thirty two

1.8K 150 39
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote yaaa :)
Happy reading

Selama diperjalanan pulang, pikiran Naya sangat campur aduk. Dimulai dari Noah yang tiba-tiba sakit, bahkan ia belum sempat memikirkan tentang seorang pria yang tadi ia tabrak.

'Kok bisa ya?' Batin Naya masih memikirkan. 'Nanti kalau udah sampe rumah, gue chat Athalah deh.'

Naya melihat sekeliling. Noah sedang tidur, dan Nathan hanya melamun sambil melihat jalanan sama hal nya dengan Naya.

'Apa kak Athalah kembar?' Pertanyaan itu terus terbenak di otaknya. 'Masasih? Kok dia gak bilang gue'

"Kita harus bilang mama soal Noah." Ujar Zidan tiba-tiba.

"You're alright, nanti aja kalau kita udah sampai rumah." Balas Zara menghembuskan napasnya dengan kasar, ia takut jika mamanya marah karena dirinya tidak bisa menjaga Noah.

Naya jadi merasa bersalah juga padahal ia tidak tahu kalau dirinya berbuat salah apa. Dalam hatinya berdo'a supaya tidak ada hal yang tidak diinginkan pada Noah dan hal lainnya.

Nathan melirik Noah yang tidur dengan damainya, bibir tipisnya yang pucat terlihat tersenyum walaupun sedang tertidur. Noah tipikal orang yang tidak pernah sedih, selalu happy, walaupun sedih raut wajahnya tidak terlihat sedih. Ia sangat khawatir dengan kondisi Noah sekarang.

***


Mobil mereka sudah memasuki perkarangan rumah mereka. Sara sudah menunggu didepan teras rumahnya dengan khawatir, karena sedari ia pulang kerumahnya ia merasa feelingnya tidak enak. Zidan memarkirkan mobilnya, setelah itu semua yang ada didalam keluar termasuk Noah yang masih lemas.

Sara menghampiri mereka. "Kalian baik-baik aja kan?" Cemasnya.

Semuanya diam ketika melihat kearah Noah. "Baik kok mah," ucap Noah tiba-tiba dan jelas ia berbohong.

"Noah mama bisa lihat ya. Kamu kenapa sih?" Sara memegang dan mengelus pipi Noah.

"Cuma pusing aja kok mah, mama jangan khawatir." jawabnya tersenyum tipis.

"Mah, kita bicaranya didalam aja." Ujar Zidan karena disini sangat dingin.

Mereka menuju kedalam rumah, dan duduk disofa yang dekat dengan penghangat ruangan. Nathan melepas jaket tebalnya lalu ia duduk disamping Naya.

"Noah kenapa tadi?" Tanya Sara pada Zara langsung.

Zara agak kaget ditanya tiba-tiba tapi ia menjawab. "Noah tadi kelihatan lemes gitu mah, habis itu Noah mimisan." Jelas Zara singkat.

Sara melihat kearah Noah yang juga menatap bingung ke mamanya itu. "Noah jangan makan atau minum es dulu ya, istirahat yang cukup. Kalau Noah merasa tidak enak badan bilang mama, atau bilang yang lainnya, kalau keadaannya memburuk nanti kita periksa ke dokter." Kata Sara sambil mengusap kepala Noah.

"Iya mah, tapi Noah ngga mau ke dokter." Noah merasa trauma jika ke rumah sakit.

"Nah makanya itu, harus jaga kesehatan, ingat kan beberapa hari lagi kalian sekolah?" Kata mamanya itu.

"Oh iya, Nathan ga sabar kesekolah." Ucap Nathan antusias.

"Naya juga. Noah jangan macem-macem dulu deh, lo harus sehat dulu." Kata Naya pada Noah.

"Sure, Noah besok juga sembuh," sahut Noah dengan tinggi hati.

"Ohiya besok kalian bertiga kesekolah baru untuk survei, besok papa yang antar kalian kesana." Sara memberitahu apa yang suaminya bilang kepada anak-anaknya.

Triplets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang