Brak
"Lee Know hyeoongg,"
"Eh, kok sepi?"
Felix, Seungmin, dan Jisung saling memandang heran. Apartemen Minho begitu sunyi. Padahal matahari sudah mulai naik. Seungmin melihat ke dapur, tak ada tanda-tanda kegiatan sarapan. Felix mengecek balkon tempat nongkrong Minho, tapi tidak ada kehidupan di sana. Jisung menoleh-noleh di sekitar ruang TV. Tapi, sungguh tak ada manusia hidup di sana.
"Oh- gais!" Felix dan Seungmin segera ke tempat Jisung karena seruan namja itu.
"Jangan-jangan..."
Pletak
"Kau gila?"
Dengan asal, tangan Felix dan Seungmin menjitak Jisung. Namja Han itu memandang pintu kamar Minho dengan pandangan seperti emot bulgos. Well well, otak Jisung itu sudah berbulan-bulan tidak di bersihkan.
"Yak! Aku belum selesai bicara!" protes Jisung.
Felix dengan malas melagkahkan kakinya ke kamar Minho. Begitupun Seungmin yang berjalan ke kamar Hyunjin. Mereka baru ingat, dua orang itu sangat sulit bangun pagi. Sekali tidur, sungguh seperti orang meninggal.
Jisung yang ditinggal hanya merengut kesal. Ia lebih memilih duduk di sofa dan bermain ponselnya.
Omong-omong, kemarin adalah hari terakhir masa kurungan Minho dan Hyunjin. Hari ini, si Hwang bisa pulang ke mansion dan Minho bisa nongkrong dengan gengnya lagi.
Seungmin dan yang lainnya datang untuk menjemput Hyunjin. Namja Hwang itu sendiri yang minta di jemput. Tapi lihat, bahkan hari semakin siang, dan suara melengking Hyunjin belum terdengar.
Ceklek
"Jin?"
Tungkai Seungmin berjalan mendekati ranjang Hyunjin. Benar saja, namja itu masih terlelap. Ia menggaruk tengkuknya bingung. Bagaimana cara membangunkan Hyunjin? Hyunjin tertidur begitu tenang. Jarang sekali begini.
"Jin, ayo bangun. Katanya mau pulang," ujar Seungmin sembari menepuk pipi Hyunjin dan sesekali menggoyang badan si Hwang.
Sampai- Hyunjin mulai bergerak tak nyaman dan perlahan kesadaran Hyunjin kembali.
"Seungmin? Ah- sudah sampai," ucap Hyunjin tanpa membuka mata. Yah, suara Seungmin kan khas.
"Nah, balik juga nyawanya. Ayo bangun," Seungmin kembali beraksi. Ia menarik tangan Hyunjin, berusaha membuat sahabatnya itu beranjak dari kasur.
Hyunjin sama sekali tidak memberi tenaga pada tubuhnya. Membiarkan tubuhnya ditarik-tarik Seungmin.
"Kau tau sendiri, jika ingin membangunkan ku, jangan gunakan suara malaikatmu yang lebut itu,"
"HWANG HYUNJIN! JIKA KAU MENGGODA SEUNGMIN, KU PASTIKAN HANYA KEPALAMU YANG SAMPAI DI MANSION HWANG!"
Baru saja Seungmin ingin menyahut perkataan Hyunjin, eh- Jisung sudah lebih dulu angkat suara. Telinga Jisung tajem juga. Mungkin karena masih lumayan pagi.
"Ck. Apaan sih, TUPAI DIAM!" balas Hyunjin.
"Heh, udah. Bangun gih. Mandi, siap-siap, trus ayo pulang. Betah di sini?"
Hyunjin terdiam sesaat. Um- betah sih. Tapi kok-
"Ish- nggak betah kali. Gak asik satu atap sama manusia es yang suka sok sibuk sama laptopnya," ujar Hyunjin dan berlalu ke kamar mandi setelahnya.
»»--⍟--««
"Annyeong haseyo, Lee Know nim- eh?"
"Loh kok rame?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•Bad Boys in Luv• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔
FanfictionApa jadinya jika seorang playboy kampus yang juga langganan club malam terkenal Seoul dipertemukan dengan seorang ketua geng ternama Seoul yang dikenal sebagai pangeran es di kampus? Lalu- bagaimana kisah pertemuan itu berakhir? . . . ➷ it's yao...