fifty one

486 45 25
                                    

Pukul 7.40 malam dan Noah baru saja terbangun. Yap, ia tertidur sejak matahari mulai tenggelam karena tiba-tiba ia merasa ngantuk. Untungnya ada sofa di rooftop jadi Noah tidak perlu tidur di lantai. Dari siang Noah memang berada di rooftop sambil memantau keadaan acara. Dan sejujurnya ia tidak berani turun kebawah karena Jackson mencarinya.

Seluruh tubuhnya dingin, dan Noah mulai panik karena takut kena hipotermia apalagi ia hanya seorang diri disini, kalau tiba-tiba mati disini tidak ada orang yang tau sebab rooftop ini jarang dikunjungi orang.

Noah menutup erat jaketnya dan memasukkan tanggannya ke kedua saku dijaketnya. Disalah satu saku jaketnya ternyata ada botol kaca berukuran kecil dengan secarik kertas.

'If you felt cold, you can drink this. It can makes you feel warm.'

Noah melihat sekeliling untuk memastikan apakah ada orang disekitarnya, namun tidak ada siapa-siapa. Ia jadi bingung siapa yang menaruh minuman ini disaku jaketnya. Kalau Louis sih tidak mungkin, karena tulisan surat itu terlihat rapih sedangkan tulisan Louis sangat tidak beraturan.

"Inikan alkohol." Kata Noah sambil melihat botol kecil itu. "Tapi gapapa dari pada gue mati kedinginan." Lanjut Noah lagi dan membuka minuman itu lalu meneguknya. Mungkin ia akan terbiasa dengan minuman ini.

Tiba-tiba Noah menepuk dahinya. "Goblok, gue harus lakuin sesuatu sebelum semuanya terlambat." Kata Noah lalu terburu-buru turun dari rooftop.

Noah masih mengingat ucapan Louis tadi. Tujuannya sekarang langsung menuju area panel listrik dimana sumber listrik sekolah ada disana. "Shit! Gue gak tau tempatnya dimana," ucap Noah terengah-engah karena ia baru sampai di lantai dasar ditambah lagi sekarang kepalanya mulai pusing.

Karena Noah tidak mau buang waktu jadi ia langsung pergi kearah kanan, karena feelingnya menuju kesana.

Saat Noah sedang berjalan dikoridor pertigaan, tiba-tiba ia mendengar seperti dua orang sedang berjalan dan berbincang dari arah kanan dan menuju ke arah kiri dari tempat Noah. Sontak Noah merapat ke tembok yang disampingnya ada tiang, jadi tidak akan terlihat. Ia yakin dua orang tadi adalah temannya Jacskon.

Noah mengendap-ngendap mengikuti mereka dari belakang. Hingga disana ada tikungan kearah kiri. Noah yakin disana jalan buntu dan disanalah meter listrik box dan panel listrik berada.

Jadi rencana Jackson itu merusak panel listrik yang tersambung ke panggung dan juga kabel listrik di area event, dan semua itu dia yang rancang. Jika hal itu terjadi maka kabel-kabel yang terhubung akan meledak.

Baru membayangi hal itu saja Noah sudah bergidik takut. Maka ia segera mencari cara untuk mengalihkan kedua orang tersebut supaya Noah bisa mematikan semua aliran listrik sebelum jam 8 malam dan rencana Jackson akan gagal.

Noah melirik jam tangannya ternyata sudah pukul 19.52 itu berarti waktu Noah tinggal delapan menit untuk menggagalkannya.

Sangat kebetulan ternyata disamping Noah ada pintu gudang dengan kunci masi tersangkut. Tanpa pikir panjang Noah membuka pintunya dan masuk kedalamnya sambil menutup pintu tanpa suara.

Disaat Noah membalikan badannya ia melihat seorang tersungkur tidak sadarkan diri dilantai dengan kardus besar menimpa punggungnya. Refleks Noah langsung memindahkan kardus besar dan berat itu dari punggung orang tersebut.

Noah berlutut untuk melihat wajah orang tersebut. "Nathan!" Desis Noah sangat terkejut.

Nathan membuka matanya perlahan saat mendengar seseorang memanggil namanya. Dan ia sangat bersyukur ternyata Noah ada didepan matanya. Saat Nathan ingin bicara, Noah menutup mulut Nathan dan berisyarat untuk tidak berisik, lalu Noah membantu Nathan duduk secara perlahan karena anggota tubuhnya terasa sangat sakit.

Triplets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang