neves °

2.9K 395 21
                                    

Hujan mengguyur kota Seoul dengan derasnya malam ini. Beruntunglah, Minho dan Hyunjin sampai di apartemen dengan keadaan kering.

Minho sudah selesai membuat dua cangkir coklat panas untuknya dan Hyunjin.

Saat sampai di ruang tamu, ia melihat Hyunjin melamun dengan selimut yang membungkus nya dan ponselnya yang menyala, menampilkan sebuah fotonya dengan Chan.

'Sebegitu cintanya kah Hyunjin dengan Chan?' batin Minho.

"Jangan melamun," ujar Minho sembari menaruh cangkirnya di meja dan mengganti ponsel di tangan Hyunjin dengan secangkir coklat panasnya.

Hyunjin mengerjapkan matanya. Ia bergumam terimakasih dan mulai menyeruput coklat miliknya. Sejenak ia berpikir, cara move on gimana ya? Mendadak lupa. Gini niih kalau gak jadi playboy. Mau move on aja bingung sendiri.

"Ah ne- kamu tidur di kamar ku ya. Kamar sebelah belum dibereskan,"

Hng?

"Emang kamar sebelah kenapa? Trus, hyung tidur mana?" Minho terkekeh. Serius sih. Ini Hyunjin gak tau beruntung atau lagi menang lotre karena bisa liat kekehan Minho exclusive gini selain Felix and- maybe Jeongin too.

Seketika flashback beberapa hari lalu.

"Antri dong tanya nya. Kamar sebelah beberapa hari ini di tempati Jeongin, tapi anaknya udah pindah ke mansion Lee. Dan- santai aja. Aku tidur sini. Sekalian nyelesain tugas dari ayah,"

Hah? Wait- Jeongin?

'Ish- tuh kan. Jeongin lagi. Apa coba hubungan mereka? Ngapain tuuh anak tinggal di sini trus pindah ke mansion Lee? Gak punya tempat tinggal pa gimana si?' kesal Hyunjin.

Minho yang melihat Hyunjin tiba-tiba mempoutkan bibirnya, jadi gemes sendiri. Cipok jangan?

Dan- di sini lah Hyunjin berakhir. Kamar Minho. Sedangkan, pemilik nya beneran tidur di luar. Tapi- kayaknya belom tidur. Yang Hyunjin tau, Minho tadi masuk ke kamar ambil laptop. Mungkin saja sunbae nya itu masih bergelut dengan tugas-tugas nya.

Sialnya, kedua netra Hyunjin juga enggan tertutup. Pikirannya masih melayang. Rasa kesal masih membelenggu hatinya.

Bukan.

Bukan karena Chan.

Kali ini- karena Jeongin yang hidupnya seolah tak pernah keluar dari lingkar Minho. Rasa penasarannya membuncah kala ia mendengar Minho menelepon seseorang yang Hyunjin tau itu Jeongin.

Buat apa coba malam-malam teleponan. Penting juga engga tuh telepon.

"Iiiissh..."

Hyunjin kesal dan kembali bangkit dari posisi tidurannya. Ia hendak mengambil ponselnya. Tapi, baru ingat kalau ponselnya di luar. Dengan malas, ia pun keluar kamar dan mengambil ponselnya yang berada di dekat laptop Minho.

Minho yang sebelumnya sibuk dengan telpon genggam nya, terkejut kala melihat Hyunjin tiba-tiba di dekatnya dan meraih ponsel miliknya. Lalu, pergi dengan wajah cemberut dan bibir kenyalnya yang sekali lagi- ia poutkan. Oh- jangan lupa bagaimana hobaenya itu kembali ke kamar dengan kaki yang dihentak-hentakkan.

Lucu sih. Tapi, bodo amat.

Tipe Minho emang gitu. Dia gak peduli sama siapapun atau apapun. Tolong kecualikan Felix dan Jeongin.

•Bad Boys in Luv• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang