BAB 19

6K 234 13
                                    


MAAF YA BARU BISA UPDATE, LAGI BANYAK TUGAS YANG LAIN DAN BELUM BISA PEGANG CERITA INI SAMA SEKALI. MUNGKIN NEXT UPDATE JUGA BAKALAN LAMA LAGI TAPI PLEASE JANGAN BOSEN NUNGGU LANJUTAN CERTIA AKU YA :)

HAPPY READING GUYS...

Belum sempat kita masuk kedalam toko ice cream, tiba-tiba ada tangan besar yang menarik tangan Abby lalu beralih ke kerah kemeja Abby dan langsung memberikan satu pukulan keras kebagian sudut bibirnya. Alhasil sudut bibir Abby sobek dan mengalir darah segar.

BUUGGGHHHH...

Abby terhuyung jauh ke belakang dan jatuh karena tidak siap menerima tinju dari seseorang, aku sendiri masih berdiri terpaku di tempat atas kejadian yang baru saja terjadi.

Orang yang baru saja meninju Abby mendekat kearahnya dan menarik kembali kerah kemeja Abby lalu satu tinjuan yang diarahkan ke wajah Abby sudah berada di udara tinggal melayangkan tinjuannya lagi. Tapi untungnya kesadaran ku kembali setelah mendengar kegaduhan yang berada di sekeliling kami saat ini, sudah banyak orang yang berkumpul tetapi tidak ada satupun dari mereka yang ingin membantu melerainya. Malah ada beberapa anak remaja laki-laki bertaruh atas perkelahian sepihak ini, siapa yang akan menang di antara Abby dan satu pria yang tiba-tiba saja datang dan membuat keributan.

Aku berjalan kearah dua pria yang sedang beradu pandang dengan tatapan yang sangat penuh kebencian satu sama yang lainnya. Jarak ku dengan dua pria itu tinggal beberapa langkah lagi tetapi aku masih belum bisa melihat siapa orang yang berada di atas tubuh Abby sekarang yang tadi meninjunya.

Berjalan lebih mendekat lagi, lagi dan lagi. Dan akhirnya aku bisa melihat wajah pria itu yang meninju Abby tadi. Pria itu adalah...

"Ya Tuhan!" kagetku sambil menutup mulutku setelah melihat siapa pria itu sebenarnya. Entah aku harus merasa sebal, marah, malu, takut atau yang lainnya tapi kenapa dan bagaimana pria ini bisa ada disini sekarang? dan kenapa pria ini malah meninju Abby seenaknya. 'Ya Tuhan kenapa kau ciptakan sosok yang sangat tampan wajahnya tetapi kau tidak karuniai pria ini hati yang setampan wajahnya.' Keluhku dalam hati, Tuhan memang adil.

"Sudah berhenti dan berdiri sekarang juga!" geramku pada dua pria bodoh di depan ku. Tetapi mereka berdua sama sekali tidak mengubris ucapanku barusan. 'Sabar Najwa kamu masih berada di depan umum, masih punya malukan?' ucapku dalam hati untuk menangkan emosiku.

"Okay kalau kalian tidak mau mendengarkan ku... Aku akan panggilkan sequrity sekarang juga, agar masalah kalian lebih di persulit dan mungkin kalian juga akan menghadap... POLISI!" jelasku sambil membuat semua kalimatku seperti mendramatisir dan tak lupa penekanan pada kata polisi.

Tetapi mereka masih tidak menggubris apa yang ku katakan dan hasilnya satu bogeman mentah mendarat lagi di pipi Abby, tetapi sampai sekarang Abby sama sekali tidak ingin membalas. Entah memang Abby yang lemah atau pria itu yang sangat kuat, entahlah.

Aku sudah lelah melihat mereka yang sedang mengadu kekuatan, sekarang aku hanya bisa berdiri dan melihat sampai mana mereka akan bertahan.

Tetapi tak lama kemudian datang beberapa sequrity dan langsung melerai mereka berdua, pria-pria yang selalu beradu otot. Setelah mereka dilerai oleh beberapa sequrity disitulah aku baru bisa melihat wajah Abby yang di penuhi oleh darah dan lebam lagi. Dan para sequrity langsung menarik mereka keluar dari kerumunan banyak orang yang tadi sedang menonton perkelahian gratis antara dua pria tampan di depan umum dan di dalam mall.

Sebenarnya aku lelah dan ingin pulang ke hotel, tetapi ada rasa tidak enak jika tidak membantu mereka keluar dari kantor sequrity. Apalagi pria itu yang tadi memukuli Abby dengan seenak dengkulnya adalah bosku dan Abby hari ini sudah berbaik hati mau menemaniku berbelanja.

Dia dari perjodohanku dan jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang