evlewt °

2.6K 339 6
                                    

Ini bukan malam pertama Hyunjin di apartemen Minho. Jadi, tidak ada rasa canggung untuk melakukan banyak hal. Satu-satunya yang menjadi alasan kecanggungan itu ada adalah- Minho yang terkadang memperhatikan dirinya.

Seperti sekarang, Hyunjin hanya ingin menonton televisi dengan tenang. Tapi, Minho terus menatapnya. Membiarkan laptop yang menampilkan halaman e-mail di pangkuannya.

"Bisakah kau berhenti menatap ku dan kerjakan saja pekerjaan mu?" Minho tertawa mendengarnya.

"Kenapa tertawa? Apa yang aneh dariku?"

"Yang aneh itu- kau terlalu imut untuk ukuran namja yang sedang menonton televisi," jawab Minho yang kini mulai mengurus laptopnya.

Wajah Hyunjin menghangat. Entah karena emosi atau menahan amarah.

Suasana pun sunyi. Hanya ada suara dari televisi dan ketikan laptop Minho. Acara yang Hyunjin tonton sudah selesai. Ia memindah-mindah chanel untuk menemukan sesuatu yang menarik ditonton. Apa karena sudah larut, jadi acara-acara begitu membosankan? Hyunjin tidak biasa nonton TV malam-malam. Ia lebih sering bermain di club Bomin.

"Kalau mengantuk, tidur saja,"

Hyunjin menoleh pada Minho yang berujar tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop. "Aku tidak ngantuk. Hanya bosan," ujarnya.

"Hyung,"

Hm?

"Boleh aku bertanya?" Minho menoleh.

"Memang kapan aku melarang mu bertanya? Tanya saja,"

"Itu- kau- benar-benar Lee Know si ketua genk itu?" Oke. Minho sepertinya tertarik dengan topik Hyunjin. Ia melirik Hyunjin yang menatapnya penasaran lalu tertawa.

"Kau pikir itu bohongan? Hahaha,"

"Ck. Aku kan ingin memastikan," ujar Hyunjin kesal.

"Aku tidak memaksa mu untuk percaya,"

Setelahnya, suasana kembali sepi. Hyunjin sudah menghabiskan banyak camilan. Sepertinya ia harus diet setelah selesai dari hukuman ini. Dan Hyunjin mulai mengantuk.

"Selesai," gumam Minho.

Ia menoleh kala merasa bahunya memberat dan mendapati Hyunjin yang tertidur. Ia menatap lekat namja itu. Rasanya rindu sekali melihat pemandangan seorang Hyunjin tidur.

Minho lalu memberesakan laptopnya. Perlahan tanpa ingin membangunkan Hyunjin. Tak lupa ia mematikan televisi yang tengah menayangkan berita. Ia lalu bergerak membawa Hyunjin dalam gendongan bridalnya ke kamar. Hyunjin sempat terusik, namun sepertinya ia terlalu mengantuk dan memilih kembali ke alam tidurnya. Hal itu membuat kekehan Minho kembali keluar.

Ceklek

Minho membuka perlahan pintu kamar tempat Hyunjin tidur. Iya. Mereka gak sekamar.

Entah Hyunjin yang terlalu lelap atau Minho yang terlalu tenang, anak itu tidak terusik sama sekali kala Minho membaringkannya. Hyunjin tidur begitu damai sepertinya. Berbeda dengan terakhir kali namja itu tidur dengannya.

"Perasaanku saja, atau kau memang tambah cantik? Princess. Kkk," ujar Minho pelan dengan terus memandang Hyunjin yang terlelap. Minho jadi tidak ingin beranjak. Jemarinya menyusuri wajah sempurna milik pemuda Hwang itu.

Setelah merasa puas, Minho pun beranjak keluar. Membereskan barang-barangnya dan meletakkannya di tempat semula. Mematikan lampu-lampu utama dan segera masuk ke alam mimpi.

»»--⍟--««

Ting tong

"Ah- salahku. Tidak ngaruh jika menekan bel. Tapi, menelpon Minho hyung juga tidak ngaruh,"

Namja dengan wajah deep nya itu menggaruk tengkuknya bingung. Niatnya ke apartemen Minho untuk memberikan pesanan Minho. Hanya beberapa bahan masakan dan camilan.

Sayangnya, ia lupa. Jika libur begini, Minho akan terlelap lebih lama. Belum lagi, ia yakin pasti semalam begadang untuk kerjaan kantor. Kalau malamnya ia beraktivitas seperti biasa dengan genk, entah kenapa Minho akan bangun pagi. Mungkin pekerjaan kantor membosankan. Pikirnya.

Ceklek

"Oh- Jinyoung? Ku kira kau akan datang lebih siang,"

"Akhirnya keluar juga. Engga hyung, tadi supermarket udah buka. Jadi, sekalian beli belanjaan hyung. Lagian, tadi aku juga beli camilan,"

"Sorry ya, baru bangun,"

"Tau kok, hyung. Mukamu dan suara mu menjelaskannya,"

Jinyoung lalu memberikan sekantung plastik belanjaan Minho dan segera pamit. Minho masuk kembali dan menaruh belanjaan itu di meja makan.

Hoam

"Sepertinya, kembali ke kasur bukan ide buruk," gumamnya.

Ketika melewati pintu kamar Hyunjin, Minho jadi bertanya-tanya apakah anak itu sudah bangun atau belum. Diketuklah pintu kamar Hyunjin.

"Hyunjin-ah, kau sudah bangun?"

Perlu beberapa waktu sampai akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Hyunjin dengan penampilan khas bangun tidurnya yang lucu.

"Eum.. Wae?" tanyanya sembari mengucek mata dan mengumpulkan nyawanya.

Minho meraih tangan yang Hyunjin gunakan untuk mengucek mata. "Jangan dikucek. Mandi gih," Hyunjin mengangguk nurut.

"Setelah mandi, tolong bereskan barang-barang di dapur," Hyunjin mengangguk lagi. Minho lalu berjalan kembali masuk ke kamarnya.

Usai mandi, Hyunjin ke dapur. Pertama kali yang dilihatnya adalah sekantung plastik dari supermarket. Ia lalu menggeledah isinya.

"Yeay, camilan!" serunya pelan.

Hyunjin lalu mulai membereskan barang-barang itu. Menaruhnya di rak-rak yang sesuai. Beberapa masuk ke kulkas. Setelahnya, ia mengambil beberapa camilan dan memakannya sembari menonton televisi dan bermain sosmed.

Fix ini. Hyunjin harus ke gym setelah keluar dari apartemen Minho.

Drrt drrt

Jicuung Han is calling...

"Wae?"

"Hyunjin-ah~ gimana-gimana? Asik hari pertama kemarin? Kkk,"

"Biasa aja tuh," ujar Hyunjin cuek sembari memasukka camilan nya ke mulut.

"Alah.. Gak asik ah, Jin. Oh ya, Minho hyung mana?"

Hyunjin mengendikkan bahunya. Padahal jelas-jelas Jisung tidak bisa melihatnya. "Di kamar kalik,"

"Ooh... Gim-"

"Hyunjin~~"

"Iiih- Felix. Ganggu,"

"Jicung jahad ah. Eh Jin, Minho hyung udah bangun belum?"

"Tadi sih udah. Tapi gak tau kalau sekarang. Kenapa?"

"Gak ada sih. Cuman pengen tolong ingetin. Dia ada konversasi online sama manager divisi-divisi kantor,"

"Oh, oke."

Dan setelahnya hanyalah obrolan-obrolan ala Hyunjin se-genk.













tbc.

•Bad Boys in Luv• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang