi.
Hyunjin terbangun dan mendapati Minho ada di sampingnya. Hyunjin tau tidurnya Minho sangat tidak damai. Namja itu terlihat menahan perih lukanya. Hyunjin memperhatikan luka Minho sejenak. Ia lalu beranjak dan mengambil kotak obat Minho. Membukanya dan mencari sesuatu yang seharusnya ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Bad Boys in Luv• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔
FanfictionApa jadinya jika seorang playboy kampus yang juga langganan club malam terkenal Seoul dipertemukan dengan seorang ketua geng ternama Seoul yang dikenal sebagai pangeran es di kampus? Lalu- bagaimana kisah pertemuan itu berakhir? . . . ➷ it's yao...