xis °

2.8K 396 5
                                    

Plak

"Jangan bicara sembarangan, Lee Minho!"

Namja yang lebih tua itu mengepalkan tangannya kuat kala telapak tangan Hyunjin meninggalkan rasa perih di pipinya. Matanya terpejam menahan rasa perih itu.

"Chan hyung tidak akan mengkhianati ku asal kau tau!"

"That's the fact, Hwang-"

"Geumanhae!"

Teriakan Hyunjin membuat suasana taman belakang gedung utama kampus begitu mencekam.

"Aku- takkan mempercayai perkataan mu!"

Minho menghembuskan napasnya berat kala langkah Hyunjin menjauh. Meninggalkan Minho yang tengah bergulat dengan pikirannya.

Drrrt drrrt

Yang Jeonginie is calling...

Minho mengeluarkan ponselnya. Menjawab panggilan Jeongin. Beberapa saat kemudian, kaki jenjangnya mulai meninggalkan taman. Memacu motor miliknya dengan kecepatan sedang menuju markas genknya.

Ia- perlu mendinginkan otaknya sejenak.

»»ㅡㅡ⍟ㅡㅡ««

Namja bermarga Hwang itu berlari tergesa ke dalam club Bomin. Malam sudah begitu larut. Tapi, Hyunjin justru tidak di rumah. Memang biasa, namun kali ini ada hal lain yang jadi alasan ia pergi ke club temannya itu.

Hah.. Hah..

Napasnya terengah-engah. Pandangannya berputar mengelilingi tempat itu. Terkadang ia dongakkan kepalanya ke atas. Melihat lantai atas. Musik dance yang begitu keras mengalihkan perhatian nya. Lampu sorot di lantai dance yang menyala, membuat lampu di semua tempat meremang. Memberi akses khusus bagi semua orang untuk melihat pertunjukan apa di lantai dance.

Suara teriakan para pengunjung menggema kala sepasang kekasih mulai berdansa di sana. Hyunjin menggetarkan giginya geram. Ia lalu berjalan tergesa ke lantai dance.

Di sisi lain, di bar, Bomin masih sibuk mengamati ketua genknya itu. Lee Know yang mendadak datang dan memesan minuman dengan kadar alkohol dua kali lipat dari biasanya. Mereka seolah tak tertarik dengan kerumunan orang yang mengelilingi lantai dance.

"Hyung- kau tidak mabuk kan? Aku- tidak mau repot memanggil Felix atau Jeongin kemari lho,"

Minho menaruh gelasnya kasar. "Dengar, alkohol segini, belum bisa memabukkan ku. Kau tau itu,"

"Brengsek! Apa yang kau lakukan, ha?!"

"Aku yang harusnya tanya itu padamu!"

Belum sempat Bomin menanggapi Minho, atensi keduanya teralihkan pada lantai dance. Musicnya mati dan teriakan kerumunan orang tadi berubah jadi bisik-bisik yang entah apa topiknya.

Bomin segera beranjak mendekati lantai dance. Sedangkan Minho masih di posisinya. Ia tak peduli apapun yang terjadi di sana. Ia kembali menyalakan ponsel yang seharian ini ia matikan. Ia terbelak kaget saat membaca salah satu pesan masuk dari temannya.

"Misi misi misi," Bomin mencoba membelah kerumunan dan menonton apa yang terjadi.

Dan- waw.

"Hyunjin?"

"Wah.. Dia putra keluarga Hwang kan?"

"Lihatlah, anak keluarga Bang baru saja ditampar putra Hwang,"

"Ada hubungan apa mereka?"

"Mereka pacaran? Bukankah Christopher itu sudah tunangan ya?"

Bomin mendengar setiap bisikan orang-orang di sana. Ia lalu kembali mengalihkan atensinya ke pusat lantai dance. Di mana Hyunjin tengah beradu mulut dengan Chan.

•Bad Boys in Luv• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang