16

5.3K 282 24
                                    

"anii lisa-ya hiks,buka matamu lisa"jennie menangis histeris melihat mata lisa yang tertutup sempurna.

"A-ayo b-bawa lisa unnie ke rumah sakit"yeri yang sedari tadi berdiri di hadapan irene kini menghampiri mereka bertiga.

"Yeri,berhenti"

Yeri berbalik,bertatapan dengan irene yang kini menahan tangannya untuk menolong lisa.

"Tidak usah menolong mereka"ucapan irene sukses membuat emosi yeri memuncak.

"Lepaskan,biarkan aku menolong unnie ku"

Irene sungguh dibuat terkejut,"a-apa k-kau sudah tau?",yeri hanya mengangguk menjawab pertanyaan irene.Yeri tadi tidak sengaja mendengar perkataan irene yang mengatakan bahwa ia adalah adik lisa.

"Kau tega irene unnie"tepat setelah yeri mengatakan itu,air mata Irene turun membasahi pipinya.

"Kau tega telah memisahkan aku dengan unnie kandungku"

"Apa ini yang kau katakan menyayangi aku?"

"Dengan memisahkan aku dengan keluargaku?"

"Dan sekarang kau menahanku untuk menolong unnie ku yang terluka karena ulah mu"

Perlahan tangan irene melemas, melepaskan genggamannya dengan yeri.Sungguh hancur hatinya mendengar ucapan yeri.

"Yeri-ah"

Yeri tak menghiraukan nya,ia melangkah mendekati lisa yang sudah tidak sadarkan diri.
.

.

.

.

.

.

.
Lisa sekarang sudah berada di ICU dirumah sakit yang sama dengan ayahnya.

Rose sedari tadi tidak berhenti menangis di pelukan jisoo,ia tak menyangka bahwa lisa jadi seperti ini.

"Rose-ah berhenti menangis,lisa akan baik-baik saja eoh"ujar jisoo sambil mengusap rambut rose.

"Mianhae,karena irene unnie sudah membuat lisa unnie jadi seperti ini"ucap yeri,ia hanya menunduk,menunggu dokter yang tak kunjung keluar.

"Bukan salahmu yeri-ah"

Tidak lama pintu ICU di buka oleh dokter lengkap dengan pakaian jas nya.Semuanya berdiri, menunggu dokter tersebut menjelaskan keadaan lisa.

"Maaf...."

"Saat ini keadaan pasien kritis.Pasien kehabisan darah, untung saja kalian membawa secepatnya,jika tidak nyawanya tidak akan tertolong"

Semua yang mendengar itu mematung,bahkan rose hampir jatuh jika tidak di tahan oleh jisoo.

"Kami akan terus memantau perkembangan pasien.Saya permisi"

Setelah dokter itu pergi,Yeri lebih dulu melangkah masuk untuk melihat lisa.

Hal pertama yang ia lihat saat masuk yaitu tubuh lisa yang terbaring lemah,wajahnya pucat dan kepalanya sudah terpasang perban.

Yeri berjalan menghampiri nya,duduk di kursi yang berada di samping ranjang lisa,ia menggenggam tangan lisa.

"U-unnie"

"Buka matamu unnie hiks"

"A-apa kau tidak merindukan ku?"

"Bangunlah,peluk aku unnie"yeri menunduk,menaruh keningnya ditelapak tangan lisa.

Tidak lama kemudian ia mengangkat kembali kepalanya,kepalanya tiba-tiba terasa sakit.

"Aku sangat menyayangi unnie"

"Aku ingin selalu berada di samping unnie"

"Aku tidak ingin berpisah dari unnie"

"Unnie adalah unnie terbaik untukku"

Ucapan itu.

"Akhh"Yeri memegang kepalanya,sudah sedari tadi ia menahan sakit dikepalanya,ucapan itu.Ia mengingat semuanya.

Saat kecelakaan itu yeri mengalami amnesia karena benturan keras pada kepalanya,sehingga itu juga menguntungkan bagi irene.Yeri tidak mengingat semuanya,bahkan ia melupakan namanya,dan irene memberitahunya nama lain.

Tapi,saat ini,detik ini juga,ia mengingat moment demi moment yang sempat ia lupakan.

Seseorang secara tiba-tiba membuka kasar pintu ruangan itu,diikuti tiga gadis yang tak lain adalah jisoo,jennie,dan rose.

Seseorang itu berlari menghampiri lisa, menggenggam tangannya sesekali mencium.

Ia beralih melihat yeri,"Lita".

"A-ah mianhae"Ibu lisa menggeleng saat mengingat bahwa lita sudah tiada.

"Eomma?"
.

.

.

.

.

.

.
"Kau tega irene unnie"

Saat ini,irene berada di ruang tamu,duduk dengan tatapan kosong.Memikirkan jika nanti yeri akan meninggalkan nya.

Kemudian,irene mengambil kunci mobilnya dengan kasar,ia akan menyusul yeri.

Setelah cukup lama ia terbengong,ia sadar.Irene tak mau lagi kehilangan yeri.Sudah cukup ia kehilangan adiknya dulu.

Air matanya tak berhenti mengalir,ia tak sanggup jika yeri akan meninggalkan nya.Tidak perduli dengan pengendara lain,irene melaju dengan kencang.

Bahkan ia menerobos lampu merah,ia tidak menyadari jika sebuah truk sudah melaju kencang dan siap menghantam mobil miliknya.

Brakkk...

Kecelakaan itu terjadi,irene tidak dapat menghindari nya.Tubuhnya berlumuran darah,dadanya terasa sesak.Hanya satu yang ia ingat.

"Yeri-ah"

----
Nah loh...
Vote and komen kawan-kawan❤

Ehe'🙉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lalisa ManobanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang