Sekedar info, Minho dan Hyunjin sama-sama sudah telanjang dada. Kaos yang mereka pakai telah tertanggalkan entah kemana. Seprai kasur Minho yang semula rapi, telah kusut.
Kini keduanya tengah sibuk berperang lidah. Meanwhile, kedua tangan mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Hyunjin yang sibuk meremas rambut Minho dan Minho yang sibuk menjelajahi tubuh Hyunjin.
Drrrt drrrt
Minho menarik diri dari Hyunjin. Menatap satu namja di bawahnya sejenak. Ia lalu meraih ponselnya di atas nakas. Melirik sekilas ke arah Hyunjin yang sibuk mengambil oksigen sebelum mengangkat telepon itu.
"Yeoboseo?"
"..."
"Ah- kau merindukanku? Malam-malam begini? Kkk,"
Hyunjin melirik Minho yang kini sibuk berbicara dengan seseorang entah siapa. Tolong bantu Hyunjin untuk mengingatkan Minho bahwa ia punya pekerjaan yang lebih penting.
"Kau ingin aku menyanyikanmu lagu tidur?"
"..."
"Hm... Oke. Jja, apa yang baby Jeongin ingin dengar?"
Tatapan jengkel dan penuh emosi sudah dilayangkan oleh seorang Hwang Hyunjin kepada Lee Minho yang kini terduduk di samping ranjang dan tengah telponan dengan sosok bernama Jeongin itu.
Ia lalu beranjak dari posisi rebahannya dan menarik paksa ponsel Minho. Menekan ikon telepon merah dan mengaktifkan mode silent. Ditaruhnya ponsel itu kembali di nakas.
Minho memandang Hyunjin penuh tanya. Tapi sebelum mulutnya bergerak bertanya, Hyunjin lebih dulu membungkamnya dengan ciuman yang agresif.
Entah kenapa, ia justru membiarkan Hyunjin terus mendominasi ciuman itu bahkan sampai posisi mereka berbanding terbalik dengan sebelumnya. Kini, Minho lah yang ada di bawah.
"Apa yang kau lakukan, hm?" tanya Minho kala Hyunjin melepaskan ciumannya.
Hyunjin bergeming. Pipinya merona. Jujur saja. Beruntung suasana kamar yang remang menyembunyikan itu dari Minho. Kalau tidak, bisa dipastikan Hyunjin malu tingkat dewa sekarang.
"Hey, aku bertanya padamu, princess,"
"Aku-" Minho menatap penasaran pada Hyunjin yang kini terlihat begitu gugup.
"Tell me, princess," pinta Minho sembari mengelus sayang pipi kanan Hyunjin.
Hyunjin menggigit bibir bawahnya gugup. Padahal hanya perlu mengatakan satu kalimat saja kan?
"Aku- cemburu," ujarnya pelan.
Beruntung nya, Minho bisa mendengar itu. Mengingat betapa sunyinya malam ini. Ia berusaha menahan senyumnya mati-matian. Ia tahu, jika ia tersenyum Hyunjin akan mengambek nanti.
Lihatlah betapa imutnya Hyunjin sekarang yang tengah menahan malu. Well, mungkin besok ia akan berterimakasih pada Jeongin. Karenanya, Minho jadi bisa menikmati pemandangan Hyunjin yang malu-malu imut.
Cup
"Aha, kau cemburu. Sejak kapan kau mulai menyukai ku, hm?"
"Ck. Aku membencimu," ujar Hyunjin kesal dan berniat pergi beranjak keluar.
Bugh
"Apa kau ingin kabur, hm?"
Tapi sebelum itu terjadi, Minho lebih dulu menariknya dan kembali membanting nya di kasur.
"Ish. Apa sih hyu- mmph," well, giliran Minho yang membungkam mulut hobaenya itu.
Dikarenakan Hyunjin masih kesal, ia memutup rapat mulutnya. Tak hilang akal, Minho menjilat bibir Hyunjin sensual. Tangannya lalu bergerak nakal dengan mencubit nipel Hyunjin.
Dan- voila. Hyunjin membuka bibirnya. Minho memanfaatkan kesempatan itu tentu saja.
"Kah-uh churhangh-" ujar Hyunjin di sela-sela ciuman itu. Minho hanya tersenyum senang.
Dan kegiatan mereka pun- berlanjut sampai puncaknya.
»»--⍟--««
"Hyung,"
Hm.
"Aku ingin bertanya,"
Minho menoleh pada Hyunjin dan bertanya, "Kau tidak ingin tidur, hm?" Hyunjin menggeleng.
"Satu pertanyaan. Tapi, kau harus jujur. Setelah itu aku akan tidur," janji Hyunjin.
Berusaha mengalah, Minho hanya mengangguk dan mempersilahkan Hyunjin bertanya.
"Siapa Jeongin? Bagaimana kalian kenal? Dan- kenapa banyak orang yang mengenalnya?"
Ah- dasar Hyunjin. Satu pertanyaan tapi beranak. Terkutuklah jiwa cemburunya yang kepo.
"Explain to me," Minho terlihat berpikir sejenak. Berusaha menyusun jawaban sesingkat mungkin supaya Hyunjin segera tidur. Well, setelah kegiatan mereka tadi, keduanya sama-sama lelah.
"Jeongin itu- anak dari teman ayah. Kami kenal sejak kecil. Bahkan sebelum aku pindah ke mansion Lee dan keluarga Jeongin pindah ke luar negeri, rumah kami bersandingan. Jeongin sudah seperti adik bagiku. Dulu, orangtuanya mempercayakanku untuk menjaga Jeongin kala mereka kerja. Di rumah, aku juga menjaga Felix. Dikarenakan aku yang jarang main keluar, teman-temanku lah yang datang bermain ke rumah,"
Minho menatap Hyunjin yang juga menataonya menyimak. "Sudah terjawab?"
Hyunjin menggeleng. "Satu lagi,"
Hal itu membuat Minho menghela napasnya. Tapi, ia tak berkutik. Kembali ia mempersilahkan Hyunjin bertanya lagi.
"Sejak Jeongin datang, kalian terlihat sangat dekat. Padahal, kalau sekedar adik, gak seharusnya sedekat itu. Kau tidak begitu pada Felix. Kenapa?"
Oke fix. Minho gemes. Ia lalu mengecupi permukaan wajah Hyunjin. Mempererat peluakannya. Dan- membuat Hyunjin merengek kesal.
"Well, Felix itu tipe anak yang uwuphobia. Sedangkan, Jeongin itu sebaliknya. Walau terkadang, Felix juga cemburu dengan sikapku yang selalu memanjakan Jeongin. Nah, kenapa aku sedekat itu dengan Jeongin? Yah, memang begitu sikapku padanya. Kau saja- yang hanya baru melihat nya,"
Mulut Hyunjin kembali ingin menyahuti. Sayangnya, ia kalah cepat dengan ciuman Minho.
"Shut up. Let's go to sleep, princess,"
Hyunjin tidak melawan lagi. Ia juga sudah mulai mengantuk. Tapi-
"Ah- hyung! Wait-"
"Apa lagi?"
"Nyanyikan aku sebuah lagu," Minho terkekeh gemas. Sungguh.
"Oke oke. Tapi, janji kau akan tidur?" Hyunjin mengangguk antusias.
"Lagu apa?"
"Kau tau lagu Stray Kids yang berjudul Slump?" Minho mengangguk. "Nah, nyanyikan untukku!" pinta Hyunjin semangat.
Minho tertawa pelan sebelum akhirnya mulai bernyanyi untuk Hyunjin. Lagu itu tidak berdurasi lebih dari 3 menit dan Hyunjin juga langsung tertidur pulas kurang dari 3 menit.
Well, sepertinya Minho benar-benar membuat namja imut di dekapannya ini kelelahan.
"Kkk, have a nice dream, my princess,"
tbc.
ㅡ
now playing slump eng ver.
- ♬♩♪♩ ♩♪♩♬ -akhirnya bisa cerita ini bisa double up. •_•;;
road to the end karna jalan cerita makin out of scenario . h3h3 .
KAMU SEDANG MEMBACA
•Bad Boys in Luv• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔
FanfictionApa jadinya jika seorang playboy kampus yang juga langganan club malam terkenal Seoul dipertemukan dengan seorang ketua geng ternama Seoul yang dikenal sebagai pangeran es di kampus? Lalu- bagaimana kisah pertemuan itu berakhir? . . . ➷ it's yao...