Bab 1

16.5K 484 10
                                    

Hari ini pas dua bulan setelah aku lulus kuliah dan belum juga mendapatkan pekerjaan walaupun sudah mengirim surat lamaran kerja kemanapun sampai aku lupa kemana saja. Ayahku sudah menawariku untuk bekerja di kantornya tapi aku menolaknya bukannya karena aku tidak mau tapi aku ingin orang-orang tidak memandangku sebelah mata, aku ingin mencoba mandiri dan mencari pengalaman dikantor orang lain sebelum aku yang akan meneruskan usaha Ayahku ini.

 Jam sudah menunjukan pukul 9 dan tiba-tiba handphoneku berbunyi.

Tumben sekali ada yang menelephoneku pagi-pagi gini, ujarku dalam hati.

 “selamat pagi, apa benar ini dengan mbk Najwa Latif? Saya Tita dari putra dinamik drilling Indonesia.” Hampir saja aku tersentak kaget.

“iya, saya sendiri.” Sahutku.

“mbk Najwa bisa datang jam satu siang ini ke kantor buat interview?” lanjutnya lagi disebrang sana.

“ammm, bisa banget mbk jam satu siang inikan?” jawabku deg-degan.

“iya mbk, nanti langsung bertemu aja dengan saya Tita ya mbk.”

“baik mbk, terima kasih.”

“ditunggu ya mbk, selamat pagi.” Sesaat aku hanya terbengong, akhirnya aku dipanggil juga buat interview.

Sangking gembiranya aku tidak sadar kalau aku sedang berlompat-lompat diatas kasurku yang berukuran king size, hehehe.

“duh kaya anak kecil aja aku ini, lompat-lompat diatas kasur.” Ucapku sendiri, untuk tidak ada yang melihat.

Jam memang masih menunjukan pukul 11 tapi aku sudah siap dan rapih dengan kemeja dan rokku. Lebih baik aku datang lebih cepat dari pada aku terlambat, deg-degan sih tapi aku harus yakin pasti aku bisa.

“bun..bunda.” panggilku untuk berpamitan dan sekalian minta doa restu karena setauku doa ibu lebih cepat dijabah.

“loh, kamu ko rapih banget mau kemana?” Tanya bunda bingung.

“hehehe, iya bun tadi aku dapet telephone dari putra dinamik drilling untuk interview.” Aku terdiam sebentar untuk menarik nafas karena jantungku berdebar cukup cepat, grogi kali ya.

“bun, doain Najwa ya biar semuanya lancer.” Lanjutku.

“bunda pasti doain kamu nak, semoga semuanya lancer ya sayang.”

Lalu aku langsung berpamitan dengan bunda dan pergi dengan mobilku.

Sesampainya dikantor itu sudah hampir jam satu karena tadi kejebak macet tapi untung tidak telat. Tanganku sedikit gemetar dan basah ditelapak tangannya sebelum aku mengetuk pintu yang diberi tau mbk Tita tadi.

Tok tok tok.

“masuk.” Suara yang sedikit menyeramkan buatku, membuat jantungku berdebar lebih cepat.”

“selamat siang, saya Najwa Latif pak.” Ucapku sambil mengulurkan tanganku.

“silahkan duduk.” Aku berusaha menarik kursi yang ada didepanku.

“kamu baru lulus ya?” lanjutnya lagi setelah aku duduk dan sambil dia melihat lembaran profile yang pernah aku kirim.

“iya pak, hampir dua bulan.” Jawabku.

Sempat terjadi keheningan sesaat selama si bapak melihat-lihat profile kuning dihadapannya, mungkin selama keheningan itu terjadi si bapak juga dapat mendengarkan degupan jantungku yang sangat cepat ini.

Setelah semua pertanyaan yang bapak itu berikan dan jawaban yang menurutku itu sudah tepat sasaran dia tersenyum.

“selamat kamu diterima di perusahaan kami sebagai sekertaris dan kamu dapat mulai minggu depan.” Sambil berjabatan tangan.

“oh ya saya akan memperkenalkan kamu dengan sekertaris kita yang lama dan selama tiga minggu kamu bisa belajar dengan dia.” Lanjutnya sambil berjalan menuju meja sekertaris yang dia maksut.

Aku melihat ada seorang wanita muda yang mungkin hanya beda satu atau dua tahun dariku. Wanita itu sangat cantik dan manis senyumnya.

“hi, saya Najwa.” Sambilku ulurkan tanganku.

“saya Pricilla, selamat datang dan bergabung di perusahaan kami.” Ujarnya dengan penuh senyum yang manis.

Setelah berkenalan, si bapak itu berjabatan tangan denganku untuk menyelamatiku dan mengingatkanku kalau minggu depan aku sudah bisa bekerja.

“sorry hari ini kamu tidak bisa saya kenalkan degan bos kamu karena beliau sedang ada urusan diluar kota, mungkin besok beliau akan kembali.” Katanya sebelum meninggalkanku.

Tidakku sangka aku diterima di perusahaan minyak di Jakarta dan jabatanku sebagai sekertaris. Doaku hanya satu semoga bosku ini tidak seperti monster.

Dia dari perjodohanku dan jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang